Friday, December 9, 2022

Keluarga Kudus Nazareth

 

Ketika diminta sebagai pembicara dalam rekoleksi untuk anak-anak Katolik di SMA Tarsisius Vireta, awalnya saya ragu karena pihak sekolah meminta tetapi tidak menyodorkan tema. Dalam rentang kesulitan mencari tema itu, saya mencoba menggali tokoh penting yang berperan dalam membangun dan merawat keluarga kudus Nazareth. Dalam mempersiapkan materi tentang peranan Santo Yosef, satu hal yang bisa dikagumi adalah berani mengambil keputusan di tengah kegalauan hatinya. Mengapa Yosef menjadi galau dan risau hatinya saat ada bersama dengan Bunda Maria? Yosef tahu akan apa yang terjadi ketika pilihan hidupnya itu berlabuh pada hati seorang Bunda Maria. Bagaimana mungkin seorang yang membangun hidup baru, sementara pasangannya terlebih dahulu hamil? Inilah litani batin yang menggambarkan betapa Yosef hendak mengambil tindakan tanpa harus mencederai Bunda Maria.

Di tengah kegalauan hati, Yosef tetap membuka diri pada penyelenggaraan ilahi. Kegalauan hati seorang manusia akan hilang jika ia membuka diri pada Allah. Apa maunya Allah bagiku? Ini mungkin pertanyaan yang tercetus dalam hati seorang Yosef. Ia diteguhkan oleh malaikat, utusan Allah untuk tetap mengambil Maria sebagai isterinya, dan anak yang sedang dikandung itu berasal dari Roh Kudus. Atas dorongan dan peneguhan yang diberikan oleh malaikat, Yosef berani mengambil sebuah keputusan teguh.

Kitab suci tidak berbicara banyak tentang Yosef. Figur Yosef tidak banyak diceritakan dalam kitab suci, namun bukan berarti ia tidak terlibat dalam membangun keluarga kudus Nazareth. Ia menghidupi keluarganya secara sederhana. Sehari-hari ia bekerja sebagai tukang kayu yang selalu berhadapan dengan konsep dan mengeksekusi perabotan sesuai dengan keinginan sendiri dan pelanggan, Yosef berlumuran keringat untuk membangun keluarga yang telah dipercayakan oleh Allah padanya.



Merawat dan membesarkan keluarga Nazareth merupakan sebuah bukti cinta Yosef, tidak hanya untuk keluarganya sendiri tetapi cintanya untuk dunia. Bisa dibayangkan, andaikata Yosef gagal membangun rumah tangganya maka penyelamat pasti tumbuh secara tidak  sempurna. Dalam peristiwa-peristiwa penting, Yosef terlibat dan menunjukkan kesetiaannya, seperti pada kelahiran Yesus, Yesus disunat, Yesus dipersembahkan di Bait Allah. Peristiwa-peristiwa penting ini membutuhkan Yosef untuk terus ada di samping Bunda Maria dan Yesus Puteranya. Oleh kedekatan bersama dengan Yesus ini maka Yosef dikatakan sebagai orang yang paling bahagia. Mengapa ia bahagia? Karena selama kurang lebih 30 tahun, ia boleh mengalami Allah yang menjelma menjadi manusia. Semoga di masa Adven, kita menyiapkan diri secara baik untuk menyambut sang bayi di kandang hina pada peristiwa Natal.***(Valery Kopong)

 

No comments: