Apolonia Dhiu
Bedah SKL dan Kisi-Kisi UN 2011
Kamis, 16 Desember 2010 | 11:51 WIB
KUPANG, POS KUPANG.com--Banyak guru yang mengajar Bahasa Inggris hanya menjalankan dua tahap yaitu mengenal dan menguasai. Padahal, katanya, mengajar bahasa Inggris harus melalui tiga tahap, yakni mengenal, menguasai dan memiliki.
Demikian Ketua Panitia Workshop Bedah Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan kisi-kisi Ujian Nasional (UN) Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Inggris Kota Kupang, Hendrik Nesimnasi, S.Pd, di Aula SMP Negeri 5 Kupang, Rabu (15/12/2010).
Hendrik, yang ditemui menjelang pembukaan kegiatan ini, mengatakan, dari pengalamannya banyak guru yang mengajar bahasa Inggris hanya dua tahap saja, yakni mengenal dan menguasai. Padahal, katanya, mengajar bahasa Inggris harus melalui tiga tahap, yakni kenal, kuasai dan miliki.
"Saya melihat para guru mengajar bahasa Inggris baru sebatas mengenalkan dan menguasai dan belum menjadikan anak-anak ini belajar untuk memiliki bahasa ini. Karena, jika anak-anak merasa memiliki bahasa Inggris, mereka akan berupaya untuk mempelajari dan bahkan menjadikan sebagai bahasa komunikasi sehari-hari baik kepada sesama temannya, guru maupun lingkungan sekitarnya," kata Nesimnasi.
Ia mengatakan, selama ini bahasa Inggris selalu menjadi momok sehingga banyak yang mengatakan pelajaran ini sangat sulit. Hal ini juga berpengaruh kepada para siswa karena banyak tidak lulus mata pelajaran ini pada saat UN. Menurutnya, orang yang hebat adalah orang yang membuat hal yang sulit menjadi gampang dan bukanya membuat hal yang mudah menjadi sulit.
Lebih lanjut kepada Pos Kupang ia menjelaskan, bedah standar SKL dan kisi-kisi UN MGMP Bahasa Inggris Kota Kupang ini ini diikuti oleh guru-guru mata pelajaran bahasa Inggris yang tergabung dalam MGMP di Kota Kupang, Kabupaten Kupang dan Kabuaten Timor Tengah Selatan (TTS).
Nesimnasi mengatakan, workshop ini dilakukan berawal dari para guru yang mengikuti bedah SKL dan kisi-kisi soal UN tahun 2011 di Kota Kupang. Kegiatan ini mendorong MGMP bahasa Inggris untuk mendalami lebih jauh tentang bedah SKL dan kisi- kisi soal UN. MGMP mendatangkan pembicara dari Semarang, yakni Nur Zaidah, S.Pd, M.Pd, yang berbicara soal penyusunan soal UN bahasa Inggris.
Pada kesempatan itu, Nur Zidah mengatakan, anjloknya kelulusan siswa pada mata pelajaran bahasa Inggris pada saat UN memang sangat tergantung pada proses pembelajaran di kelas dimana guru tidak saja mengejar hasil akhir yakni UN tetapi bagaimana meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga siswa benar-benar memahami dan mampu mengkomunikasikan bahasa Inggris.
Untuk itu, katanya, membutuhkan kerja keras dan proses yang panjang dari pada guru sehingga bisa menerima hasil akhir yang memadai. Dalam bedah SKL ini, katanya, para guru tidak saja dilatih untuk tahu membuat soal sesuai dengan SKL tetapi juga bagaimana guru melakukan proses belajar mengajar di kelas.
Ia berharap, setelah mengikuti kegiatan workshop bedah SKL ini, para guru mampu mengembangkannya di sekolah masing- masing. (nia)
Bedah SKL dan Kisi-Kisi UN 2011
Kamis, 16 Desember 2010 | 11:51 WIB
KUPANG, POS KUPANG.com--Banyak guru yang mengajar Bahasa Inggris hanya menjalankan dua tahap yaitu mengenal dan menguasai. Padahal, katanya, mengajar bahasa Inggris harus melalui tiga tahap, yakni mengenal, menguasai dan memiliki.
Demikian Ketua Panitia Workshop Bedah Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan kisi-kisi Ujian Nasional (UN) Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Inggris Kota Kupang, Hendrik Nesimnasi, S.Pd, di Aula SMP Negeri 5 Kupang, Rabu (15/12/2010).
Hendrik, yang ditemui menjelang pembukaan kegiatan ini, mengatakan, dari pengalamannya banyak guru yang mengajar bahasa Inggris hanya dua tahap saja, yakni mengenal dan menguasai. Padahal, katanya, mengajar bahasa Inggris harus melalui tiga tahap, yakni kenal, kuasai dan miliki.
"Saya melihat para guru mengajar bahasa Inggris baru sebatas mengenalkan dan menguasai dan belum menjadikan anak-anak ini belajar untuk memiliki bahasa ini. Karena, jika anak-anak merasa memiliki bahasa Inggris, mereka akan berupaya untuk mempelajari dan bahkan menjadikan sebagai bahasa komunikasi sehari-hari baik kepada sesama temannya, guru maupun lingkungan sekitarnya," kata Nesimnasi.
Ia mengatakan, selama ini bahasa Inggris selalu menjadi momok sehingga banyak yang mengatakan pelajaran ini sangat sulit. Hal ini juga berpengaruh kepada para siswa karena banyak tidak lulus mata pelajaran ini pada saat UN. Menurutnya, orang yang hebat adalah orang yang membuat hal yang sulit menjadi gampang dan bukanya membuat hal yang mudah menjadi sulit.
Lebih lanjut kepada Pos Kupang ia menjelaskan, bedah standar SKL dan kisi-kisi UN MGMP Bahasa Inggris Kota Kupang ini ini diikuti oleh guru-guru mata pelajaran bahasa Inggris yang tergabung dalam MGMP di Kota Kupang, Kabupaten Kupang dan Kabuaten Timor Tengah Selatan (TTS).
Nesimnasi mengatakan, workshop ini dilakukan berawal dari para guru yang mengikuti bedah SKL dan kisi-kisi soal UN tahun 2011 di Kota Kupang. Kegiatan ini mendorong MGMP bahasa Inggris untuk mendalami lebih jauh tentang bedah SKL dan kisi- kisi soal UN. MGMP mendatangkan pembicara dari Semarang, yakni Nur Zaidah, S.Pd, M.Pd, yang berbicara soal penyusunan soal UN bahasa Inggris.
Pada kesempatan itu, Nur Zidah mengatakan, anjloknya kelulusan siswa pada mata pelajaran bahasa Inggris pada saat UN memang sangat tergantung pada proses pembelajaran di kelas dimana guru tidak saja mengejar hasil akhir yakni UN tetapi bagaimana meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga siswa benar-benar memahami dan mampu mengkomunikasikan bahasa Inggris.
Untuk itu, katanya, membutuhkan kerja keras dan proses yang panjang dari pada guru sehingga bisa menerima hasil akhir yang memadai. Dalam bedah SKL ini, katanya, para guru tidak saja dilatih untuk tahu membuat soal sesuai dengan SKL tetapi juga bagaimana guru melakukan proses belajar mengajar di kelas.
Ia berharap, setelah mengikuti kegiatan workshop bedah SKL ini, para guru mampu mengembangkannya di sekolah masing- masing. (nia)
0 komentar:
Post a Comment