Di
pinggir danau yang sedang disusuri Yesus, sorot mata-Nya tertuju pada
dua orang bersaudara, Simon yang disebut Petrus dan Andreas
saudaranya. Tidak hanya dua orang ini tetapi Yesus masih lagi
memanggil dua orang bersaudara, Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes
saudaranya. Yesus, walaupun sesaat menelusuri danau dan melihat
aktivitas mereka, segera Ia memanggil murid-murid pertama ini. Apa
reaksi dari para murid yang dipanggil itu? Proses pemilihan
murid-murid pertama tidak memberikan sebuah kriteria yang ketat.
Tetapi yang pasti adalah Yesus mengetahui kesungguhan mereka untuk
mau melepaskan segala-galanya, melepaskan ikatan yang membelenggu
mereka dalam mengikuti Yesus.
Menarik
bahwa pekerjaan dari murid-murid perdana yang dipanggil Yesus adalah
penjala ikan. Menjadi nelayan adalah pekerjaan yang bertarung dengan
tantangan alam. Deburan ombak yang terus menghantam perahu,
menjadikan mereka harus mencari keseimbangan agar perahu yang mereka
tumpangi tidak terbalik dan tenggelam. Pekerjaan sebagai nelayan
menjadi modal dasar mereka untuk mengikuti Yesus. Dengan “jala,”
milik mereka yang paling berharga, memicu mereka untuk terus menjala
manusia dengan modal keberanian.
“Mari,
ikutlah Aku dan kamu akan Kujadikan penjala manusia.” Mereka pun
segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia.” Kata-kata Yesus ini
mengubah situasi karena menarik mereka dari tengah-tengah keakraban
dengan ayah yang bersama dengan mereka. Mereka meninggalkan ayah
mereka sendirian di tepi danau. Hati ayah mereka tidak mengalami
sebuah pemberontakan karena dia tahu bahwa Yesus lebih membutuhkan
mereka untuk kepentingan pewartaan karena itu ia (ayah) mereka berani
melepaskan anak mereka demi suatu tujuan yang luhur.
Mereka
terus mencari dan menggali jati diri serta semangat pelayanan yang
dilakukan oleh murid-murid pertama. Kesederhanaan dan keterbukaan
mereka untuk menerima tawaran menjadi kunci pembaharu hidup mereka.
(Valery)
0 komentar:
Post a Comment