Monday, October 12, 2020

Menggugat Kebenaran

Beberapa waktu yang lalu, saya mendapat SMS dari salah seorang  teman. SMS-nya singkat dan memberikan pesan  yang kabur padaku. Dia mengatakan, 2+2  hasilnya bukan empat lagi. Membaca pesan singkat ini semakin membuat aku  tak karuan berpikir. Hitungan matematis semenjak dulu, bahwa 2 + 2 sama dengan empat. Lalu mengapa hari ini digugat melalui SMS dan yang menggugat adalah orang yang biasa aja dan bukan ahli matematika?  Kalau seorang ahli matematika yang menggugat, saya melihatnya sebagai hal yang biasa tetapi karena yang menggugat adalah seorang yang biasa maka hal itu dilihat sebagai sesuatu yang luar biasa.


Selang beberapa menit kemudian, dia mengirimkan SMS lagi, bahwa kebenaran tidak sama dengan kebenaran karena kebenaran sedang dipermainkan. Seperti 2 + 2 tidak sama dengan empat lagi, demikian kebenaran sebagai sebuah fakta masih bisa digugat oleh para penggugat sesuai dengan maksud dan tujuan penggugat itu. Ketika membaca dan merenungkan bahkan melihatnya dalam terang filosofis, sadar atau tidak sadar, banyak di antara kita yang sedang mempermainkan kebenaran. Bahwa kebenaran sebagai  sebuah fakta yang merupakan bukti otentik dari sebuah peristiwa dikesampingkan demi sebuah tujuan tertentu, yakni menyelamatkan diri dari jeratan kesalahan yang dituduhkan padanya.
Kebenaran pada masa ini menjadi sebuah “permainan” bagi segelintir orang yang menamakan diri sebagai pemangku kepentingan. Atas nama kepentingan pribadi dan kelompok yang seharusnya terjerat dalam kesalahan tetapi masih mencari celah untuk berkelit. Tetapi seberapa jauh, kelompok ini berkelit? 

 

Dalam dunia yang penuh dengan transparansi, mengungkap sebuah fakta kebenaran didukung oleh banyak hal terutama bukti-bukti  otentik yang menjadi dasar untuk melegitimasi sebuah kebenaran yang diperjuangkan. Semakin orang berkelit dan memutarbalikan fakta, pada saat yang sama kebenaran akan terus mengejar. Apakah nurani masih memperlihatkan kejernihan batin untuk mengatakan benar sebagai yang benar dan salah sebagai yang salah?
Hampir setiap waktu, nurani kita terasah untuk melumat nilai-nilai kebenaran dan bahkan kita diharapkan  sebagai penjaga nilai-nilai kebenaran.  Nurani seseorang  terasah secara baik dan selalu berpihak pada kebenaran. Namun ketika  berhadapan dengan realitas maka kebenaran bisa dikebiri demi sebuah jabatan dan popularitas diri. Karena itu kebenaran belum tentu benar bila diramu oleh tangan sang penguasa atau mereka yang memegang tampuk kepemimpinan. Mari belajar untuk mengatakan yang benar dengan nurani yang bening.***(Valery Kopong)

 

 

Friday, October 9, 2020

Kuat Kuasa Allah

Hari ini kita mendengarkan bacaan Injil yang menyatakan kuasa Allah yang dinyatakan dalam diri Tuhan kita Yesus Kristus.Tidak ada yang bisa "blok" kuat-kuasa Allah kalau Allah sudah bertindak.Kita yakin bahwa setan-setan dan roh-roh jahat ditaklukkkan oleh kuat-kuasa Allah. Kita ngak perlu ragu akan kuat-kuasa Yesus,walau ada yang meragukannya, bahkan ada yang mengira kuat kuasa Yesus berasal dari kuasa Beelzebul.Keyakinan iman kepadaNya sangat dibutuhkan bagi kita yang mau melihat kuat kuasa Tuhan Yesus.Kuat kuasa Tuhan Yesus akan dinyatakan tepat pada waktunya.That is why, we should come and surrender in the power of Jesus Christ, if the power of the devils attack us. 

Krisis iman dan cinta serta identitas diri merupakan ciri-ciri bahwa kuasa roh jahat telah menghantui kita.Krisis iman dan cinta serta identitas diri akan membawa kehancuran kehidupan kita.Maka,satu-satunya jalan menyelamatkan diri dari krisis iman dan cinta serta identitas diri adalah kita hendaknya membuka diri terhadap kuat-kuasa Tuhan Yesus,kita membiarkan kuat-kuasa Tuhan Yesus merajai hati kita. 


Dengan rahmat pembabtisan yang telah kita terima, diteguhkan dalam sakramen krisma dan ekaristi, atas namaNya kita diutus untuk menjadi perpanjangan tangan Tuhan Yesus untuk  mengalahkan kuasa setan dan roh-roh jahat.  In the power of Jesus Christ, we will conquer the power of the devils.
(Inspirasi : Lukas11: 15-26, 09 Oktober,Suhardi )

Thursday, October 8, 2020

Allah Itu Baik

 Seringkali kita mendapat pesan dari orang lain, "Mari kita berdoa dan berusaha." Artinya, selain kita  berdoa, kita berusaha melakukan sesuatu sesuai dengan doa-doa kita itu.Misalnya,kita berdoa minta kesembuhan kepada Tuhan, maka kita berusaha melakukan sesuatu untuk proses penyembuhan itu.Kita berusaha makan dan minum yang baik, bertemu dengan dokter, lalu minum obat yang diberikan dan lain-lain.Usaha ini tentu dilandasi oleh sikap rendah hati dan keyakinan iman kepada Sang Empunya Kehidupan,biarlah rencana dan kehendakNya yang terjadi.Karena kita yakin bahwa Allah itu baik.Allah akan memberikan yang terbaik dan terindah bagi kita pada waktunya yang tepat.

 Bacaan Injil hari ini mengandung pesan perintah, "Mintalah,carilah, ketoklah." Lalu kalimat berikutnya adalah jawaban atas perintah itu : 


" Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat, dan setiap orang mengetok, baginya pintu dibukakan" Di sini dibutuhkan keyakinan iman dan sikap kerendahan hati bahwa setiap apa yang kita minta,kita cari dan kita ketok, akan terjawab oleh Allah. Kita bersyukur bahwa jawaban dari Allah itu tepat dengan apa yang kita minta kita cari,kita ketok, tetapi ada saatnya apa yang kita minta,kita cari, kita ketok itu berbeda  dengan apa yang kita kehendaki.Tetapi, kita yakin bahwa jawaban dari Allah itu adalah jawaban yang terindah dan terbaik,maka kita ngak perlu putus asa,kecewa bahkan protes sama Tuhan.
(Lukas11:5-13, 08 Oktober, Suhardi)

Wednesday, October 7, 2020

Ajarilah Aku Berdoa

Para murid telah tinggal dan hidup bersama dengan Yesus beberapa tahun. Tentu saja, mereka tahu betul apa yang disabdakan dan dibuat oleh Yesus. Yesus makin populer dengan apa yang disabdakan dan dibuat serta makin banyak para pengikutNya. .    

Dalam peringatan wajib Maria Ratu Rosario hari ini bacaan Injil mengisahkan para murid yang  meminta kepada Yesus untuk mengajari bagaimana cara berdoa.Tentu saja hal ini bukan sebuah permohonan yang menarik.Mengapa para murid tidak meminta kepada Yesus untuk mengajari cara mengusir setan dan roh-roh jahat serta meminta Yesus mengajari bagaimana cara membuat mukjijat, sehingga mereka bisa sepopuler dengan Yesus.Bukankah hal-hal yang luar biasa lebih disenangi orang.


Para murid justru meminta kepada Yesus untuk mengajari bagaimana cara berdoa.Apakah hal ini hanya sebuah tradisi aja dimana Yohanes mengajari cara berdoa, maka Yesus pun wajib mengajari cara berdoa.Tentu saja, hal itu bukan sebuah alasan utama mengapa para murid meminta kepada Yesus mengajari bagaimana cara berdoa.Para murid tahu betul bagaimana tantangan demi tantangan yang dihadapi oleh Yesus. Dan setelah Yesus berdoa, Yesus selalu mampu melaksanakan tugas perutusanNya dengan baik dan mampu menghadapi tantangan demi tantngan karya pewartaanNya tentang Kerajaan Allah. Dan hal inilah yang mau diteladani oleh para murid Yesus. Dan Yesus mengajarkan keoada mereka sebuah DOA AGUNG, YAITU DOA BAPA KAMI.
(Inspirasi : Lukas 11:1-4, 07 Oktober, Suhardi )

Tuesday, October 6, 2020

Bekerja dan Berdoa

Sibuk terkadang menjadi alasan seseorang untuk tidak  bisa bercengkerama dengan sesama, bahkan dengan Tuhan.Entah sibuk dalam arti bekerja atau sibuk dalam arti pelayanan.Sibuk bukan sesuatu yang ngak baik.Sesibuk apapun kalau disertai dengan semangat rohani.It is ok. Bacaan Injil hari ini menceritakan dua tokoh wanita yang menunjukkan perbedaan prioritas ketika berhadapan dengan Yesus.Martha sibuk melayani Yesus, mungkin siapkan roti,siapkan anggur atau hal yang lain. Sementara Maria justru hanya mendengarkan Yesus, bercengkerama dengan Yesus.Maria merasa bahagia dengan kedatangan tamunya,Yesus. Ia merasa nyaman.She feels comfortable before Jesus.She only enjoys listening to the Jesus'words and His teachings. 

Ketika Martha protes terhadap Yesus tentang Maria,yang hanya duduk-duduk aja, Yesus justru berpendapat bahwa Maria telah memilih hal yang terbaik
 Di sela-sela kesibukan kerja/pelayanan, ada saatnya memang kita perlu seperti Maria.Dalam keheningan hati, kita berdoa di hadapan Yesus, bercengkerama denganNya dalam keheningan bathin.Di sinilah kita menemukan kekuatan untuk melaksanakan pekerjaan/pelayanan kita.Kita membaca Kitab Suci, kita berdoa pribadi dan bermeditasi, kita merayakan ekaristi, itulah saat kita bercengkerama dengan Yesus, mendengarkan FirmanNya, menyambut kehadiran Yesus dengan hati yang bahagia dalam rupa tubuh dan darahNya.


ORA ET LABORA hendaknya menjadi pegangan kehidupan kita.
(Inspirasi: Lukas 10:38-42, 06 Oktober, Suhardi)

Berbuat Baik

 Pada suatu hari saya naik sepeda motor varioku secara pelan-pelan. Saya mau pergi menuju rumah.Ternyata, dalan perjalanan naik sepeda motorku itu, tiba-tiba bensin sepeda motorku habis.Terpaksa aku harus turun dari sepeda motorku, lalu aku mendorong sepeda motorku dengan bercucuran keringat.Aku lihat kanan kiri jalan, ternyata tidak ada toko penjual bensin.Lalu aku lanjutkan mendorong sepeda motorku.Setelah saya mendorong sepeda motorku lima ratus meter, tiba-tiba ada seorang pemuda menawarkan bantuan kepadaku.Dia bertanya , 'Kenapa Pak ? "
"Aduh dik,kehabisan bensin.Saya tidak periksa isi bensinnya.Ternyata udah habis," kataku. "Boleh saya bantu Pak", kata dia. "Oh ya, terima kasih", kataku kepadanya. Lalu aku naik sepeda motorku dan sang pemuda itu mendorong sepeda motorku dari belakang dengan kakinya.Sang pemuda itu mendorong sepeda motorku sampai di pom bensin.Aku merasa lega, karena aku tidak mendorong lagi.Aku tidak bercucuran keringat lagi.Lalu saya katakan kepadanya, " Terima kasih dik." " Sama-sama Pak,"  sahutnya. Lalu sang pemuda itu meninggalkan aku. 

 Aku tak kenal dia.Dia tak kenal aku. Aku juga tidak bertanya siapa namanya, agamanya apa, dari suku apa, apa warna kulitnya.Dia pun juga ngak bertanya-tanya tentang diriku,apa status sosialnya atau rakyat biasa . Semuanya terjadi secara spontan. Itulah kebaikan dan belas kasih yang tulus. Aku telah merasakan kebaikan dan belas kasih dari sesamaku. Saya yakin itu adalah belas kasih dan kebaikan Allah yang dinyatakan lewat sang pemuda tadi. Sang pemuda tadi menyatakan kebaikan dan belas kasih kepadaku sebagai wujud belas kasih dan kebaikan kepada  Allah.

Aku telah merasakan belas kasih dan kebaikan Allah dan sesama. Dan sudah berapa  ratus,  berapa ribu dan berapa juta aku telah merasakan kebaikan dan belas kasih Allah dan sesama. Maka, aku pun hendaknya berbuat baik dan berbelas kasih terhadap Allah dan sesamaku. Dalam hidupku aku berprinsip, " Jangan berhenti berbuat baik dan berbelas kasih walau hanya kebaikan dan belas kasih yang sederhana dan kebaikan serta belas kasih yang kita buat itu ditanggapi dengan berbagai macam  pendapat.


Yesus mengharapkan kepada kita untuk berbuat baik dan memancarkan belas kasih Allah kepada sesama.
( inspirasi : Lukas 10:25-37 ,  05 Oktober, Suhardi )

Thursday, October 1, 2020

Doa Rosario

 

Setiap tanggal 1 Oktober, bangsa Indonesia memperingati hari kesaktian Pancasila. Pada tanggal yang sama, di awal bulan Oktober, Gereja Katolik memasuki bulan Rosario. Di bulan Rosario ini, umat Katolik diharapkan untuk melantunkan doa-doa Rosario untuk pelbagai intensi. Mengapa bulan Oktober ditetapkan sebagai bulan Rosario oleh Gereja? Dalam sejarah masa lampau, tepat pada tahun 1571 terjadi pertempuran di Lepanto, di mana negara-negara Eropa diserang oleh kerajaan Ottoman yang menyerang agama Kristen. Ada ancaman genting saat itu  dan bahwa agama Kristen terancam akan punah di Eropa.  

Jumlah pasukan Turki telah melampaui pasukan Kristen di Spanyol, Genoa dan Venesia. Menghadapi ancaman ini, Don Juan (John) dari Austria, komandan armada Katolik, berdoa rosario memohon pertolongan Bunda Maria. Demikian juga, umat Katolik di seluruh Eropa berdoa rosario untuk memohon bantuan Bunda Maria di dalam keadaan yang mendesak ini. Pada tanggal 7 Oktober 1571, Paus Pius V bersama- sama dengan banyak umat beriman berdoa rosario di basilika Santa Maria Maggiore. Sejak subuh sampai petang, doa rosario tidak berhenti didaraskan di Roma untuk mendoakan pertempuran di Lepanto. Walaupun nampaknya mustahil, namun pada akhirnya pasukan Katolik menang pada tanggal 7 Oktober. Kemudian, Paus Pius V menetapkan peringatan Rosario dalam Misa di Vatikan setiap tanggal 7 Oktober. Kemudian penerusnya, Paus Gregorius XIII, menetapkan tanggal 7 Oktober itu sebagai Hari Raya Rosario Suci.

Melihat sejarah, mengenang campur tangan Bunda Maria dalam situasi genting. Dalam kondisi yang serba kritis, kehadiran Bunda Maria menjadi penawar jalan perubahan. Kitab suci telah memperlihatkan kehadiran Bunda Maria dalam setiap momentum kritis dan pada saat itu, Bunda Maria berperan aktif untuk menyampaikan sebuah kondisi terpuruk pada Yesus. Masih ingatkah kita akan peran Bunda Maria pada pesta perkawinan di Kana? Ketika menghadiri pesta perkawinan di Kana bersama Yesus, Bunda Maria tidak saja menempatkan diri sebagai  tamu undangan biasa tetapi juga membangun kepekaan sosial dengan tuan pesta yang sedang mengadakan pesta.

Dalam konteks masyarakat Yahudi waktu itu, yang bisa menentukan kualitas pesta adalah ketersediaan minuman yang cukup dan apabila tuan pesta kehabisan anggur pada saat perayaan pesta maka itu dilihat sebagai hal yang memalukan. Bunda Maria memahami situasi ini dan tidak ingin agar tuan pesta larut dalam kecemasan dan rasa malu. Inisiatif Bunda Maria untuk berani melihat kekurangan tuan pesta dan berani menawarkan jalan penyelamatan. “Mereka kekurangan anggur.” Inilah penggalan informasi dari Bunda Maria untuk disampaikan kepada Yesus. “SaatKu belum tiba,” jawab Yesus singkat. Tetapi karena dorongan Bunda Maria semakin kuat maka Yesus tampil untuk mengadakan mukjizat pertama, mengubah air menjadi anggur.

Memaknai bulan Rosorio, tidak lain adalah memaknai keterlibatan Bunda Maria dalam setiap situasi sulit.  Di tangan para umat Katolik tergenggam untaian Rosario dan sambil mendaraskan doa-doa Rosario, menyelipkan intensi khusus agar Bunda Maria bisa menyampaikan keinginan kita pada Yesus, Sang Penyelamat. Dengan berdoa Rosario, kita juga sedang memaknai kisah peristiwa iman, mulai dari inkarnasi sampai dengan peristiwa kebangkitan Yesus dari alam maut.

