Oleh:
Theresia Yuni
Alunan
musik Bali yang membangkitkan semangat mengalun merdu. Terlihat lenggak-lenggok
empat anak berlatih menari tari Belibis. Pelatih memberikan contoh sambil
meneriakkan aba-aba yang harus diikuti para penari pemula.
“Adik-adik
ingat ya, tari belibis ini menggambarkan kehidupan sekelompok burung belibis
yang dengan riangnya menikmati keindahan alam. Jadi, menarinya harus dengan
riang, dan lincah. Mukanya jangan muram dan semua gerakan harus menunjukkan
kesungguhan.” Kata Tante Astrit, sang pelatih.
“Sekarang
kita mulai lagi. Siap ya! yak mulai.” Teriakan Tante Astrit terdengar jelas.
Semua penari mencoba mengikuti gerakannya, termasuk Ella yang gerakannya
terlihat terseret-seret karena belum begitu hafal.
Tiga
bulan sudah ia belajar menari di sanggar Tante Astrit. Ketertarikan awal Ella
menari yaitu ketika ia melihat pementasan tari Cenderawasih dan tari Belibis,
di acara kantor Bapaknya. Ia jadi ingin
tampil seperti mereka yang lincah dan menarik hati dengan iringan musik Bali.Tapi kenyataannya,
menari Bali bagi Ella tidaklah mudah. Hari ini cukup membuat semangatnya hilang
ia tidak terpilih sebagai wakil sanggar dalam lomba menari antar sanggar.