Tuesday, August 8, 2017

Literasi



Program literasi  yang berlaku pada masing-masing sekolah memiliki dampak yang cukup baik, terutama memacu minat baca para siswa / siswi. Kegiatan literasi ini berlangsung 15 menit sebelum proses belajar dan mengajar dimulai. Ada beberapa sekolah mewajibkan siswa / siswi untuk membaca buku biografi yang mengisahkan tentang kehidupan tokoh-tokoh yang populer. Membaca buku-buku biografi sangat membantu para siswa / siswi untuk mengenal karakter dan lebih dari itu keberhasilan yang diraih dari tokoh yang dikisahkan dalam buku yang dibaca itu. Cara ini terbilang sederhana tetapi sangat membantu para pembaca yang umumnya masih muda, yang masih mencari figur-figur tertentu dicontohkan.  Apakah literasi hanya berhenti pada aktivitas membaca dan mengenal tokoh-tokoh tertentu yang dikisahkan dalam buku itu ataukah kegiatan literasi membawa dampak yang lebih luas terhadap cara berpikir dan mendukung proses penulisan, entah karya ilmiah atau karya jurnalistik populer?

         

Monday, July 31, 2017

Jalan Politik Sunyi Jokowi



Pertemuan antara SBY dan Prabowo disinyalir oleh banyak pihak sebagai pertemuan yang menggadang  kepentingan politik. Betapa tidak, dua petinggi dari partai Gerindra dan Demokrat sedang membangun strategi untuk mematahkan Jokowi pada Pilpres 2019 nanti. Memang, hajatan politik itu masih jauh  tetapi animo politik partai oposisi Gerindra sepertinya ingin memunculkan trik dan mencari figur yang tepat untuk menantang Jokowi pada Pilpres nanti.
            Pada pertemuan mereka dengan disuguhi nasi goreng itu, Prabowo sempat memperbincangkan mengenai “ambang batas” pada Pilpres nanti. DRP telah menyetujui ambang batas 20% kursi di parlemen jika partai mencalonkan seorang calon presiden. Memang berat untuk mencapai target itu tetapi di sini membuka ruang koalisi partai agar bisa memenuhi target seperti yang disyaratkan dalam undang-undang pemilu. Dengan koalisi seperti ini juga memberikan kesempatan kepada partai untuk mencari figur terbaik yang bakal diusung dalam proses pemilihan presiden nanti.
            Menurut Prabowo bahwa ambang batas 20% itu hanyalah lelucon politik. Atas komentar Prabowo ini, Jokowi juga menanggapi secara santai. Kalau ambang batas yang ditetapkan 20 % itu dianggap lelucon maka dua periode pada masa kepemimpinan SBY juga menjadi sebuah lelucon karena aturan main tentang ambang batas 20 % sudah berlaku. Mengapa pada masa kepemimpinan SBY persoalan ambang batas 20 % tidak dipersoalkan, sementara di masa Jokowi dipersoalkan?  Apa yang dikatakan oleh Prabowo ini menjadi “boomerang politik” karena mungkin tidak sadar bahwa pada masa kepemimpinan SBY, penerapan aturan ambang batas 20 % sudah ada.
           

Komsos stasi gregorius

KARYA PERTAMA TMM: MERAWAT ORANG-ORANG KUSTA



Sejarah Gereja Indonesia mencatat bahwa Tarekat Maria Mediatrix adalah sebuah tarekat religius pribumi pertama yang lahir dari tangan dingin Mgr. Johanes Aerts, MSC. Tarekat ini lahir  di tanah Ambon, tidak untuk dirinya sendiri. Tarekat ini lahir dan menjadikan diri bermakna ketika berkarya untuk orang lain. Tarekat Maria  Mediatrix mengambil bagian dalam tugas perutusan Kristus yaitu mewartakan kabar gembira kepada orang-orang yang dijumpai. Beberapa bidang kehidupan digeluti oleh Tarekat Maria Mediatrix  dan cara sederhana ini memungkinkan para suster dari Tarekat Maria Mediatrix untuk menyapa mereka yang tidak disapa, membalut mereka yang terluka dan mendidik generasi muda yang sedang mencari ilmu pengetahuan. Sebuah tugas luhur dan berat yang membentang  di sepanjang sejarah keberadaan manusia, terakomodir dalam visi TMM: “Tarekat Diosesan Misioner yang dipanggil untuk mengambil bagian dalam persekutuan Injil dan dibaktikan untuk karya-karya kerasulan Tarekat.” Visi yang tertera ini merupakan sebuah cita-cita yang akan terwujud pada masa yang akan datang dan berusaha menerjemahkan nilai-nilai Injili itu dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk mewujudkan visi global yang diusung oleh Tarekat Maria Mediatrix ini diimplementasikan melalui misi Tarekat Maria Mediatrix, “Tarekat  memberdayakan para anggota dan komunitasnya untuk dapat merealisasikan visi TMM, melalui   tugas perutusan  dan karya-karya kerasulan Tarekat  (Karya Kesehatan, Pendidikan, Sosial dan Pastoral).”


