Pengantar Redaksi: Paulus
yang sebelum pertobatannya dikenal sebagai Saulus, lahir di Tarsus, Kilikia,
sebuah pusat perdagangan terkenal di bagian Tenggara Asia Kecil (sekarang
wilayah Turki). Tanggal lahir Paulus tidak diketahui secara pasti tapi
diperkirakan ia dilahirkan sekitar tahun
10 sesudah Masehi. Paulus adalah seorang
Israel dari suku Benyamin dan disunat pada hari kedelapan (Filipi 3:5). Dalam
teks yang sama ini Paulus mengatakan bahwa ia adalah seorang Farisi yang
berpendirian teguh. Dikatakan bahwa Paulus menyandang dua nama yakni nama
Romawi (Paulus) dan nama Yahudi (Saulus) (Kis 7:58; 8:1). Melalui proses tawar-menawar waktu yang sangat lama, tim Redaksi Voluntas
berhasil mewawancarainya di selah-selah keheningan. Sayangnya, fotografer tidak
bisa membidik wajahnya karena memang ia tak kelihatan lagi di muka bumi ini.
Monday, March 19, 2018
Friday, March 16, 2018
Janda
Ilustrasi foto diambil dari Merdeka |
Yesus mengadakan banyak mukjizat, salah satunya
adalah membangkitkan anak muda di Nain. Mukjizat yang diperlihatkan oleh Yesus adalah
cara sederhana untuk mengingatkan manusia akan datangnya kerajaan Allah . Kerajaan Allah yang ditawarkan oleh Yesus
bukanlah kerajaan yang akan terjadi tetapi sedang terlibat dan dirasakan oleh
manusia sendiri. Peristiwa Yesus membangkitkan anak muda di Nain merupakan
tanda yang menghadirkan Allah dan kasihnya di tengah dunia.
Monday, March 12, 2018
TARIAN “HEDUNG”: CERMIN KEBUASAN MANUSIA
( Sebuah Analisis Sosio-kultural)
Oleh: Valery Kopong*
Friday, March 9, 2018
Kerinduan Seorang Narapidana
“Sebuah
jubin lantai rumahku terpecah. Terlihat, seekor jangkrik keluar dari retakan jubin sambil mengibas
sayap, pratanda ada kebebasan baru yang dialami.”
Langit kota Tangerang-Banten semakin cerah. Sinar mentari pagi perlahan
menyusup menembusi dedauan yang masih
melekat rapih di pohonnya. Kecerahan langit tak secerah langit jiwa sang kelana yang kini mendekap di hotel
prodeo. Langkahku semakin merapat pada pintu besi di Lembaga Pemasyarakatan
Tangerang. Deru mesing-mesin kota dan semburan asap dari knalpot, sepertinya
tidak mengganggu kehidupan mereka yang sangat terbatas. Kerinduan untuk bebas
selalu menggema setiap saat tetapi itu hanya kerinduan. Waktulah yang
menentukan dan memungkinkannya untuk keluar dari arena tak bebas itu.
Di
depan pintu besi Lapas yang sulit didobrak itu, saya menitipkan HP, KTP dan tas
ranselku juga digeledah. Di ruang itu saya menyuruh petugas Lapas untuk
memanggil Didik, (bukan nama sebenarnya) dan beberapa rekannya untuk kami
ngobrol bersama di ruang tunggu. Cukup lama saya menunggu dan tiba-tiba ia dan
beberapa temannya yang Katolik datang dari arah kapel. Di tangan Didik,
tergenggam Injil dan didahinya diberi tanda salib dengan abu. Ketika masuk di
ruangan, beberapa temannya menanyakan soal arti pemberian diri dengan abu di
dahi. Dengan penuh keyakinan, Didik menjelaskan
pada teman-teman narapidana yang muslim, bahwa tanda abu yang dikenakan
pada dahi mengingatkan kita sebagai manusia lemah yang diciptakan dari tanah,
suatu saat akan kembali ke tanah. Mendengar penjelasan itu, saya hanya manggut
sebagai cara untuk mengapresiasi terhadap apa yang dikatakan sebagai kebenaran
dari ajaran yang diterimanya.
Ruang tunggu itu tak beda jauh dengan “ romantic room.” Semua nara pidana yang saya jumpai sedang memeluk isteri atau
anaknya dengan penuh kasih sayang. Kerinduan itu tersembul dari sorotan mata
yang tak bisa menipu realita. Sambil menikmati coca-cola, saya mengobrol
bersama beberapa napi yang katolik. Ketika saya tanya, apakah banyak napi
katolik? Dengan penuh kepastian, ia menjawab, sekitar 30-an orang napi katolik.
Mereka masuk atau dipaksa masuk ke situ dengan beragam masalah. Ada yang
dihukum karena melakukan tindakan kriminal, ada yang terjerat masalah narkoba
dan banyak lagi kasus yang menimpah mereka yang pada akhirnya menyeret mereka
ke Lembaga Pemasyarakatan itu.
Socrates
pernah berujar, “apabila banyak sekolah didirikan maka suatu saat,
penjara-penjara bisa ditutup.” Ungkapan Socrates ini membahasakan bahwa
keberadaan sekolah menjadi jaminan bahwa pola perilaku manusia bisa tertata
rapih dan kejahatan perlahan lenyap dari bumi ini. Tetapi apa realita yang
muncul saat ini? Pendirian sekolah hampir bersamaan dengan pendirian penjara
atau sekarang disebut sebagai Lembaga Pemasyarakatan (Lapas). Di depan papan
pengumuman itu aku melihat data-data terutama jumlah orang yang ada dalam
penjara sekitar 1000 lebih orang. Ini belum terhitung dengan jumlah nara pidana
di Lapas wanita dan anak-anak. Sebuah
angka yang menggila dan fantastis. Tetapi apakah mereka adalah orang-orang
terbuang dari pergaulan umum karena ulah tingkah dan salah mereka? Melihat
jumlah napi yang semakin menanjak, menjadi sebuah sindiran bagi lembaga
keluarga, sekolah dan agama yang selalu mendengungkan moralitas dan nilai cinta
kasih. Masing-masing institusi mempertanyakan diri. Seberapa jauh nilai cinta
kasih dan moralitas ditanamkan dalam diri anak-anaknya?
Dalam
rentang waktu yang tidak mengenal titik habis, kita terus bertanya, mengapa
mereka terhempas dan dihempas dalam penjara? Sampai kapan mereka mengalami
pertobatan yang berarti? Inilah pertanyaan yang sederhana terus menggeliat
dalam lika-liku waktu. Didik, walau dianggap sebagai pembunuh kelas kakap,
tetapi beberapa tahun terakhir menunjukkan diri ke arah perubahan yang lebih
baik. Menurut penuturannya dengan saya,
dengan berbekal pengalaman yang tidak bebas di Lapas, ia selalu menasihati
keluarganya agar menghindari hal-hal yang bersentuhan dengan tindakan kriminal.
Pengalaman di Lapas adalah pengalaman yang tidak mengenakkan dan ruang gerak
kebebasan selalu dipantau.
Apa
yang harus dilakukan sebagai upaya dalam mengatasi pelbagai persoalan? Baginya,
hanya satu cara yang ditempuh yaitu mengikuti proses hukum dan menjalaninya
secara normatif. Cara ini memperlihatkan
sebuah upaya untuk bersahabat dengan keputusan hakim yang telah mengetuk
palu. Menghitung hari-hari hidup dibalik
jeruji adalah menghitung sebuah kesia-siaan. Mengapa kesia-siaan? Karena
setelah menghitung, berapa lama lagi saya mendekap dalam penjara, saya tetap
menjalani hidup sebagai napi dan masih menunggu waktu untuk suatu saat keluar
dari penjara. Memang, penjara (Lapas) hanya memenjarakan saya secara fisik
tetapi kerinduan saya tak bisa terpenjara. Kebanyakan napi hidup dalam kerinduan,
rindu untuk pulang rumah, untuk ada bersama dengan anggota keluarga.
Semangat
dan kerinduan menjadi spirit yang menggerakkan kesadaran mereka untuk bertahan
dalam penjara. Tanpa harapan dan kerinduan maka pupus sudah makna hidup yang
dijalaninya. Memang penjara, di mata kebanyakan orang adalah tempat pembuangan
bagi mereka yang menyalahi aturan normatif. Namun penjara juga dilihat sebagai
wadah yang membentuk atau mendaur kembali kehidupan orang-orang yang sudah jauh
dari sentuhan moralitas. Di ujung pertemuan itu, Didik semakin menguatkan diri
dengan melihat figur Paulus, yang dulu dikenal sebagai penjahat dan membunuh
orang-orang yang menamakan diri sebagai pengikut Yesus, tetapi setelah
mengalami pertobatan, ia menjadi rasul terbesar dalam Gereja Katolik. Ia tidak
hanya mewartakan Yesus di kalangan orang Yahudi tetapi melampaui kelompoknya
sendiri.
Penjara
(Lapas) bisa dikatakan sebagai tempat untuk memurnikan kembali nurani agar
setelahnya para mantan napi dapat bertindak secara baik. Seperti emas yang
disepuh dalam tanur api, di sanalah kita temukan kemurnian emasnya. Demikian
juga penjara, telah menyepuh para napi dalam tanur peradaban agar kelak, para
mantan napi menjadi manusia yang utuh kembali.***(Valery Kopong)
Thursday, March 8, 2018
Belajar Dari Sang Guru
KETIKA mengunjungi teman yang
sakit, ia selalu mengeluh sakit terutama setelah operasi. Pada operasi pertama
yang dianggap gagal, ia kemudian dipindahkan ke rumah sakit lain dan dianjurkan
oleh dokter untuk dioperasi lagi karena kondisinya semakin parah. Tindakan
dalam pengoperasian ulang dilakukan karena dokter bedah pada rumah sakit
sebelumnya salah meletakkan posisi usus yang sebenarnya dalam tubuh si pasien.
Awalnya ia menolak saat diminta untuk dioperasi ulang tetapi setelah diberi
penguatan oleh teman-teman, ia pada akhirnya meyakinkan diri untuk dioperasi.
Friday, March 2, 2018
"Orang-Orang Kalah"
Beberapa
waktu yang lalu, saya menerima sebuah pesan singkat dari seorang teman yang
memberitakan pada saya mengenai judul
bukunya yang mau diterbitkan di Yogyakarta. Judul bukunya “Orang-orang Kalah.” Saya lalu bertanya, kira-kira apa isi
dari buku yang diberi judul orang-orang
kalah? Dia lalu memberikan jawaban bahwa bukunya itu menceritakan tentang seluruh pewartaan dan pengorbanan Yesus yang
selalu mengendepankan diri sebagai
orang yang mengalah pada situasi, demi
sebuah nilai yang lebih tinggi. Ketika kehadiran Yesus sebagai Mesias (penyelamat dunia) di dunia, Ia ditolak oleh orang-orang
Israel karena konsep kemesiasan orang Israel adalah seorang pemimpin yang tampil dengan gagah
perkasa dan bisa menumpas para penjajah
agar mereka terhindar dari tekanan kolonial.
Thursday, March 1, 2018
"Bapa Kami Yang Ada di Bumi"
“Bapak kami
yang ada di surga.” Itulah penggalan awal doa Bapak Kami, sebuah doa yang
diajarkan oleh Yesus sendiri kepada kita. Ketika mendaraskan doa ini, terasa
Bapa itu masih jauh dari hadapan manusia, Allah yang transenden. Sepertinya ada
paradox antara pemahaman Katolik tentang Allah yang imanen, yang menetap di
hati kita tetapi pada saat yang sama ketika doa Bapa Kami itu didaraskan, orang
merasa bahwa Allah itu masih jauh, kurang terlibat dengan kehidupan manusia.
Doa menjadi titik simpul setiap
manusia yang memohon keberpihakkan Allah dalam hidupnya. Permohonan konkret
yang dibuat manusia melalui doa Bapa Kami adalah memohon kerajaan Allah yang
berpihak dan rejeki yang berlimpah. Kerajaan Allah bukanlah kerajaan utopia,
tetapi Allah sedang hadir dan ada dalam kehidupan manusia ketika pesan
pewartaan Yesus yang berpihak pada yang lemah, miskin dan tersingkir.
Wednesday, February 28, 2018
Lelaki "Menopause"
Langit
kota Tangerang masih sedikit kabut, walau jam yang terpampang pada dinding
tembok Lapas Pemuda Tangerang itu
menunjukkan pukul 08.30. Jarum jam
berdetak dalam keheningan, seakan bersolider dengan para penghuni Lapas yang sering berontak dalam keheningan
batin. Hari itu, hari Rabu di bulan
Januari 2016, kami berjumpa lagi setelah ia bebas dari kurungan penjara. Ketika bertemu denganku, ingatannya akan masa lalu seakan muncul
kembali. Dahulu kami mengunjungi dia sebagai salah satu anggota Lapas Pemuda
Tangerang. Tetapi kali ini lain. Ia bersama team pengunjung dari kelompok Legio
Maria, Paroki Hati Santa Perawan Maria
Tak Bernoda-Tangerang, mengunjungi para narapidana.
Tuesday, February 27, 2018
TV: Sebuah Tabernakel?
Beberapa
tahun yang lalu, di kalangan umat katolik beredar tulisan-tulisan yang
menyoroti kehidupan doa keluarga. Sorotan terhadap kehidupan keluarga karena sampai saat ini masih terdapat
pemilahan yang tidak proporsional antara ranah hiburan dan doa. