Pemberlakuan
Kurikuluk 2013 yang berjalan beberapa bulan, mendapat sorotan dari Menteri
pendidikan dan kebudayaan tingkat dasar, Anies Baswedan. Dia menilai bahwa Kurikulum
2013 tidak bisa diberlakukan secara serentak tetapi beberapa sekolah yang ditunjuk
oleh pemerintah yang bisa menerapkan Kurikulum 2013. Tetapi menjadi persoalan
besar di sini adalah, bagaimana dengan sekolah-sekolah yang sudah memberlakukan
Kurikulum 2013 dan dilengkapi dengan perangkatnya?
Penundaan
Kurikulum 2013 dan hanya diberlakukan di beberapa sekolah, membawa kabar
gembira bagi guru-guru yang berada di pelosok tanah air. Banyak beranggapan
bahwa Kurikulum 2013 membebankan guru-guru dan menyita banyak waktu bagi
anak-anak didik. Reaksi spontan ini mencirikan bahwa penerapan kurikulum ini
tidak disertai dengan persiapan yang matang, terutama guru sebagai pelaku utama
dalam menghidupkan Kurikulum 2013. Hal lain yang bisa dikatakan adalah bahwa
pemberlakuan Kurikulum 2013 tidak bisa diserentakkan di seluruh Indonesia,
apalagi perbedaan fasilitas dan pendukung
dunia pendidikan di setiap wilayah sangatlah berbeda.
Kalau melihat pergantian kurikulum
di Indonesia, sepertinya tidak ada kurikulum yang membatasi materi dan
menargetkan hasil dari proses pembelajaran itu. Tetapi yang ada adalah,
memberikan muatan pelajaran secara berlebihan dan pelajaran yang semestinya
membantu proses pembelajaran, malah dijadikan sebagai ekrakurikuler. ICT dihapus dalam K13 itu fatal karena
anak-anak tidak hanya dididik menggunakan ICT tapi yang lebih penting bisa
membuat program dan menciptakan software. K13 bisa berakibat kita tak akan
mengenal pencipta program atau software seperti Zainuddin Nafarin yang
menciptakan antivirus Smadav sejak di kelas 2 SMAN di Palangkaraya dan Arrival
Dwi Santoso yang menciptakan perangkat antivirus waktu di kelas 2 SMP.
Semua kurikulum, apa pun namanya, yang pernah berlaku di
Indonesia belum menyentuh aspek krusial dari kehidupan manusia. Kalau menilik
pada sekolah-sekolah di negara-negara maju, muatan utama bukan terletak pada
berapa banyaknya materi yang disediakan pada kurikulum tersebut tetapi yang
terpenting adalah bagaimana setiap pelajaran yang diberlakukan itu membantu
setiap siswa/i untuk berkreasi dan menciptakan sesuatu untuk kemajuan bangsa.
Lihat saja Singapura, sebuah negara industri yang selalu menekankan mata
pelajaran fisika karena hasil pembelajaran itu sangat dibutuhkan untuk
perkembangan industri. Atau Thailand yang bergerak dalam bidang pertanian,
selalu memfokuskan pendidikan pada aspek pertanian yang mendukung kemajuan
dunia pertanian.
Apa yang difokuskan oleh dunia pendidikan di Indonesia?
Pertanian, industri atau kemaritiman yang difokuskan Indonesia? Indonesia masih
ribut mempersoalkan pemberlakuan Kurikulum 13 (K-13) dan ini menandakan bahwa
aspek penting dari pembentukan ilmu pengetahuan yang mengarah pada dunia kerja,
belum terarah. Mestinya, Indonesia menentukan bidang mana yang harus digeluti
oleh negara ini maka dengan mudah bisa menentukan kurikulum yang berpihak pada
bidang yang menjadi prioritas capaian negeri ini.***(Valery Kopong)
0 komentar:
Post a Comment