Wednesday, June 19, 2019

Jan Ethes


Jan Ethes, cucu Presiden RI, Joko Widodo selalu menarik perhatian publik. Kehadiran Jan Ethes di tengah panasnya suhu politik nasional seolah membawa kesejukan tersendiri. Dengan gayanya yang polos dan atraktif, ia mampu mencuri perhatian publik dan sekaligus menurunkan tensi politik nasional, sebelum dan sesudah pemilu. Beberapa hari yang lalu, ketika digelar sidang perdana sengketa pilpres di Mahkamah Konstitusi dan publik seakan tergiring dengan analisis para advokat yang membela masing-masing paslon, pada saat yang sama, Jan Ethes sedang berada di Bali bersama Jokowi. Sempat terekam oleh kamera saat Jan Ethes bersama Jokowi berjalan menyusuri pematang sawah yang terlihat hijau dan indah.
Dari pematang sawah yang satu ke pematang sawah yang lain, Jan Ethes bersama Jokowi sepertinya mengelilingi sambil menikmati keindahan alamnya. Yah, pematang sawah. Jika dilihat dalam konteks keindonesiaan maka tiap pematang yang satu ke pematang yang lain membahasakan kebhinekaan Indonesia. Sebuah pematang yang hanya dibatasi oleh gundukan tanah dan menginformasikan kepemilikan yang berbeda, namun mereka bekerja pada hamparan tanah yang sama untuk menghidupi keluarga. Hamparan padi yang menghijau selalu mengingatkan kita akan petani yang selalu rajin untuk merawat dan pada akhirnya bisa memetik hasil yang berlimpah.  
Tanah adalah urat nadi kehidupan dari sang petani. Karena tanah mereka bisa hidup dan karena tanah pula para petani bisa memberikan arti kehidupan pada masyarakat luas. Ketika memperkenalkan pematang sawah pada Jan Ethes, Jokowi sepertinya sedang memperkenalkan filosofi kehidupan sang petani kepada cucunya. Bahwa bekerja di bawah terik matahari adalah buah dari pergulatan hidup seorang petani dan pada akhirnya para petani bisa memberikan kemakmuran pada masyarakat umum. Seorang politisi yang lapar, pasti ia mencari nasi untuk dimakan. Seorang advokat merasa lapar maka yang dicari adalah sepiring nasi. Dari mana padi itu berasal dan diubah menjadi nasi?  Jawaban sederhana adalah dari hasil olahan sang petani.
Petani sawah  bekerja untuk mengakrabi dirinya dengan tanah dan pada akhirnya bisa menghasilkan padi. Dari padi yang dipetik petani kemudian menghasilkan gabah. Dari gabah bisa dihasilkan beras. Dari beras bisa ditanak menjadi nasi. Sebuah proses panjang yang harus dilewat oleh seorang petani untuk memberikan kemakmuran kepada orang lain. Dari foto Jan Ethes bersama Jokowi, secara implisit membahasakan bahwa Jokowi sedang menanamkan sebuah filosofi hidup, yakni sebuah kematangan diri seseorang harus dibangun melalui  proses yang panjang. Karena ketika seseorang mengabaikan sebuah proses maka akan bisa menghasilkan ketidakmatangan seseorang.
Walau masih terlalu kecil untuk memahami makna kehidupan ini, Jan Ethes sudah berusaha untuk masuk ke dalam suasana alam (sawah) yang penuh simbolik. Dari pematang yang berbeda-beda, selalu menerima air sebagai sumber kehidupan. Dan dari pematang sawah yang berbeda pula, hasil akhir yang harus dipetik adalah “padi.” Jan Ethes, belajarlah dari pematang sawah maka kelak engkau memahami Indonesia dan jangan lupa tetap merunduk seperti padi saat berbulir.***(Valery Kopong

No comments: