Kunjungan Raja Salman membawa dampak positif
terhadap kerajaan Saudi Arabia dan Indonesia. Kunjungan ini juga termasuk
sebuah kunjungan istimewa karena selama 47 tahun tidak ada kunjangan raja dari
Kerajaan Saudi Arabia ke Indonesia. Raja Salman, dalam usia 81 tahun tetapi
masih menyempatkan diri mengunjungi Indonesia dan merupakan kunjungan balasan
ketika dua tahun yang lalu, Presiden Jokowi mengunjungi Arab Saudi. Apa yang
bisa diharapkan dari kunjungan bersejarah ini?
Ahok bersalaman dengan Raja Salman |
Seperti diberitakan oleh media, bahwa Raja
Salman datang ke Indonesia untuk berinvestasi. Ada beberapa program yang sedang
dan akan dilakukan oleh pemerintahan Jokowi-JK cukup banyak mendapat dukungan
dana. Karenanya insvestasi yang dilakukan oleh Raja Salman pada kunjungan ini
seakan memberikan harapan baru bagi Indonesia. Tetapi persoalan investasi,
barangkali dilihat sebagai hal yang biasa. Bagi penulis, hal yang lebih menarik
adalah kunjungan Raja Arab disambut oleh Presiden Jokowi dan juga Ahok,
Gubernur DKI Jakarta. Penulis tertarik melihat sosok Ahok yang kontroversial
bahkan menimbulkan kebencian publik, tetapi suasana ini bisa redah, ketika Raja
Salman dengan ramah menyalami Ahok.
Memang persoalan menyalami orang kelihatan biasa dan cuma sekedar berjabatan tangan.
Tetapi momentum ini dilihat secara berbeda, melampaui sebuah jarak pandang yang
biasa. Jabat tangan antara Ahok dan Raja Salman, merupakan jabat tangan dalam
konteks keberbedaan. Bahwa selama ini Ahok dalam kaca mata publik adalah sosok
yang nyentrik dan menampilkan perbedaan yang menyolok. Ahok adalah seorang
beragama Kristen Protestan dan keturunan Tionghoa. Isu-isu primordial ini
menjadi isu sentral yang digunakan oleh para lawan politik untuk
menjatuhkannya. Tidak hanya lawan-lawan politik tetapi juga kelompok-kelompok
radikal juga menentang kehadiran Ahok
bahkan ingin merobohkan kekuasaannya.