Wednesday, March 30, 2016

DEWASA DALAM COBAAN HIDUP


                Kisah perjanjian Lama, melukiskan pengalaman iman umat Israel tentang Yahwe (Allah orang Israel) yang senantiasa menyertai mereka dalam setiap detak kehidupan. Pengalaman perjumpaan dan keterlibatan Yahwe dalam kehidupan bangsa Israel, dituturkan  secara turun-temurun dalam lingkup keluarga dan masyarakat. Kisah Bapa-Bapa bangsa dan peristiwa eksodus bani Israel dari Mesir dan disusul dengan pengembaraan mereka selama 40 tahun, menjadikan pengalaman ini sebagai pengalaman kolektif yang tidak pernah hilang dari ingatan sejarah.
                Kisah yang ditutur secara lisan ini bertahan untuk beberapa generasi dan selanjutnya ditulis sebagai cara untuk mendokumentasi seluruh pengalaman hidup itu. Kisah penciptaan alam semesta dan manusia, ditulis dengan amat baik dalam kitab genesis (kejadian). Allah berperan penting dan yang  menjadi tokoh sentral dari narasi penciptaan itu. Allah dilukiskan sebagai Allah yang berperan, terlibat dalam seluruh peta penciptaan alam semesta. Mengapa Allah terlebih dahulu  mempersiapkan alam semesta dan isinya dan manusia diciptakan Allah paling akhir?
               
Allah tentu tahu bahwa manusia adalah makhluk paling istimewa, karenanya Dia mempersiapkan segala sesuatu terlebih dahulu sebelum menghadirkan manusia. Allah bekerja selama enam hari dan pada hari yang ke tujuh Ia beristirahat. Pada hari ke tujuh   ini, Allah menguduskannya agar manusia memanfaatkannya sebagai waktu, saat hening  untuk mensyukuri segala karya-Nya.
                 Allah menempatkan manusia pertama di taman pilihan Allah yang istimewa. Dalam taman yang nyaman itu, menginspirasi manusia pertama untuk terlibat dalam godaan yang sentimentil. Inilah bukti ketidaksetiaan manusia terhadap Allah. Tidak hanya itu saja! Kisah Nabi Nuh dan air bah memperlihatkan bagaimana Allah merancang sebuah “teguran” kepada manusia secara tragis dan dramatis. Dalam momentum air bah, bisa dilihat, siapa saja yang tidak menunjukkan kesetiaan dan berperilaku jauh dari tuntutan Allah sendiri. Ternyata Nabi Nuh sendiri yang selamat dalam peristiwa air bah. Nabi Nuh dan keluarganya diselamatkan, hal ini memperlihatkan keberpihakkan Allah terhadap mereka yang peduli, mereka yang masih ingin berbalik dan membuka diri terhadap teguran Allah.
                Mengapa manusia tidak setia terhadap Allah? Masih kurangkah perhatian Allah terhadap manusia? Dalam Kitab Suci kita akan melihat bagaimana  Allah memberikan pengampunan kepada mereka yang bersalah, mereka yang telah melakukan tindakan di luar batas norma dan kehendak  Allah sendiri. Ketika manusia pertama diusir dari Taman Eden tetapi Allah masih memberikan janji keselamatan; Kain yang telah membunuh adiknya dan diusir namun  diberi perlindungan; dunia dibinasakan pada zaman Nuh tetapi Allah berjanji untuk tidak lagi membinasakannya. Demikian juga Ham, anak Nuh, dihukum tetapi Sem dan Yafet, dua anak yang lain mendapatkan berkat.
                Apa pun kesalahan yang dilakukan oleh manusia, Allah tetap memberikan peringatan dengan cara-Nya sendiri, tetapi yakinlah bahwa Ia senantiasa memberikan pengampunan dan menitipkan janji keselamatan kepada manusia. Pengalaman kejatuhan manusia dalam dosa menunjukkan keberaniannya dalam berjalan. Tetapi pengalaman inilah yang membuatnya tegak berjalan karena manusia selalu belajar dari kejatuhan dan kesalahannya sendiri.***(Valery Kopong, http://viretabahasa.blogspot.com)










No comments: