Judul Buku : Pertobatan dalam Tradisi Katolik
Penulis : Al. Purwa Hardiwardoyo, MSF
Penerbit : Kanisius -Yogyakarta
Masih ada minatkah umat Katolik mengakukan dosa? Pihak Gereja sudah menyediakan waktu untuk mendengarkan pengakuan dosa, tetapi hanya sedikit orang yang datang. Apa yang menjadi penyebab utama sehingga menurunnya minat umat Katolik untuk tidak mengakukan dosa? Dari mana tradisi pertobatan Katolik ini muncul?
Seseorang yang telah dibaptis tidak hanya resmi masuk menjadi anggota Gereja tetapi juga bebas dari noda dosa asal. Tetapi hal itu tidak berarti seseorang yang telah dibaptis steril dari dosa-dosa pribadi. Kenyataan berbicara lain, bahwa dalam setiap waktu dan zaman, terjadi peristiwa jatuh-bangun dalam kubangan dosa. Peristiwa jatuh-bangunnya manusia dalam dosa ini menyebabkan renggangnya hubungan, bahkan putusnya hubungan dengan Allah.
Untunglah bahwa Gereja Katolik menyediakan ruang pengakuan, di mana seseorang dengan lepas-bebas mengakukan dosa. Tindakan ini dilakukan sebagai bentuk pemulihan kembali hubungan yang renggang akibat dosa dan kesalahan-kesalahan yang dilakukan selama hidup. “Jatuh..., bangun, jatuh..., bangun dan jatuh lagi.” Itulah ciri kemanusiaan yang rapuh dan seluruh hidupnya tidak luput dan godaan-godaan duniawi yang menjerumuskannya dalam lembah nista.
Jatuh ke dalam dosa tidak merupakan akhir dari segalanya. Seorang Kristen yang jatuh ke dalam dosa tetap dikasihi Allah. Pendosa itu dipanggil untuk kembali bersatu dengan-Nya. Bahkan, Allah menganugerahkan rahmat khusus, yakni rahmat pertobatan sejati. Tentang kenyataan ini, tokoh-tokoh Gereja Katolik telah merenungkannya selama berabad-abad. Berdasarkan pewahyuan ilahi yang tersimpan dalam Kitab Suci, mereka berusaha memahami makna dosa dan pertobatan seorang Kristen. Berdosa adalah ciri kemanusiaan yang rapuh. Dan pertobatan dibarengi dengan rasa sesal yang mendalam di panti pengakuan, menjadi momentum merekatkan kembali hubungan antara manusia dan Allah. ***
1 komentar:
mantap bro...lanjutkan penyuluhanmu
Post a Comment