Wednesday, January 20, 2021

Tangan Yang Tepat


 

 

Beberapa hari yang lalu, sepertinya tanpa sengaja, saya  membuka youtube dan menemukan video inspiratif dalam acara Kick Andy.  Andy Noya dalam acara Kick Andy, menghadirkan seorang pembicara  yang memulai hidupnya dari nol bahkan nyaris membunuh dirinya sendiri karena tertekan oleh kehidupan ekonomi keluarga dan kematian ibunya.  Adalah Esra Manurung, seorang perempuan, pemilik kisah hidup yang suram tetapi saat ini ia (Esra Manurung) memperoleh keberhasilan yang luar biasa. Dalam acara Kick Andy  itu, Esra menceritakan bahwa  mereka hidup daerah Cilincing dengan kedua orang tuanya. Ayah mereka seorang sopir angkot.  Esra memiliki  beberapa orang adik. Ibu mereka meninggal  saat melahirkan anak kembar. Tidak lama juga, ayah mereka kehilangan harapan dan menghilang dari keluarga.

Dengan kondisi seperti itu, Esra yang saat itu duduk di bangku sekolah SMP, harus mengurus adik-adiknya. Menurut ceriteranya bahwa adik-adiknya yang masih kecil dititipkan pada orang lain, pada siapa yang mau menerima adik-adiknya. Untuk urusan makan sehari-hari, mereka makan hanya sekali dalam sehari.  Esra sendiri mengalami tekanan hidup dan bahkan beberapa kali berusaha untuk membunuh diri. Sebuah pengalaman keterpurukan hidup yang dialaminya dan dalam pemberontakan hidup itu, ia mempertanyakan  tentang keberadaan Tuhan. Apakah Tuhan masih ada? Ini pertanyaan yang dilontarkan Esra saat mengalami tekanan hidup itu.  Tekanan hidup yang mendera, sepertinya memaksa seseorang untuk membuka diri dan bertanya tentang Tuhan. Kalau Tuhan masih ada, mengapa ada umatnya mengalami keterpurukan hidup?

Esra menurung melewati hari-hari kelam dengan sikap tegar. Ia terus tekun belajar untuk mengenyam pendidikan. Selesai menyelesaikan pendidikan, Esra Manurung bekerja di sebuah bank swasta untuk beberapa tahun. Namun pada akhirnya ia memutuskan diri untuk keluar dari bank  dan menekuni dunia asuransi.  Karirnya dalam dunia perasuransian sangat cemerlang dan berhasil. Ia menempati posisi penting dan menjadi pembicara di dunia internasional. Menjadi orang penting dan terkenal serta kaya, Esra tidak pernah lupa akan pengalaman masa lampau yang telah membentuknya. Esra kini memiliki sebuah yayasan yang bergerak dalam bidang sosial dan memberdayakan orang-orang pinggiran.

Ketika ia hadir sebagai tamu dalam acara Kick Andy, Esra membawa sebuah rangkaian bunga yang begitu bagus. Bunga itu merupakan rangkaian dari bahan-bahan daur ulang dan dikemas secara lebih menarik. Bunga yang dirangkai dari bahan-bahan daur ulang membahasakan sebuah cara sederhanya, di mana ketika telah bertemu dengan “tangan yang tepat” untuk merangkai maka akan menghasilkan rangkaian bunga yang menarik.  Esra menganalogikan bahwa ibarat bunga yang dirangkai secara menarik, setiap kehidupan yang terpuruk namun ketika dijamah oleh tangan yang tepat maka akan menghasilkan manusia yang produktif. Esra belajar dari orang tuanya  yang memilliki tekad yang kuat walaupun ayahnya hanya seorang sopir.

https://www.youtube.com/watch?v=hjpTQF4RyS8

Saat ini Esra tidak tinggal diam menikmati kekayaan yang merupakan hasil jerih lelahnya tetapi mendampingi orang-orang pinggiran untuk perlahan memberikan motivasi dan pendidikan jalanan agar mereka yang kehilangan harapan bisa meraih kembali harapan yang hampir sirna itu. Dalam dialog dengan Andy Noya itu, Esra sempat diminta untuk memberikan motivasi bagi para penonton yang hadir. Dia sempat mengutip apa yang pernah dikatakan oleh Presiden Soekarno bahwa “gantungkan cita-citamu setinggi langit” dan pada waktu yang tepat, Anda akan “jatuh sebagai bintang” cemerlang yang menerangi kekelaman hidup. Hanya dengan “cahaya” maka kita mampu menerangi jalan kelam. Tak       ada waktu terlambat bagi siapapun yang kehilangan harapan untuk bangkit kembali. Karena hanya menggenggam harapan, maka cahaya hidupmu akan berpijar kembali.***(Valery Kopong)  

No comments: