Friday, December 17, 2010

DPRD NTT Dukung Program Pendidikan untuk Nutrisi

Kamis, 16 Desember 2010 | 13:53 WIB

KUPANG, POS KUPANG.Com---Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) Nusa Tenggara Timur siap memberikan dukungan politis bagi program pendidikan untuk nutrisi yang akan dikembangkan Unicef Perwakilan NTT. Disadari bahwa nutrisi yang baik sangat menentukan tingkat kecerdasan anak-anak NTT di masa mendatang.

Dukungan politis itu disampaikan Ketua Komisi D DPRD NTT, Hendrik Rawambaku, saat memberikan pandangannya pada diskusi Pengembangan Program Pendidikan untuk Nutrisi di Hotel Orchid, Kupang, Rabu (15/12/2010). Selain Rawambaku, anggota Komisi D DPRD NTT yang juga hadir kemarin adalah Emeliana Nomleni, Hironinus Banafanu dan Alfridus Seran.

Ikut hadir anggota DPRD Kota Kupang, Frans Fanggi.
Menurut Rawambaku, pendidikan harus dilihat sebagai sebuah aktivitas human investment (investasi manusia). Karena itu, nutrisi yang baik sangat diperlukan anak-anak usia sekolah.
"Tetapi pada etnis-etnis tertentu di NTT, pendidikan hanya dilihat sebagai aktivitas sosial semata," katanya.

Sektor kesehatan, kata Rawambaku, harus juga dilihat sebagai human investment. "Makin baik gizi, orang akan semakin sehat, semakin sehat pendidikannya semakin baik," katanya.

Dia agak menyesalkan diskusi dan workshop tentang pendidikan dan nutrisi diselenggarakan saat pembahasan ABPD di Dewan hampir rampung. "Sayang, workshop seperti ini digelar setelah kami tinggal satu dua hari selesai bahas APBD," kata Rawambaku.

Meski begitu, Rawambaku mengatakan, Dewan tetap akan memberikan dukungan politis bagi setiap upaya peningkatan dan perbaikan gizi anak-anak NTT. Pernyataan dukungan politis itu juga disampaikan Emeliana Nomleni, Hironinus Banafanu dan Alfridus Seran.

Rekomendasi
Workshop yang berlangsung selama dua hari, Selasa-Rabu (14- 15/12/2010), itu berakhir dengan diskusi untuk mengidentifikasi masalah dan jalan keluar yang bisa dilakukan untuk memperbaiki pemahaman ihwal tentang gizi.

Para peserta workshop yang datang dari kabupaten-kabupaten tempat Unicef bekerja itu sepakat bahwa elemen masyarakat seperti orangtua, guru harus mendapat pemahaman dan pengetahuan yang memadai tentang gizi.

Dari aneka masalah itu, para peserta merumuskan design program yang bisa diterapkan di NTT. Ada banyak masalah ditampilkan para peserta. Melui diskusi kelompok, aneka masalah itu kemudian dicarikan alternatif pemecahan yang masih tentatif.

Pemecahan masalah itu kemudian dipadatkan dalam rekomendasi. Rekomendasi paling banyak digagas dan paling penting untuk perbaikan gizi adalah bahwa gizi harus bisa masuk ke dalam kurikulum di sekolah-sekolah. (len)

No comments: