Oleh Antonius Prakum Keraf, Rohaniwan Katolik, bekerja di Larantuka
PEMILU Kada Lembata 19/5/2011 berbuntut 'putaran kedua' 4/7/2011. Apakah masyarakat cukup siap untuk pemilu kada putaran kedua? Saat ini mereka letih, jenuh, bahkan marah mendengar evaluasi Kementerian Otonomi Daerah tentang tata kelola pemerintahan di pulau itu yang diberi nilai merah!
Artinya tata kelola pemerintahan belum maksimal.
Tiga tahun ke depan bupati terpilih diberi tugas berat, membenahi sistem pembangunan saat ini sebelum dinyatakan 'tidak mampu' dan harus bergabung ke kabupaten induk Flores
Timur. Sekaranglah saat yang tepat masyarakat Lembata memaknai pemilu kada putaran dua untuk menemukan paket penyelamat Lembata yang sesungguhnya!!
Jilid dua
Ribuan peserta pemilih lebih suka golput pada pemilu putaran satu! Sebagiannya ikut memilih tetapi hanya mau merusak surat suara mereka dengan mencoblos hampir dua atau tiga paket! Perilaku reaktif itu bagian integral dari suatu proses politik yang tidak fokus pada keprihatinan hidup masyarakat! Di kabupaten baru itu para politisi memainkan jurus-jurus politik 'hiruk-pikuk' memburu nafsu dan kepentingan! Masyarakat kecewa, marah! Kebutuhan mereka secara sosial, ekonomi dan politis tidak terjawab secara semestinya. Jeritan penderitaan mereka tenggelam di lautan gesekan kepentingan para politisi lapar uang.
Tidak heran jika amarah, kebencian yang mengkristal itu meluap dalam perilaku reaktif pada pemilu kada putaran satu. Terbukti, satu dusun di salah satu desa di Leragere-Lembata, sepakat tidak menggunakan hak suara mereka dalam pemilu kada putaran satu! Di Kedang dan beberapa tempat lainnya, ribuan peserta pemilih lebih suka memilih golput. Tampaknya ada sesuatu yang cukup kuat mengganjal partisipasi mereka dalam proses berdemokrasi. Kita tidak perlu mencari alasan itu di luar proses politik yang ada sekarang ini di pulau itu.
Pemilu kada sebagai satu proses pendidikan politik perlahan-lahan mulai membuat masyarakat peka melihat gelagat para politisi kita. Motivasi tulus pengabdian mereka bagi pembangunan di daerah seharusnya sudah terbaca pada proses mempersiapkan pemilu kada. Program pembangunan harus bisa terekam dengan jelas dalam tulisan-tulisan atau kaset video yang dapat dicerna oleh masyarakat kecil. Masyarakat sudah harus tahu situasi riil kehidupan mereka manakah yang sungguh terjaring masuk dalam prioritas perhatian para calon lima tahun ke depan agar realisasinya dapat mereka pantau.
Pada putaran dua pemilu kada ini, paket-paket yang memiliki kesamaan dalam visi-misi mesti bersatu dalam perjuangan bersama. Inti perjuangan mereka adalah membangkitkan kesadaran masyarakat akan situasinya untuk selanjutnya dapat memberikan hak suara mereka pada paket penyelamat Lembata. Masyarakat harus mulai meninggalkan mentalitas robot yang tidak memiliki jiwa dan membiarkan dirinya dikendalikan oleh mesin politik kepentingan kelompok atau golongan.
Itu sebabnya paket penyelamat yang akan tampil tidak boleh lupa bahwa ia lahir dari lewotanah Lembata, dari keluarga miskin dan sederhana. Karena itu, ia perlu menyadari tugas panggilannya untuk mempersatukan seluruh masyarakat dari keterpurukan hidup sosial-ekonomi dan politik saat ini! Tugas panggilannya adalah membebaskan masyarakat dari penjajahan baru dalam bentuk penguasaan ekonomi dan politik oleh segelintir orang yang berkuasa. Masyarakat pada pemilu kada putaran dua harus berani mengatakan tidak terhadap mesin politik uang atau teror apa pun agar dapat tampil sebagai anak tanah sejati yang punya hati membebaskan lewotanah dari penjajahan jilid dua.
