Wednesday, December 31, 2014

'Sitor Situmorang: Biografi Singkat 1924-2014' Ungkap Sisi Lain si Raja Usu


http://images.detik.com/content/2014/12/31/1059/182439_sampulsitordlm.jpg

Mengenang Kepergian 'Raja Usu'

Tia Agnes Astuti - detikhot
Rabu, 31/12/2014 18:21 WIB
Jakarta - Sitor bukanlah nama aslinya. Ia bernama Raja Usu. Sitor mengisahkan bahwa nama Sitor itu muncul dari kekesalan Nena, kakak perempuan pengasuhnya, karena merasa selalu disusahkan oleh kesenangannya lari menjelajah memutari desa.

Di hadapan teman-temannya, Nena jengkel dan bilang adiknya itu 'nar pitor-pitor' saja. Sejak itulah nama Raja Usu tidak pernah dipakai lagi. Kawan-kawannya pun lebih menyukai memanggilnya 'Si Pitor'. Guru di sekolah dasarnya pun membakukan nama tersebut di rapor dan memanggilnya 'Sitor'.

Kisah nama Sitor tersebut diceritakan dalam biografi singkat yang ditulis oleh JJ Rizal. Buku yang berjudul 'Sitor Situmorang: Biografi Singkat 1924-2014' setebal 103 halaman itu dirilis Rabu (31/12/2014) di Galeri Nasional, Jakarta Pusat.

Bertepatan dengan hari terakhir jenazah Sitor di Jakarta sebelum dikebumikan di kampung halamannya di Harianboho, Tapanuli Utara, Sumatera Utara. Tak hanya menceritakan mengenai masa kecil Sitor, namun biografi tersebut juga mengungkap sisi lain dari Raja Usu.

Dibagi dalam tujuh bab, buku tersebut awalnya menceritakan mengenai sejarah dari nenek moyang dan ayah Sitor yang merupakan kepala adat di kampungnya. Serta perjalanan Sitor menempuh pendidikan di Balige dan Sibolga. Kemudian, masa-masa ketika Sitor merantau ke Batavia dan mulai membuat impian pergi berkelana ke seluruh penjuru dunia.

Berprofesi sebagai jurnalis pun dilakoni Sitor. Di usianya yang ke 23-24 tahun, Sitor mendapati dirinya di tengah revolusi sosial di Sumatera sebagai pengamat yang terlibat dan memihak. Dikutip dari biografi 'Sitor Situmorang: Biografi Singkat 1924-2014', sejarawan Anthony Reid menyebut Sitor sebagai saksi sekaligus pelaku perubahan sosial yang paling menyeluruh dalam revolusi Indonesia dan masa setelah kemerdekaan.

Hingga perjalanan Sitor memimpin Lembaga Kebudayaan Nasional (LKN) dan dipenjara di Salemba pada masa Orde Baru. "Sitor adalah pahlawan kebudayaan, ironisnya sampai sekarang namanya belum mendapat pengakuan," ucap penulis biografinya JJ Rizal kepada detikHOT baru-baru ini.

JJ Rizal terlibat dengan sosok Sitor Situmorang sejak menggarap skripsi sarjana-nya di Jurusan Sejarah, Universitas Indonesia. Dari obyek penelitian, Rizal dan Sitor menjadi intens bertemu dan akrab.

"Sitor melampaui sastrawan di masanya. Ia produktif menulis dan setelah pulang dari negara-negara itu, karya-karya terbaiknya keluar," ungkapnya.

0 komentar: