Thursday, March 10, 2016

AHOK MEMANG BEDA



Ahok, sosok pemimpin yang selalu tampil beda dan berani untuk menyuarakan kebenaran di balik perjuangannya sebagai seorang Gubernur DKI Jakarta. Kehadirannya di pentas kekuasaan di pusat ibu kota negara Republik Indonesia menjadikan ia semakin tenar. Ketenaran Ahok hari-hari ini menjadi perbincangan publik berkaitan dengan proses penjaringan calon gubernur yang akan bertarung pada pilgub 2017 nanti. Memang waktu tempuh menuju 2017 tidak lama lagi dan karenanya para petarung berusaha untuk muncul dari “persembunyiannya” guna memproklamirkan diri sebagai calon gubernur yang bakal bersaing dengan Ahok.
Para pesaing yang bakal mewarnai pilgub DKI Jakarta menjadi sebuah taruhan yang bergengsi. Tidak tanggung-tanggung, ada calon dari kalangan musisi seperti Ahmad Dhani, dan mantan menteri. Kandidat-kandidat ini berusaha untuk melakukan apa saja untuk mendapatkan popularitas agar bisa menyaingi elektabilitas Ahok yang kian melejit. Beberapa waktu lalu, ketika kawasan prostitusi Kalijodo-Jakarta Utara mau dibongkar, ada kandidat gubernur DKI Jakarta turun dan melihat lokasi yang hendak digusur. Walau kontroversi tetapi Ahok tetap pada keputusan untuk menggusur Kalijodo pada 29 Februari 2016. Ratusan aparat keamanan yang tergabung dari kepolisian, TNI dan Satpol PP,  dalam waktu tidak terlalu lama membongkar kawasan itu.
Dengan peristiwa ini para kandidat dan sebagian kecil warga yang merupakan lawan Ahok berusaha untuk menyingkirkan dia. Apakah warga kota Jakarta turut larut dalam gema kebencian yang dilakukan oleh orang-orang tidak bertanggung jawab?  Kritikan semakin tajam tatkala Ahok memutuskan untuk mengajukan diri melalui jalur independen dengan dibantu oleh “temanAhok” yang berusaha menghimpun KTP warga yang menyatakan dukungannya kepada Ahok. Beberapa partai sepertinya merasa disisihkan oleh kuputusan riskan yang diambil oleh Ahok. Satu alasan sederhana yaitu Ahok tidak mau disandera oleh partai dalam mengambil keputusan ketika ia menjadi pejabat, karenanya ia bertekad untuk maju melalui jalur independen.  
Melihat kondisi seperti ini, ada politisi yang mengatakan bahwa negara ini dibangun melalui partai politik. Kata-kata ini mendapat reaksi keras dari masyarakat. Bahwa negara ini dibangun dari pengorbanan rakyat dan bukannya partai politik. Memang disadari bahwa partai politik merupakan jembatan yang menghubungkan aspirasi rakyat dengan penguasa. Tetapi fatal bila karena partai maka negara ini bisa berdiri. Banyak pengamat menilai bahwa dengan jalur independen seperti yang dilakukan oleh Ahok, secara tidak langsung melibatkan masyarakat untuk terlibat secara langsung sebuah proses politik ini. Berpolitik dan berdemokrasi tidak harus memperlihatkan partai politik yang mewadahi arus komunikasi warga. Tetapi lebih dari itu sistem independen dan partisipasi warga, menunjukkan kemuakan terhadap peran DPR dan DPRD yang hanya berpihak pada kepentingan elit politik dan tidak memperjuangkan kepentingan umum.

Cara yang ditempuh Ahok ini di satu sisi dilihat sebagai jalan untuk mengebiri peran partai tetapi di lain pihak bisa menggugah masyarakat umum untuk terlibat memilih pemimpin yang baik dan berpihak pada rakyat dengan menyatakan dukungan langsung. Ahok benar-benar beda. Ia sedang menata sebuah tatanan politik baru dengan melibatkan rakyat untuk mengambil bagian dalam menentukan pilihan terhadap calon gubernur.****(Valery Kopong)      

No comments: