Komisi
pemberantasan korupsi pernah membuka sebuah warung dan diberi nama “warung
kejujuran.” Banyak barang yang dijual diletakkan di etalase dan diberi harga
masing-masing. Setiap orang yang mengunjungi warung tersebut dibiarkan untuk
memilih dan membeli sesuai dengan harga yang tertera pada masing-masing barang
dagangan dan uang yang merupakan hasil
pembelian diletakkan pada tempat yang telah disediakan. Apa yang merupakan
tujuan utama dari adanya pembukaan warung kejujuran tersebut? Apakah cara
sederhana ini menjadi sarana pembelajaran bagi warga agar selalu bersikap jujur
tanpa perlu dikontrol?
Mencari orang jujur pada saat ini
untuk menjadi pemimpin merupakan suatu pekerjaan yang amat sulit. Menjelang
Pilkada, banyak orang beramai-ramai menampilkan diri sebagai orang baik dan
jujur dan layak menjadi pemimpin. Ada pula yang menjagokan figur yang digadang
sebagai calon pemimpin yang bersih dan berkualitas. Ada banyak calon pemimpin yang ingin tampil di atas pentas politik dan
menawarkan jalan baru menuju sebuah tujuan yang mau dicapai yaitu kesejahteraan
masyarakat. Tawaran yang dikedepankan dibarengi juga dengan afirmasi diri
maupun partai. “Pilih aku sebagai calon pemimpin yang bersih dan peduli. Atau
pilih partai X yang tidak korup.” Apa yang dikatakan oleh calon pemimpin maupun partai, hanyalah merupakan jargon
politik yang bersifat sesaat dan kemudian lenyap dari permukaan hidup setelah
mendulang suara yang mengantarnya pada kursi kekuasaan.