Thursday, July 20, 2017

CREDIT UNION: LAHIR DARI RAHIM MASALAH SOSIAL EKONOMI (catatan sejarah munculnya Credit Union)

Keberadaan Credit Union dan perkembangannya yang semakin pesat membawa dampak yang menggembirakan dan sekaligus membantu para anggota Credit Union. Tetapi  apakah ada yang tahu persis tentang kapan munculnya credit union ini? Sejarah mencatat bahwa pada awal abad ke 19,  musim kelaparan dan musim dingin yang ekstrim menerpa wilayah Jerman. Alam yang tidak bersahabat itu sepertinya menundukkan para penduduknya dan tak berdaya atas kuasa alam.  Peristiwa itu membawa situasi yang serba kritis, yakni menipisnya persediaan makanan dan hal ini berdampak pada kelaparan yang berkepanjan
gan serta mewabahnya penyakit.
          Peristiwa kelaparan ini sangat rentan menerpa masyarakat kelas bawah yang tidak memiliki persediaan bahan makanan. mereka ini tergolong sebagai petani miskin, mereka yang tidak berpunya. Kesempatan yang sangat kritis ini dimanfaatkan oleh para pemilik modal (lintah darat). Orang-orang yang terkena musibah terus berusaha mencari modal sebagai penopang hidup mereka dan satu-satu  cara yakni memijam uang pada mereka yang berpunya (lintah darat) dengan bunga yang sangat tinggi. Dalam kondisi seperti ini para petani kecil yang bermukim di perkampungan tidak bertahan dan pada akhirnya mereka memutuskan diri untuk merantau ke kota dengan suatu harapan agar nasib hidup mereka bisa berubah menjadi lebih baik.
        

Ular Piton

Romo Sulistiyadi, Pastor Paroki St.Gregorius bersama pak Lukas menangkap ular piton pada Juli 2017 di area gereja

Monday, July 17, 2017

Berbagi Pengalaman Misi

Bersama Pater Vinsen Wangge, SVD
Minggu, 16 Juli 2017, bertempat di rumah Bapak Lipus Wangge, yang terletak di pinggir kali Kampung Karet-Tangerang, saya berjumpa dengan Pater Vinsen Wangge, SVD. Lama kami tidak bertemu, sejak terakhir saya berpisah dari rumah induk Ledalero. Bisa dihitung, kurang lebih belasan tahun kami tidak pernah bertemu tetapi kedekatan secara emosional tetap ada karena kadumi pernah dibentuk dan hidup di bawah satu atap biara. Pater Vinsen Wangge, SVD saya kenal sejak di SMA Seminari San Dominggo-Hokeng. Setelah itu bertemu lagi pada Seminari Tinggi Santo Paulus-Ledalero.

Kurang lebih sembilan tahun, Pater Vinsen Wangge, SVD bekerja sebagai misionaris SVD di Afrika bagian utara. Menurut penuturan beliau bahwa paroki di tempat ia bekerja adalah paroki yang paling miskin. Segala kegiatan pastoral terkadang tersendat karena minimnya dana. Memang, ada langkah yang ditempuh untuk mengatasi minimnya dana adalah meminta bantuan pihak lain, terutama sokongan dana dari SVD. Tantangan lain yang diceritakan adalah bagaimana menghadapi datangnya musim serta pergantiannya yang sangat ekstrim. Umat yang umumnya hidup dari pertanian, dalam setahun hanya sekali mengambil hasil pertanian sedangkan selebihnya aktivitas pertanian terpaksa berhenti karena perubahan musim yang ekstrim serta tidak menjanjikan keberhasilan dalam mengelola pertanian.


rekresi di monas 2017

Monday, July 3, 2017

PATER BURA LULI, SVD : “PASTOR UNTUK PARA GELANDANGAN”



