Ritus tobat menjadi saat umat
beriman menyampaikan penyesalan dan pertobatan atas dosa dan kesalahannya
kepada Tuhan dan sesama. Tobat yang sejati mengalir dari tanggapan kita atas
kasih dan kebaikan Allah yang lebih dahulu kita alami. Jadi, pertobatan kita
bukanlah pertobatan demi menimbulkan belas kasih Allah, melainkan justeru
karena telah disapa oleh belas kasih Allah tersebut.
TPE 2005 menyampaikan 4 bentuk
ritus tobat. Tiga bentuk pertama memiliki struktur yang sama, yaitu ajakan
untuk bertobat, hening, pernyataan tobat dan permohonan pengampunan (absolusi).
Absolusi ini tidak memiliki kuasa pengampunan seperti absolusi dalam sakramen
tobat. Itu berarti, imam tidak boleh membuat gerakan yang sama seperti saat ia memberikan
absolusi dalam penerimaan sakramen tobat.
Cara 1: Imam mengajak umat
menyesali dan mengakui dosa. Menanggapi ajakan tersebut, umat (berlutut dan )
hening sejenak. Kemudian, seluruh umat mengakui dosanya disertai sikap tobat,
yakni dengan rumusan kata-kata: Saya mengaku – kepada Allah yang
mahakuasa….Baris berikut diucapkan sambil menebah dada. Saya berdosa, saya
sungguh berdosa…….Sesudah pernyataan tobat, imam memohonkan pengampunan. Perlu
dicamkan bahwa pengampunan di sini berbeda dengan absolusi yang diberikan imam
dalam sakramen tobat. Maka, kita (imam dan umat) tidak membuat tanda salib
ketika imam mengucapkan permohonan ampun. Dalam Tata Perayaan Ekaristi dengan
jelas ditulis. “Dengan tangan terkatup” imam mengucapkan rumus absolusi. Kebiasaan
tanda salib ini berasal dari rumus tobat Misale Trente yang sudah dihapus dalam
Missale Romanum 1970. Tobat cara 1 ini disusul Tuhan, kasihanilah kami.
Cara 2: Ciri khas tobat cara 2
ialah umat menyatakan tobat dengan mendaras mazmur tobat. TPE 2005 menyediakan
4 macam tobat cara 2 yaitu yang diambil dari Missale Romanum, Mzm 32, mzm 51,
Mzm 103. Tobat cara 2 disusul, Tuhan kasihanilah kami.
Cara 3: Tobat cara 3 menggunakan
pola litani kyrie. Artinya, imam mengucapkan suatu pernyataan iman mengenai Kristus
dan kemudian disambung dengan seruan pernyataan tobat yang bersifat
penghormatan dan permohonan kepada Kristus: Tuhan (atau Kristus) kasihanilah
kami dan dijawab oleh umat: Tuhan (atau Kristus) kasihanilah kami. Kalau
dipakai tobat 3, tidak lagi diucapkan / dilagukan Tuhan kasihanilah kami secara
tersendiri karena tercakup dalam tobat cara 3.
Cara 4: Tobat cara 4 ini cocok digunakan pada hari
Minggu atau hari raya, terutama masa Paskah karena menggunakan pemercikan air
suci sebagai peringatan akan pembaptisan.
0 komentar:
Post a Comment