Suasana pagi dengan kabut yang mengelabui wilayah Tangerang, sepertinya
menggiring kesadaranku untuk menulis sesuatu sebagai bentuk sumbangan pemikiran
dan refleksiku terutama tentang
demokrasi yang terus diuji lewat pesta demokrasi. Demokrasi yang saat ini hidup
setelah melewati masa pemerintahan yang otoriter selamat tigapuluh dua tahun. Tetapi
apakah demokrasi yang sedang kita bangun itu memperlihatkan wajah demokrasi
yang sebenarnya? Pertanyaan tuyul ini
menggelitik ketika melihat geliat pesta pilkada sebagai realisasi demokrasi
yang didambakan publik.
Memang, banyak wilayah di negeri ini mengadakan perhelatan akbar dalam
pilkada untuk mencari pemimpin yang diharapkan warga. Tetapi dari sekian banyak
pilkada, sepertinya pilkada DKI Jakarta menjadi magnet bagi seluruh warga
Indonesia. Mengapa di tahun-tahun sebelumnya, pemilihan gubernur DKI Jakarta
tidak seheboh saat ini? Menurut penulis, hebohnya pilkada DKI Jakarta saat ini
karena calon gubernur yang diusung adalah Ahok yang beragama Kristen dan
keturunan Thionghoa. Persoalan agama yang merupakan aspek primordial yang
melekat dalam diri seseorang ternyata berpengaruh besar dalam perhelatan
politis bahkan terus dipersoalkan.