Pater Yakobus Bura Luli, SVD adalah imam pertama  di Stasi Tapobali, Adonara Timur.  Sejak ditahbiskan  pada 3 Juli 1977 di Larantuka, Pater  Bura Luli, SVD bekerja di Provinsi SVD Timor.  Selama menjadi imam di Timor, ada beberapa paroki ditanganinya terutama di wilayah Atambua dan Kefamenanu. Orang-orang Kefa yang mengenalnya, mengatakan Pater Kobus terkenal sebagai pastor yang tegas namun baik hatinya. Cukup lama Pater Kobus bekerja sebagai pastor  kepala di Paroki Santa Theresia Kefamenanu.  Pendiriannya yang tegas dan bisa merangkul kaum muda, membuatnya dikenal di masyarakat luas.
Penjemputan Pater Kobus dan Suster Lidya di Pelabuhan Waiwerang, 3 Juli 2017
Sebagai pastor kepala di Paroki Santa Theresia Kefamenanu, Pater Kobus tidak hanya sibuk mengurus altar saja tetapi juga terjun ke lapangan dan mengurus para gelandangan.  Hampir setiap hari, Pater Yakobus Bura Luli, SVD turun ke jalan-jalan dan mencari  para gelandangan yang suka bertengger di deker-deker tua. Di sanalah Pater bertemu dengan para gelandangan dan berusaha membangun komunikasi dengan mereka. Berkat ketekunan ini, para gelandangan dikumpulkan di sebuah asrama Paroki Santa Theresia Kefamenanu. Kelompok gelandangan yang berhasil dikumpulkan  ini lebih dikenal dengan “kelompok  Jintiu” yang pada akhirnya mengalami perubahan nama, “Kelompok Don Bosco.” Mereka kemudian dibina oleh Pater Kobus Bura Luli dan dilatih untuk bekerja secara mandiri. Semua mereka pada akhirnya sadar dan membangun hidup secara mandiri.

Monday, June 19, 2017

TOLERANSI: SEBUAH PARADOKS ?


Oleh: Valery Kopong

Ketika  mencermati gerak  perjalanan sejarah bangsa ini terkesan ada kemunduran yang  luar biasa menyangkut toleransi antarmasyarakat di tengah pluralisme ini. Saat ketika orang mengkotak-kotakan  kelompok di negeri ini, kesan publik yang muncul yakni orang baru sadar bahwa bangsa Indonesia  berada pada nuansa kemajemukan.  Kemajemukan dilihat sebagai sesuatu yang “terberi” dan bukannya sebuah permintaan. Itu berarti bahwa kemajukan yang dimiliki oleh bangsa ini merupakan pemberian Allah dan ini menjadi kekayaan Indonesia yang luar biasa.
            Toleransi menjadi sesuatu yang “mewah”  di Indonesia  karena nilai-nilai toleransi sedang tergerus oleh pemahaman  yang  sempit  oleh begitu banyak kelompok. Bahkan ada pejabat negara pun masih terjebak dalam cara berpikir yang sempit tentang  toleransi dan kemajemukan. Memang, antara toleransi dan kemajemukan adalah dua hal yang saling ber singgungan dan berpengaruh terhadap satu dengan yang lain. Ketika orang mengabaikan dan bahkan menutup mata terhadap kemajemukan bangsa ini maka pada saat yang sama, nilai toleransi mulai hilang. Kemajemukan ini dilihat sebagai “perekat utama” karena ketika kita memandang miring tentang orang lain dalam konteks kemajemukan bangsa ini maka pada saat yang sama, kita sedang meruntuhkan sebuah kenyataan sejarah bangsa ini.
           

Monday, June 12, 2017

Menulis Dengan Darah


Secara filosofis dapat dikatakan bahwa pengalaman-pengalaman sederhana yang dituangkan dalam buku ini membangkitkan semacam suatu asosiasi aksiologis untuk melihat lebih jauh hal lain, ‘nilai’, dari sekedar pengalaman in se. Nilai, sesuatu yang seharusnya dikejar atau dituju seringkali terkelabui dalam jejalan rutinitas, yang tanpa disadari turut memasung manusia menjadi serupa robot, tanpa spirit. Tanpa upaya untuk melampaui yang empirikal dan menangkap apa yang hakiki di baliknya, orang akan dengan mudahnya terjauhi dari kemungkinan melihat satu fenomen dari aneka perspektif dan cara pandang. Sebaliknya, dengan refleksi atau dengan upaya menyelam lebih jauh, pengalaman hidup sesederhana apa pun mendapat bobot, yang pada gilirannya turut menjadikan seseorang menjadi lebih berbobot dan bernilai dalam cara pandang, sikap, dan cara hidupnya.

Saya yakin, John dan Valery melalui buku ini tidak sekedar menulis, tetapi mereka menulis dengan satu komitmen sosial yang sungguh, meski itu berangkat dari pengalaman pribadi mereka. Mereka, meminjam kata – kata  filosof Nietzsche, sungguh ‘menulis dengan darah’ dengan kesadaran dan keterlibatan demi kepentingan yang lebih besar. ***

Bagi yang berminat dengan buku saya ini, silakan kontak, Valerianus Kopong, Hp 0812 888 613 89 / WA 0895 1216 9703



Tuesday, June 6, 2017

Membangun “Trust Politik”



(Catatan Untuk Calon Gubernur NTT)

Oleh: Valery Kopong

Membaca peta perpolitikkan Nusa Tenggara Timur, tidak lebih sebagai perhelatan para elite politik dan masyarakat sekedar sebagai penonton pasif. Situasi ini agak kontradiktif dengan proses Pilkada DKI Jakarta di mana partisipasi publik sangat terasa karena warganya telah paham tentang politik dan lebih dari itu ingin mempertahankan gubernur yang telah berhasil mengedepankan program pro-rakyat. Memang bagi masyarakat awam, berbicara tentang politik itu merupakan sesuatu yang menjenuhkan karena masyarakat telah memprediksi “goal kekuasaan” yang ingin direbut.   Itu berarti bahwa proses pertarungan politik didesain sebagai upaya untuk meraih kekuasaan dengan cara apapun  dan cara ini telah mengangkangi makna esensial dari politik itu sendiri. Apa itu politik? Pertanyaan ini sederhana, tetapi memiliki kedalaman makna. Ketika makna politik ditempatkan dalam konteks perhelatan pemilihan kepala daerah maka yang muncul dalam ingatan publik bahwa politik itu tidak lain adalah jurus jitu membangun strategi dan mematahkan lawan. Namun di mata orang kampung, politik itu sama dengan seni menipu orang lain.

Thursday, May 18, 2017

“Luka Kesuksesan”


Veronica Tan

Ketika mengikuti jalan salib di Gereja Santo Gregorius Agung – Kota Bumi-Tangerang pada setiap hari Jumat  dalam masa pra-paskah ini, seakan  memori imanku  terbangun tatkala memasuki perhentian ke 6. Pada perhentian ke 6 ini, yakni “Veronika Menyapu Wajah Yesus,”  mengingatkanku akan sosok Veronika, seorang wanita Yerusalem yang tegar menerobos para kerumunan algoju yang sedang menyiksa Yesus pada perjalanan menuju Golgota. Veronika tergerak hati untuk mengusapi wajah Yesus yang penuh peluh dan darah dengan sepotong kain. Menurut tradisi, pada kain yang dipakai untuk mengusapi wajah Yesus,  kemudian tercetaklah gambar wajah Yesus. Veronika memperoleh kenangan berharga dari perbuatannya, sepotong gambar  yang menjadi kenangan sejarah, kenangan kolektif umat Kristiani. Nama “Veronika” sendiri merupakan nama Latin dari Berenice, sebuah nama Makedonia, yang artinya adalah “pembawa kemenangan”/ bearer of victory (menurut bahasa Yunani, phere- nike).
Menelusuri perjalanan hidup Ahok dan ditemani isterinya Veronica Tan, sepertinya mereka sedang mengalami “jalan salib kehidupan politis.” Ahok dan Veronica Tan sebagai pengikut Kristus sejati memperlihatkan diri sebagai murid yang sedang mengalami pencobaan di tengah pusaran politik yang tak karuan. Ahok tahu bahwa jalan politik itu terjal dan penuh dengan liku-liku yang terkadang menjebaknya untuk menerima tawaran yang menggiurkan. Tetapi Ahok berani menolak semua godaan berupa kesenangan duniawi. Ketika sebagian besar  anggota DPR RI yang sedang terjerat kasus korupsi E-KTP, Ahok lolos dari jeratan korupsi massal itu dan ini memperlihatkan kredibilitas Ahok yang semasa menjadi anggota DPR RI di komisi II, begitu menentang mega proyek yang membawa skandal ini.  
           