“Doa Rosario adalah salah satu doa Kristiani yang sangat Injili, yang intinya adalah renungan tentang Kristus. Sebagai doa Injil, Rosario dipusatkan pada misteri inkarnasi yang menyelamatkan, dan memiliki orientasi Kristologis yang gamblang. Unsurnya yang paling khas adalah pendarasan doa Salam Maria secara berantai. Tetapi puncak dari Salam Maria sendiri adalah nama Yesus. Nama ini menjadi puncak baik dari kabar/salam malaikat, "Salam Maria penuh rahmat, Tuhan sertamu," maupun dari salam ibu Yohanes Pembaptis, "Terpujilah buah tubuhmu" (Luk 1:42). Pendarasan Salam Maria secara berantai itu menjadi bingkai, dimana dirajut renungan atau kontemplasi atas misteri-misteri yang ditampilkan lewat Rosario.” (Paus Paulus VI, Anjuran Apostolik Marialis Cultus, 2 Februari 1974, 46)

Bunda Maria berperan penting dalam situasi sulit. Ia hadir untuk mengubah kecemasan manusia menjadi harapan yang nyata, seperti yang terjadi pada pertempuran di Lepanto. Ketika dunia cemas akan kepunahan para pengikut Kristus karena serangan orang-orang bersenjata, Bunda Maria telah menyampaikan kecemasan itu pada   Yesus dan diubah menjadi sebuah harapan yang baik. Dalam bulan penuh rahmat ini, kita diajak untuk merenungkan seluruh perjalanan hidup dan keterlibatan Bunda Maria, kiranya Bunda Maria senantiasa menemani kita sepanjang ziarah hidup ini.***(Valery Kopong)

 

 

Tuesday, September 29, 2020

Nama Adalah Tanda

 

Pada hari Sabtu, 26 September 2020 merupakan hari bahagia bagi Bapak Panut karena setelah melewati perjuangan panjang, ia telah mencapai titik awal untuk hidup secara baru yang ditandai dengan peristiwa pembaptisan secara Katolik. Baginya, pilihan ke Katolik merupakan suatu kesadaran iman yang kuat dan pilihan itu dilewati dengan mengikuti bimbingan yang selama ini diikutinya. Menjadi seorang Katolik melewati proses panjang dan di sini seseorang diuji, seberapa jauh tingkat keseriusan dalam menentukan sikap untuk menjadi pengikut Kristus.

Dalam homilinya, Romo Sulis memberikan pemahaman tentang pokok iman yang harus dihayati dan juga tentang gambaran Bapa yang ada dalam kitab suci. Menurutnya, Allah digambarkan sebagai Bapa yang penuh belas kasih. Kasih yang terdalam dari Bapa akan anak-anaknya ketika Ia mengutus Putera-Nya ke dunia untuk menebus dosa manusia dan menjadi penyelamat. Dalam khotbah itu diselingi dengan pertanyaan yang ditujukan pada Pak Panut yang mau dibaptis. “Sebelum Yesus menjalani sengsara-Nya, apa yang dilakukan-Nya bersama dengan murid-murid?” Tanya romo Sulis. Dengan santai Pak Panut menjawab, setelah Ia mengadakan malam perjamuan terakhir. 

“Di mana Yesus berdoa?” Tanya romo sulis lagi. Setelah mendengar bisikanku, Pak Panut menjawab, di taman Getzemani. Dari pertanyaan-pertanyaan singkat ini Romo Sulis mau menggiring baptisan baru untuk memahami misteri penyelamatan Allah terhadap manusia melalui Yesus Putera-Nya. Pengorbanan diri Yesus menjadi perwujudan kasih terdalam dari Allah terhadap manusia. Kehadiran Yesus di dunia ini membawa misi penyelamatan manusia dan Ia tetap berkomitmen untuk taat kepada Allah dan setia kepada manusia. Kesetiaan ini ditunjukkan melalui sebuah proses panjang dan penuh tragedi. Karena taat kepada Bapa-Nya dan kesetiaan kepada manusia, Yesus rela menjalani kisah tragis ini sebagai cara yang harus ditempuh untuk menyelamatkan manusia.

Menderita sengsara sampai kematian-Nya di atas salib, menunjukan cinta paripurna Yesus terhadap Allah dan manusia. Begitu pentingkah manusia sehingga Allah, melalui Putera-Nya Yesus Kristus, rela untuk menjalani kisah pilu ini? Pertanyaan retoris ini menjadi titik pergumulan seorang kristiani dan juga menjadi daya tarik bagi mereka yang belum mengenal Kristus. Kebesaran cinta seorang Yesus terhadap manusia, tidak hanya mengisahkan tentang ceritera gembira tetapi jauh lebih penting adalah pengalaman pahit yang harus dilalui-Nya. Yesus telah mengajarkan kepada kita arti dari sebuah peziarahan hidup yang panjang dan melewati pelbagai tantangan.  Setiap tantangan mesti dihadapi dengan sikap bijaksana dan di balik tantangan itu, tersembunyi pesan-pesan penting. Ketika Yesus menerima salib untuk menjalani hukuman, tetapi di atas puncak salib, tempat Ia digantung bukanlah simbol frustrasi tetapi dibalik salib itu, harapan baru tentang kebangkitan yang mulia mulai diperlihatkan kepada dunia.

Pada peristiwa pembaptisan itu, Panut, lelaki 50-an tahun itu memilih nama baptis Paulus. Sebelum mengalami pertobatan, Paulus dikenal sebagai Saulus mengejar dan menganiaya orang-orang yang menamakan diri sebagai pengikut Kristus. Tetapi pada perjalanannya ke Damsyik, ia mengalami pengalaman baru, sebuah titik awal membalikan hidup Saulus. Ia jatuh dari kuda setelah sorot sinar mengenai matanya. Pengalaman Damsyik adalah pengalaman pertobatan Saulus. Ia kemudian mengenakan nama baru, Paulus. Dalam sejarah penyebaran ajaran tentang Kristus, Paulus memainkan peranan yang sangat penting. Paulus, dalam mewartakan kabar gembira, ia tidak hanya berpusat pada kelompok orang-orang Yahudi saja tetapi justeru ia berusaha untuk mewartakan Injil tanpa sunat kepada kelompok-kelompok bukan Yahudi.


Pengalaman pertobatan Paulus dan kemudian menjadi pewarta, barangkali tidak bisa disejajarkan dengan Panut, yang bersedia mengikuti Kristus karena pengalaman masa lampau ketika ia dibentuk di sekolah-sekolah Katolik. Lingkungan pendidikan memberikan dampak pada pengalaman orang yang pernah mengenyam pendidikan Katolik dan pada akhirnya memutuskan diri untuk menjadi pengikut-Nya. Panut tidak pernah mengalami pengalaman Damsyik tetapi setidaknya ia mengalami pergolakan batin untuk pada akhirnya menentukan sebuah pilihan untuk ada bersama Kristus. Memilih untuk mengikuti Kristus berarti bersedia untuk memanggul salib-Nya.***(Valery Kopong)

Malaikat Agung

 Hari ini kita memperingati pesta para malaikat Agung,yaitu Mikael,Gabriel dan Rafael.Para malaikat ini mempunyai tugas masing-masing.Malaikat Mikael mempunyai tugas sebagai panglima perang surgawi dalam melawan Lucifer.Malaikat Gabriel mempunyai tugas sebagai utusan khusus unuk menyampaikan pesan-pesan Tuhan kepada manusia. Malaikat Rafael mempunyai tugas sebagai utusan untuk menyembuhkan penyakit.  

Peran para malaikat Agung ini baiklah kita lanjutkan dalam tugas kehidupan kita sebagai umat beriman.Dalam kehidupan nyata setiap hari kita menghadapi banyak tantangan,godaan, "iming-iming" yang disebabkan oleh gerakan roh-roh jahat.Marilah kita menjadi panglima perang melawan itu semua dengan semangat doa,kebaikan dan cinta kasih.Kita mohon pertolongan malaikat Mikael. 

Bulan September adalah Bulan Kitab Suci Nasional.Kita diajak untuk mengenal,mendalami dan mencintai Firman Tuhan sebagai pesan pedoman dan penunjuk jalan menuju keselamatan.Marilah kita gunakan BKSN sebagai waktu  khusus untuk menyampaikan pesan-pesan Firman Tuhan kepada sesama kita,sehingga kita bisa berjalan bersama menuju keselamatan kekal.Kita mohon pertolongan malaikat Gabriel.


Dalam masa pandemi ini,marilah kita gunakan waktu khusus untuk mendoakan bagi saudara-saudari kita yang sedang sakit dan mereka yang mendedikasikan hidupnya untuk mengatasi virus corona 19,agar mereka mendapat rahmat kesembuhan dan mampu melaksanakan tugasnya dengan baik.

(YOH.1: 47-51, 29 September,Suhardi)