Kritisi dan bongkar
Apa kata mereka tentang program pertambangan? Para pihak yang berwewenang perlu menyelidiki dua paket yang akan maju, paket Titen dan Lembata Baru, mana rekam jejak keterlibatan mereka terkait problem pertambangan? Statemen apa yang pernah mereka ucapkan? Menolak atau menutup pertambangan? Paket mana yang pernah menyatakan dengan tegas menolak dan mana yang pernah menyatakan menutup?
Dua pernyataan itu jelas beda. Menolak artinya tidak akan memberi peluang, sedangkan menutup berarti ada peluang untuk membuka kembali program pertambangan.
Rekam jejak keterlibatan mereka dengan investor terkait problem tambang harus benar-benar dibongkar sebelum 4 Juli 2011. Masyarakat harus tegas menyatakan sikap dan pilihan mereka terhadap paket yang akan tampil sebagai penyelamat kabupaten dan pulau itu dari kerusakan lingkungan hidup karena program pertambangan di masa depan. Rekam jejak itu mesti juga melihat politisi mana dalam jaringan tim sukses itu pernah benar-benar terlibat dan kini ikut menjadi tim sukses atau tokoh di balik layar dari pemenangan pemilu kada putaran dua.
Agenda atau kepentingan tersembunyi manakah yang mau mereka perjuangkan dengan ikut mengusung paket calon mereka pada putaran dua?
Tugas pengabdian sebagai penyelamat tidak terlepas pisahkan dari kehidupan iman dan moralitas seorang calon bupati! Kita mesti sejak awal mengatakan dengan jujur bahwa orang nomor satu harus menjadi nomor satu dalam kehidupan iman dan moralitasnya secara sosial dan politik. Apakah masyarakat perlu ada tim yang benar-benar independen sejati yang mengaudit kehidupan iman dan moral dari dua paket itu? Apakah mereka benar-benar orang beriman sesuai agama yang mereka anut? Atau agama tempelan dan hiasan untuk mengelabui masyarakat pemilihnya?
Masyarakat pemilih perlu mengkritisi hal yang sangat penting ini agar tidak salah pilih paket penyelamat yang agama, iman dan moralitasnya abu-abu. Inilah dasar dan energi yang akan terpancar dalam mengendalikan roda pemerintahan di kabupaten pulau itu! Hati-hati memilih paket yang tampilannya malekat tetapi mentalitasnya titipan roh jahat yang akan mengendalikan kabupaten pulau itu ke jurang ke hancuran jilid berikutnya!
Ada hal lain lagi yang juga harus dikritisi untuk memaknai pemilu kada putaran dua, yaitu gambaran buruk masyarakat pemilih tentang partai tertentu. Memang kita perlu mengakui, bahwa semangat partai perlu ditegakkan dalam tugas pelayanan publik. Namun, pribadi yang bernaung di dalam partai itu justru sering tidak konsisten. Karena itu, bukan persoalan partai yang harus divonis melainkan pribadi manusia. Dalam hal ini yang bertobat bukan partainya melainkan manusianya.
Karena itu, masyarakat pemilih harus lebih obyektif untuk mengatakan bahwa tidak semua manusia yang bernaung dalam partai politik itu sama karena Tuhan tidak pernah menggunakan satu format cetakan yang sama untuk semua manusia. Setiap manusia itu unik, berbeda satu dari yang lainnya. Karena itu, calon bupati penyelamat yang menggunakan partai apa pun harus lebih dilihat adalah kualitas manusianya, iman dan moralitasnya untuk satu pengabdian yang tulus.
Sekarang saatnya seluruh masyarakat mesti menyadari keberadaannya untuk kembali menentukan pilihan. Paket penyelamat itu lahir miskin dari lewotanah ini agar dari kemiskinannya ia boleh mengangkat semua orang. Paket penyelamat itu ada di depan mata kita. Ia tampil sederhana. Cuma apakah pandangan mata kita tidak silau oleh kekayaan apa pun, atau janji politik apapun untuk melihat dan menemukannya? Bertobat dan menemukan paket penyelamat Lembata pada pemilu kada putaran dua berarti kita telah mulai dengan sungguh-sungguh memaknai pemilu kada putaran dua ini untuk Lembata yang lebih baik dalam restu Tuhan dan Lewotanah. *
Popular Posts
-
ANAK DOMBA Mengapa Yesus mengatakan diri sebagai Anak Domba Allah dan bukannya yang lain? Apabila melihat tingkah laku anak dom...
-
Eksistensi Gereja tak pernah sepi dari ancaman, bahkan dihambat perkembangannya. Kondisi seperti ini telah dan terus terjadi sebagai bentu...
-
Siapa yang tahu persis, kapan kematian itu menjemput seseorang? Di pagi yang cerah dengan awan sisa menggelantung di tangkai langit, seol...
-
Apa jawaban Anda jika ditanya , "Pilih surga atau neraka ?" Pasti, sebagian besar dari kita memilih masuk surga.Tapi,untuk masuk s...
-
Pada hari Sabtu yang lalu saya bersama pengurus Forum Kerukunan Umat Beragama Kabupaten Banggai melaksanakan kunjungan dan monitoring pela...
Recent Posts
Categories
Unordered List
Pages
Blog Archive
Powered by Blogger.
Comments
Total Pageviews
Blog Archive
-
▼
2011
(67)
-
▼
June
(13)
- Hukuman Mati Ruyati, Tamparan buat SBY
- Keluarga: Tak Sepatutnya Vonis Terjadi
- AMA BELEN
- YLH: ‘Profesor Penulis dari Undana’
- Potret Buram Implementasi UU Minerba
- Pemda Bentuk Badan PPPA
- Malaria di Sumbaku
- Membangun Rakyat (Pesan untuk Calon Bupati-Wakil B...
- Resistensi Hakim terhadap Komisi Yudisial
- Berani Berbicara Makna Pentakosta
- Rebut, Sekali Lagi Rebut
- Ekologi Savana versus Pertambangan (Apresiasi Jela...
- Putaran Kedua Pemilu Kada Lembata
-
▼
June
(13)
www.adonaranews.com
www.adonaranews.com
Find Us On Facebook
Ad Home
Featured Video
Featured Video
Random Posts
Recent Posts
Header Ads
Labels
About Me
Foto Keluarga
Foto profilku
Labels Cloud
Labels
Follow Us
Pages - Menu
Popular Posts
-
Courtesy Museion Museum / ...
-
Menjadi juri pada lomba debat di SMA Tarsisius Vireta merupakan sebuah kehormatan. Memposisikan diri sebagai seorang juri dalam lomba deba...
-
TARIAN “HEDUNG”: CERMIN KEBUASAN MANUSIA ( Sebuah Analisis Sosio-kultural) Oleh: Valery ...
-
MUDIK (catatan di akhir mudik) Oleh: Valery Kopong* Sabtu, 27 September 2008 kami mengadakan perjalanan (mudik) ke kota Gudeg, Yogyakarta. K...
-
KISI-KISI SOAL ULANGAN TENGAH SEMESTER 1 SEKOLAH DASAR TAHUN 2018 /2019 KELAS / SEMESTER: III/I MATA PELAJARAN: AGAMA KATOLIK DAN B...
-
Kunjungan Raja Salman membawa dampak positif terhadap kerajaan Saudi Arabia dan Indonesia. Kunjungan ini juga termasuk sebuah kunjungan is...
-
Lonceng Kematian Sekolah Swasta Rabu, 24 September 2008 00:20 WIB S BELEN Tahun...
-
Oleh Chris Boro Tokan Adalah seorang F.A.E. van Wouden yang melukiskan Trinitas Kepemimpinan Purba di Indonesia Bagian Timur, me...
-
Setelah memberikan materi tentang “siapakah saudaraku” pada anak-anak Persink Gregorius, pikiranku tertuju pada keluarga dan tetangga yang...
-
TPG IMAGES Dansa tango. ...
0 komentar:
Post a Comment