Thursday, March 31, 2016

“API UNGGUN” ITU TERUS MENYALA

Membaca tiga buku, yakni Api Unggun, Be a Leader (Sang Pemimpin) dan Surau Kecil Berdinding Bilik, pikiran pembaca terus tertuju pada penulisnya, Drs.H.Teteng Jumara, MM.  Memang sudah lama beliau menggeluti dunia sastra dan sastrawan yang mengilhami dan menginspirasinya adalah Pramoedya Ananta Toer, Sutardji Calzoum Bachri dan Ernest Hemingway. Tiga sastrawan kawakan ini memang memberikan spirit tulisan yang berbeda. Pramoedya Ananta Toer, sastrawan yang pernah dibuang di pulang Buru itu sangat kritis terhadap pemerintah melalui novel-novel yang dihasilkannya. Sedangkan Sutardji Calzoum Bachri adalah penyair kontemporer yang mendobrak kemapanan dalam berkreasi. Karena itu di tangan Sutardi, ada kreasi baru dalam berpuisi.
Bapak Teteng Jumara tidak hanya dikenal sebagai pegiat seni terutama sastra dan melahirkan tulisan-tulisan yang produktif. Di kalangan guru dan ASN (Aparatur Sipil Negara) ia dikenal sebagai kepala Dinas  Pendidikan Kabupaten Tangerang. Beliau mulai aktif menulis sekitar tahun 1980-an. Tulisan-tulisannya tersebar di beberapa media massa di Bandung. Beberapa majalah yang menjadi langganan untuk memuat tulisannya adalah majalah Mangle, Giwangkara dan Pikiran Rakyat. 
Beliau  tidak hanya menulis di media massa tetapi juga berusaha untuk menulis dan menerbitkan buku yang merupakan pergulatan ide. Buku pertama yang dihasilkan adalah “Api Unggun” yang merupakan kumpulan tulisan yang termuat di Harian Pikiran Rakyat-Bandung. Banyak prestasi sudah diraih dan kini beliau menduduki jabatan sebagai Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang. Semoga pendidikan di Kabupaten Tangerang bisa melahirkan para sastrawan dan penulis-penulis baru.***(Red)





No comments: