Insan Teratai, sebuah sekolah yang cukup
unik dari sekolah-sekolah lain. Keunikan itu bisa dilihat dari pengelolaan
sekolah yang cukup banyak melibatkan orang tua yang berperan sebagai cleaning
servis dan tukang masak di dapur. Salah satu keunikan yang tidak kalah penting
adalah setiap kali doa bersama, ada empat perwakilan siswa-siswi yang memimpin
doa. Ada perwakilan doa dari Agama Katolik, Budha, Kristen Protestan dan Islam.
Setelah doa yang dipimpin oleh perwakilan itu, ada waktu “duduk hening” selama
kurang lebih 30 belas menit.
Kegiatan
doa yang dilakukan ini kelihatannya sederhana tetapi membentuk kepribadian
siswa-siswi terutama untuk memahami dan menerima semua perbedaan, baik itu
perbedaan suku, agama dan ras. Saya melihat pola pembentukan di sekolah Insan
Teratai sangat baik dan bisa menjadi bekal bagi setiap orang yang pernah
mengenyam pendidikan di sekolah Insan Teratai. Bekal utama yang diberikan oleh
sekolah adalah berani menerima perbedaan orang lain dan menjadikan mereka sebagai
saudara.