Wednesday, February 6, 2013

TOBAT


                Ritus tobat menjadi saat umat beriman menyampaikan penyesalan dan pertobatan atas dosa dan kesalahannya kepada Tuhan dan sesama. Tobat yang sejati mengalir dari tanggapan kita atas kasih dan kebaikan Allah yang lebih dahulu kita alami. Jadi, pertobatan kita bukanlah pertobatan demi menimbulkan belas kasih Allah, melainkan justeru karena telah disapa oleh belas kasih Allah tersebut.
                TPE 2005 menyampaikan 4 bentuk ritus tobat. Tiga bentuk pertama memiliki struktur yang sama, yaitu ajakan untuk bertobat, hening, pernyataan tobat dan permohonan pengampunan (absolusi). Absolusi ini tidak memiliki kuasa pengampunan seperti absolusi dalam sakramen tobat. Itu berarti, imam tidak boleh membuat gerakan yang sama seperti saat ia memberikan absolusi dalam penerimaan sakramen tobat.
                Cara 1: Imam mengajak umat menyesali dan mengakui dosa. Menanggapi ajakan tersebut, umat (berlutut dan ) hening sejenak. Kemudian, seluruh umat mengakui dosanya disertai sikap tobat, yakni dengan rumusan kata-kata: Saya mengaku – kepada Allah yang mahakuasa….Baris berikut diucapkan sambil menebah dada. Saya berdosa, saya sungguh berdosa…….Sesudah pernyataan tobat, imam memohonkan pengampunan. Perlu dicamkan bahwa pengampunan di sini berbeda dengan absolusi yang diberikan imam dalam sakramen tobat. Maka, kita (imam dan umat) tidak membuat tanda salib ketika imam mengucapkan permohonan ampun. Dalam Tata Perayaan Ekaristi dengan jelas ditulis. “Dengan tangan terkatup” imam mengucapkan rumus absolusi. Kebiasaan tanda salib ini berasal dari rumus tobat Misale Trente yang sudah dihapus dalam Missale Romanum 1970. Tobat cara 1 ini disusul Tuhan, kasihanilah kami.
                Cara 2: Ciri khas tobat cara 2 ialah umat menyatakan tobat dengan mendaras mazmur tobat. TPE 2005 menyediakan 4 macam tobat cara 2 yaitu yang diambil dari Missale Romanum, Mzm 32, mzm 51, Mzm 103. Tobat cara 2 disusul, Tuhan kasihanilah kami.
                Cara 3: Tobat cara 3 menggunakan pola litani kyrie. Artinya, imam mengucapkan suatu pernyataan iman mengenai Kristus dan kemudian disambung dengan seruan pernyataan tobat yang bersifat penghormatan dan permohonan kepada Kristus: Tuhan (atau Kristus) kasihanilah kami dan dijawab oleh umat: Tuhan (atau Kristus) kasihanilah kami. Kalau dipakai tobat 3, tidak lagi diucapkan / dilagukan Tuhan kasihanilah kami secara tersendiri karena tercakup dalam tobat cara 3.
                Cara 4: Tobat cara 4 ini cocok digunakan pada hari Minggu atau hari raya, terutama masa Paskah karena menggunakan pemercikan air suci sebagai peringatan akan pembaptisan.

0 komentar: