Ahok, sosok pemimpin yang selalu
tampil beda dan berani untuk menyuarakan kebenaran di balik perjuangannya
sebagai seorang Gubernur DKI Jakarta. Kehadirannya di pentas kekuasaan di pusat
ibu kota negara Republik Indonesia menjadikan ia semakin tenar. Ketenaran Ahok
hari-hari ini menjadi perbincangan publik berkaitan dengan proses penjaringan
calon gubernur yang akan bertarung pada pilgub 2017 nanti. Memang waktu tempuh
menuju 2017 tidak lama lagi dan karenanya para petarung berusaha untuk muncul dari
“persembunyiannya” guna memproklamirkan diri sebagai calon gubernur yang bakal
bersaing dengan Ahok.
Para pesaing yang bakal mewarnai
pilgub DKI Jakarta menjadi sebuah taruhan yang bergengsi. Tidak tanggung-tanggung,
ada calon dari kalangan musisi seperti Ahmad Dhani, dan mantan menteri. Kandidat-kandidat
ini berusaha untuk melakukan apa saja untuk mendapatkan popularitas agar bisa
menyaingi elektabilitas Ahok yang kian melejit. Beberapa waktu lalu, ketika
kawasan prostitusi Kalijodo-Jakarta Utara mau dibongkar, ada kandidat gubernur
DKI Jakarta turun dan melihat lokasi yang hendak digusur. Walau kontroversi
tetapi Ahok tetap pada keputusan untuk menggusur Kalijodo pada 29 Februari
2016. Ratusan aparat keamanan yang tergabung dari kepolisian, TNI dan Satpol
PP, dalam waktu tidak terlalu lama
membongkar kawasan itu.
Melihat kondisi seperti ini, ada politisi
yang mengatakan bahwa negara ini dibangun melalui partai politik. Kata-kata ini
mendapat reaksi keras dari masyarakat. Bahwa negara ini dibangun dari
pengorbanan rakyat dan bukannya partai politik. Memang disadari bahwa partai
politik merupakan jembatan yang menghubungkan aspirasi rakyat dengan penguasa. Tetapi
fatal bila karena partai maka negara ini bisa berdiri. Banyak pengamat menilai
bahwa dengan jalur independen seperti yang dilakukan oleh Ahok, secara tidak
langsung melibatkan masyarakat untuk terlibat secara langsung sebuah proses
politik ini. Berpolitik dan berdemokrasi tidak harus memperlihatkan partai
politik yang mewadahi arus komunikasi warga. Tetapi lebih dari itu sistem
independen dan partisipasi warga, menunjukkan kemuakan terhadap peran DPR dan
DPRD yang hanya berpihak pada kepentingan elit politik dan tidak memperjuangkan
kepentingan umum.
Cara yang ditempuh Ahok ini di satu
sisi dilihat sebagai jalan untuk mengebiri peran partai tetapi di lain pihak
bisa menggugah masyarakat umum untuk terlibat memilih pemimpin yang baik dan
berpihak pada rakyat dengan menyatakan dukungan langsung. Ahok benar-benar
beda. Ia sedang menata sebuah tatanan politik baru dengan melibatkan rakyat
untuk mengambil bagian dalam menentukan pilihan terhadap calon gubernur.****(Valery
Kopong)
0 komentar:
Post a Comment