Kisah perjanjian Lama,
melukiskan pengalaman iman umat Israel tentang Yahwe (Allah orang Israel) yang
senantiasa menyertai mereka dalam setiap detak kehidupan. Pengalaman perjumpaan
dan keterlibatan Yahwe dalam kehidupan bangsa Israel, dituturkan secara turun-temurun dalam lingkup keluarga
dan masyarakat. Kisah Bapa-Bapa bangsa dan peristiwa eksodus bani Israel dari
Mesir dan disusul dengan pengembaraan mereka selama 40 tahun, menjadikan
pengalaman ini sebagai pengalaman kolektif yang tidak pernah hilang dari
ingatan sejarah.
Kisah yang ditutur secara lisan
ini bertahan untuk beberapa generasi dan selanjutnya ditulis sebagai cara untuk
mendokumentasi seluruh pengalaman hidup itu. Kisah penciptaan alam semesta dan
manusia, ditulis dengan amat baik dalam kitab genesis (kejadian). Allah
berperan penting dan yang menjadi tokoh
sentral dari narasi penciptaan itu. Allah dilukiskan sebagai Allah yang
berperan, terlibat dalam seluruh peta penciptaan alam semesta. Mengapa Allah
terlebih dahulu mempersiapkan alam
semesta dan isinya dan manusia diciptakan Allah paling akhir?
Allah menempatkan manusia pertama di taman pilihan
Allah yang istimewa. Dalam taman yang nyaman itu, menginspirasi manusia pertama
untuk terlibat dalam godaan yang sentimentil. Inilah bukti ketidaksetiaan
manusia terhadap Allah. Tidak hanya itu saja! Kisah Nabi Nuh dan air bah
memperlihatkan bagaimana Allah merancang sebuah “teguran” kepada manusia secara
tragis dan dramatis. Dalam momentum air bah, bisa dilihat, siapa saja yang
tidak menunjukkan kesetiaan dan berperilaku jauh dari tuntutan Allah sendiri.
Ternyata Nabi Nuh sendiri yang selamat dalam peristiwa air bah. Nabi Nuh dan
keluarganya diselamatkan, hal ini memperlihatkan keberpihakkan Allah terhadap
mereka yang peduli, mereka yang masih ingin berbalik dan membuka diri terhadap
teguran Allah.
Mengapa manusia tidak setia
terhadap Allah? Masih kurangkah perhatian Allah terhadap manusia? Dalam Kitab
Suci kita akan melihat bagaimana Allah
memberikan pengampunan kepada mereka yang bersalah, mereka yang telah melakukan
tindakan di luar batas norma dan kehendak Allah sendiri. Ketika manusia pertama diusir
dari Taman Eden tetapi Allah masih memberikan janji keselamatan; Kain yang
telah membunuh adiknya dan diusir namun
diberi perlindungan; dunia dibinasakan pada zaman Nuh tetapi Allah
berjanji untuk tidak lagi membinasakannya. Demikian juga Ham, anak Nuh, dihukum
tetapi Sem dan Yafet, dua anak yang lain mendapatkan berkat.
Apa pun kesalahan yang dilakukan
oleh manusia, Allah tetap memberikan peringatan dengan cara-Nya sendiri, tetapi
yakinlah bahwa Ia senantiasa memberikan pengampunan dan menitipkan janji
keselamatan kepada manusia. Pengalaman kejatuhan manusia dalam dosa menunjukkan
keberaniannya dalam berjalan. Tetapi pengalaman inilah yang membuatnya tegak
berjalan karena manusia selalu belajar dari kejatuhan dan kesalahannya sendiri.***(Valery Kopong, http://viretabahasa.blogspot.com)
0 komentar:
Post a Comment