Monday, May 15, 2017

Puntung Rokok Sang Diktator

Perhelatan demokrasi pada Pilkada DKI Jakarta pada putaran kedua, semakin memperlihatkan cara-cara yang memuakkan dari pendukung Paslon tertentu. Cara-cara kampanye yang tidak demokratis ini dilansir oleh salah satu stasiun televisi swasta dan mengemas dalam acara talkshow dengan judul: “Cara Keji Kampanye Pada Pilkada DKI Jakarta.” Mengapa publik melihat bahwa cara kampanye saat ini merupakan cara keji? Beberapa kasus  terutama dalam pemasangan spanduk yang bernada provokatif menimbulkan keresahan di masyarakat. Agama seakan menjadi isu murahan karena agama itu sendiri dipolitisasi demi mencapai target politik, yakni kemenangan. Kampanye “keji” ini memperlihatkan bahwa strategi kampanye yang dipakai oleh salah satu Paslon dirasa tidak mempan untuk mendongkrak  popularitas Paslon tersebut.
Beberapa upaya yang dilakukan oleh para pendukung Anies-Sandi pada hari-hari terakhir ini memperlihatkan kemunduran dalam berdemokrasi. Berdemokrasi itu sendiri memperlihatkan upaya yang sehat dalam meyakinkan Paslon yang diusung dan membiarkan masyarakat  secara bebas untuk menentukan pilihan pada saat pemungutan suara nanti. Tetapi kenyataan dalam berkampanye, isu mengenai program yang mestinya digadang sebagai “komoditi politik” dalam meyakinkan publik, ternyata kurang diperhatikan atau bahkan program yang ditawarkan menjadi bahan tertawaan karena dirasa kurang logis. Misalnya menyangkut program perumahan, masyarakat diberi kemudahan untuk mengkredit rumah dengan  DP 0  %. Program ini dinilai tidak wajar dan pada beberapa waktu lalu, Gubernur Bank Indonesia angkat bicara soal DP 0 % yang secara prosedural  menyalahi aturan yang sudah ditetapkan. Ada beberapa program lain yang ditawarkan oleh Anies-Sandi, yakni menolak reklamasi. Tentang reklamasi, pada beberapa minggu lalu, ada dua pulau dihentikan setelah adanya putusan dari PTUN. Itu berarti bahwa program penolakan reklamasi yang selama ini didegungkan menjadi sesuatu yang absurd.

Raja Salman dan Ahok

Kunjungan Raja Salman membawa dampak positif terhadap kerajaan Saudi Arabia dan Indonesia. Kunjungan ini juga termasuk sebuah kunjungan istimewa karena selama 47 tahun tidak ada kunjangan raja dari Kerajaan Saudi Arabia ke Indonesia. Raja Salman, dalam usia 81 tahun tetapi masih menyempatkan diri mengunjungi Indonesia dan merupakan kunjungan balasan ketika dua tahun yang lalu, Presiden Jokowi mengunjungi Arab Saudi. Apa yang bisa diharapkan dari kunjungan bersejarah ini?  
Ahok bersalaman dengan Raja Salman
Seperti diberitakan oleh media, bahwa Raja Salman datang ke Indonesia untuk berinvestasi. Ada beberapa program yang sedang dan akan dilakukan oleh pemerintahan Jokowi-JK cukup banyak mendapat dukungan dana. Karenanya insvestasi yang dilakukan oleh Raja Salman pada kunjungan ini seakan memberikan harapan baru bagi Indonesia. Tetapi persoalan investasi, barangkali dilihat sebagai hal yang biasa. Bagi penulis, hal yang lebih menarik adalah kunjungan Raja Arab disambut oleh Presiden Jokowi dan juga Ahok, Gubernur DKI Jakarta. Penulis tertarik melihat sosok Ahok yang kontroversial bahkan menimbulkan kebencian publik, tetapi suasana ini bisa redah, ketika Raja Salman dengan ramah menyalami Ahok.
Memang persoalan menyalami orang kelihatan  biasa dan cuma sekedar berjabatan tangan. Tetapi momentum ini dilihat secara berbeda, melampaui sebuah jarak pandang yang biasa. Jabat tangan antara Ahok dan Raja Salman, merupakan jabat tangan dalam konteks keberbedaan. Bahwa selama ini Ahok dalam kaca mata publik adalah sosok yang nyentrik dan menampilkan perbedaan yang menyolok. Ahok adalah seorang beragama Kristen Protestan dan keturunan Tionghoa. Isu-isu primordial ini menjadi isu sentral yang digunakan oleh para lawan politik untuk menjatuhkannya. Tidak hanya lawan-lawan politik tetapi juga kelompok-kelompok radikal juga menentang kehadiran Ahok  bahkan ingin merobohkan kekuasaannya.

Tuesday, February 21, 2017

SIMBOL-SIMBOL DALAM GEREJA KATOLIK

Apakah IHS itu? Arti dari Nama Yesus Yang Tersuci

3 Januari, Pesta Nama Yesus Yang Tersuci
Pada Forma Ekstraordinary, pesta Nama Yang Tersuci adalah “kelas kedua” (membuatnya menjadi sama dengan hari Minggu sepanjang tahun, lengkap dengan pendarasan Kemuliaan dan Syahadat Aku Percaya), tapi didalam Forma Ordinary peringatan Nama Yang Tersuci bahkan tidak termasuk dalam kalender setelah tahun 1970. Syukur, pesta ini kembali dirayakan sebagai peringatan (memorialoptional oleh Beato Yohanes Paulus II – kita harus berpikir bahwa Nama Ini pantas mendapatkan penghormatan setidaknya seperti ini!

Monday, February 20, 2017

AHOK DAN JALAN SALIB POLITIS

Suasana pagi dengan kabut yang mengelabui wilayah Tangerang, sepertinya menggiring kesadaranku untuk menulis sesuatu sebagai bentuk sumbangan pemikiran dan refleksiku terutama  tentang demokrasi yang terus diuji lewat pesta demokrasi. Demokrasi yang saat ini hidup setelah melewati masa pemerintahan yang otoriter selamat tigapuluh dua tahun. Tetapi apakah demokrasi yang sedang kita bangun itu memperlihatkan wajah demokrasi yang sebenarnya?  Pertanyaan tuyul ini menggelitik ketika melihat geliat pesta pilkada sebagai realisasi demokrasi yang didambakan publik.
Memang, banyak wilayah di negeri ini mengadakan perhelatan akbar dalam pilkada untuk mencari pemimpin yang diharapkan warga. Tetapi dari sekian banyak pilkada, sepertinya pilkada DKI Jakarta menjadi magnet bagi seluruh warga Indonesia. Mengapa di tahun-tahun sebelumnya, pemilihan gubernur DKI Jakarta tidak seheboh saat ini? Menurut penulis, hebohnya pilkada DKI Jakarta saat ini karena calon gubernur yang diusung adalah Ahok yang beragama Kristen dan keturunan Thionghoa. Persoalan agama yang merupakan aspek primordial yang melekat dalam diri seseorang ternyata berpengaruh besar dalam perhelatan politis bahkan terus dipersoalkan.

Thursday, February 16, 2017

ORANG GALILEA (Injil Markus)



Terbanyak ahli Kitab Suci mengakui kedua hal penting berikut yang menyangkut Injil Markus. Pertama, Injil Markus merupakan Injil yang pertama ditulis dan sekaligus menjadi dasar untuk Matius dan Lukas. Dari 678 ayat yang ada dalam Markus, hampir semuanya ada dalam Matius dan lebih dari separuh ada dalam Lukas. Hanya kira-kira 30 ayat yang tidak terdapat, baik dalam Lukas maupun dalam Matius. Ini menunjukkan bahwa Markus adalah Injil yang pertama ditulis. Matius dan Lukas menggunakannya sebagai dasar untuk Injil mereka.
                Satu kenyataan lain lagi, Matius dan Lukas pada umumnya mengikuti susunan kejadian atau peristiwa yang dilaporkan Markus. Kadang-kadang, baik Matius maupun Lukas menyimpang dari susunan Markus; tetapi tentang peristiwa hidup Yesus, keduanya tak pernah bersama-sama menyimpang dari Markus. Salah satu dari keduanya pasti selalu mengikuti Markus; malah lebih sering keduanya sama-sama mengikuti Markus.  
                Kedua, Penyaksian Papias, Uskup Hierapolis-Phrygis Selatan pada awal abad kedua. Papias mengumpulkan banyak informasi tentang Injil-Injil. Ia mengatakan bahwa Injil Markus sebenarnya adalah bahan khotbah Petrus. Selanjutnya Uskup itu mengatakan bahwa Markus adalah “penterjemah Petrus.” Markus dengan teliti mencatat khotbah yang disampaikan Petrus.
             

Monday, February 13, 2017

"BIOGRAFI" ABRAHAM MENURUT KITAB KEJADIAN



Siapakah Abraham ? Bagi orang Yahudi, Abraham adalah bapa leluhur mereka (bdk. Yes 51:2; Mat 3:9; Luk 3:8; Yoh 8:33,39) dan bahkan “bapa termasyhur dari banyak bangsa” (Sir 44:19). Abraham tidak hanya menjadi bapa leluhur Israel, tetapi bapa leluhur Yesus Kristus pula : “Inilah (buku) silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham” (Mat 1:1). Abraham oleh Santo Paulus dikatakan sebagai pendahulu kita dalam iman, bapa semua orang beriman, baik yang tak bersunat maupun yang bersunat (bdk. Rm 4:1-25). Barangsiapa yang hidup dari iman, dia adalah anak Abraham dan akan diberkati bersama dengan Abraham yang beriman itu (Gal 3:7-9).



Dalam Kitab Suci, kisah tentang Abraham terdapat dalam Kitab Kejadian bab 12-25, dengan prolog Kejadian 11:27-32. Berikut ini adalah rangkuman dari kisah Abraham yang terdapat dapat Kitab Kejadian.

INJIL MATIUS (JEMBATAN PENGHUBUNG)

Susunan kitab-kitab Perjanjian Baru dalam naskah-naskah kuno, tidak selalu sama. Sebagai missal, Codex Bezae, satu dari naskah-naskah yang terkenal, menurun susunan Matius, Yohanes, Lukas dan Markus. Tetapi bagaimanapun, dalam semua naskah Perjanjian Baru, Matius selalu mendapat tempat yang pertama. Hal ini bukanlah karena Matius merupakan buku yang pertama ditulis. Sebab beberapa surat Paulus ditulis empat puluh tahun sebelum Injil Matius. Biar begitu, Injil Matius selalu muncul sebagai yang pertama karena Matius merupakan jembatan penghubung Perjanjian Lama dengan Perjanjian Baru. Matius mempersatukan kedua perjanjian itu. Matius melihat Yesus pemenuhan harapan bangsa Yahudi dan pemenuhan janji Allah kepada umat-Nya.
                Dalam Matius, sebutan Anak Daud untuk Yesus lebih sering dari pada dalam Injil-Injil yang lain, juga kalau ketiga Injil yang lain dikumpul bersama (Mat 1:1; 9:27; 12:23; 15:22; 20:30.31;21:9.15). Dalam Markus dan Lukas, Yesus tegas-tegas disebut Anak Daud  hanya pada peristiwa penyembuhan orang buta (Mrk 10: 47-48; Luk 18:38-39). Dalam Yohanes, Yesus tak pernah tegas-tegas disebut Anak Daud.
                Supaya tahu persis kekhasan Matius itu, kita harus membaca ceritera keempat penulis Injil tentang Yesus memasuki  Yerusalem (Mat 21: 1-9; Mrk 11:1-10; Luk 19: 28-38; Yoh 12: 12-19). Dari keempat versi ceritera itu, hanya dalam versi Matius, Yesus disebut Anak Daud.
               

Magisterium

Yesus mendekati mereka [kesebelas murid-Nya] dan berkata: “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” (Matius 28:18-20)
Magisterium adalah Wewenang Kuasa mengajar Gereja. Dasar Magisterium adalah sebagai berikut :
“Adapun tugas menafsirkan secara otentik Sabda Allah yang tertulis atau diturunkan itu, dipercayakan hanya kepada Wewenang Mengajar Gereja yang hidup, yang kewibawaannya dilaksanakan alas nama Yesus Kristus” (DV 10). (KGK 85)

TRADISI-TRADISI DALAM GEREJA KATOLIK

SATU – Air Suci

Bila Anda datang ke gedung gereja, hal pertama yang Anda lakukan adalah mencelupkan tangan Anda ke dalam air suci dan membuat tanda salib. Mengapa Anda melakukan itu? Nah, inilah tiga alasannya:
  1. demi pertobatan terhadap dosa-dosamu;
  2. untuk perlindungan terhadap yang Jahat;
  3. untuk mengingatkan Anda tentang pembaptisan.
Penjelasan
  1. Air suci mengingatkan kita untuk menyesali dosa-dosa kita. Ketika ada ritual pemercikan dalam liturgi, kita selalu menyanyikan Asperges, yang berarti “Anda akan diperciki atau dicuci“. Asperges me hysoppo et mundabor; lavabis me et super nivem dealbabor. Ini adalah kata-kata dari Mazmur pertobatan besar, Mazmur 50: Engkau akan mereciki aku dengan hisop dan aku akan dibersihkan: Engkau akan mencuci aku, dan aku akan menjadi lebih putih dari salju.
  2. Air suci adalah sakramental yang merupakan perlindungan terhadap perangkap setan. Doa lama untuk pemberkatan air suci mengatakan: Ya Allah, pencipta dengan kekuasaan tak terkalahkan, Raja kerajaan tak terkalahkan dan pemenang sungguh agung: yang mengalahkan kekuasaan musuh dan menaklukkan kemarahan amukan musuh, yang memerangi dengan kuasa melawan musuh jahat kami: dengan gentar kami mohon kepada-Mu, ya Tuhan, kami mohon dan meminta kepada-Mu: dengan belas kasih lihatlah air dan garam ini, dengan murah hati terangilah ini, menguduskannya dengan embun cinta kasih-Mu, sehingga dimanapun itu ditaburkan, melalui penyeruan Nama-Mu yang kudus, setiap perwujudan roh jahat diusir, dan teror dari ular beracun dijauhkan. Dan semoga kehadiran Roh Kudus selalu bersama kami, kami yang memohon belas kasihan-Mu.
  3. Air suci mengingatkan kita tentang janji pembaptisan kita untuk : menolak Setan, mengakui iman dalam Kristus, dan telah dibaptis dalam misteri Tritunggal Kudus. Pada saat itu, semua dosa kita telah diampuni: dosa asal dan aktual, dan kita menjadi anak-anak Allah, filii in Filio, ahli waris dari janji Allah, dan sekarang berani memanggil Allah sebagai Bapa kita.

Friday, February 3, 2017

BAPAK STANISLAUS LEWOTOBY

Acara perpisahan pak Stanis dengan Bapak Basyari Syam (Kepala Kanwil)





“Setiap hari kita harus membuat titik-titik kebaikan.”  Kata-kata ini merupakan kata kunci bagi seorang Stanislaus Lewotoby selama menjabat sebagai Pembimbing Masyarakat Katolik (Pembimas Katolik) pada Kanwil Kementerian Agama Provinsi Banten. Pria berdarah Ambon dan Flores  ini selama kurang lebih 9 tahun mengabdi sebagai Pembimas di Banten. Banyak suka dan duka dialaminya ketika  menjabat sebagai Pembimas.

Jabatan yang diemban selama ini berakhir juga seiring dengan masa pension, terhitung mulai 1 Februari 2017. Menjelang pension, para staf, guru dan penyuluh berkumpul bersama di Kantor Bimas Katolik, Senin 30 Januari 2017 untuk mendengar pamitan terakhir sebelum memasuki masa pension. Ada banyak kesan dan pesan yang disampaikan oleh semua staf, guru dan penyuluh berkaitan dengan masa kepemimpinannya. Selamat memasuki masa pension, dan terima kasih untuk semua jasa baikmu.***(Valery Kopong)

Wednesday, January 11, 2017

ELEGI MALAM PISAH



Setiap  hari, sepertinya penanggalan bergerak maju dan pada akhirnya menemukan titik puncak, akhir tahun.  Semua mata tertuju pada kalender  bisu yang terus melekat pada dinding-dinding kumal. Pada tanggal terakhir di bulan Desember ini, kalender  2016 perlahan diturunkan  dan siap diganti dengan kalender yang baru, 2017.  Tetapi sebelum mengakhiri tahun 2016, setiap kita sepertinya  ingin memaknai tahun ini sebagai momentum penting untuk merefleksikan diri dan mengenang setiap kejadian yang telah kita lalui. Berapa langkah dan jejak kaki, kita torehkan dalam sejarah perjalanan hidup kita terutama mengisi hari-hari hidup di tahun 2016 ini?  Jika itu pengalaman menarik maka keinginan kuat bagi kita untuk mengulangi pengalaman yang sama. Tetapi jika sebaliknya, pengalaman yang kita alami adalah pengalaman yang  tidak mengenakan bagi kita, maka pelan tetapi pasti, kita  akan berusaha untuk melupakan pengalaman itu, sambil berharap bahwa  di tahun baru, 2017 itu akan lebih baik.
           

Thursday, January 5, 2017

KANVAS RAHIM

wajah kedua orang tuaku
Merayakan  ulang  tahun, ibarat membuka lembaran kehidupan baru. Dalam lembaran kehidupan itu, sang yubilaris terus menggores  sejarah dan mengingat kenangan masa lampau, terutama  orang tua dan tempat kelahiranku. Pada rentang keheningan saat ini, kubuka lagi puisi yang pernah aku tulis, persis pada waktu merayakan ulang tahunku.  Puisi yang pernah kutulis itu mewakili jeritan kerinduan seorang “aku” yang mesti ada karena “adanya aku-ku yang  lain.”

TANGGAL LAHIR
MELUKIS DIRI
PADA KANVAS RAHIM
IBUNDA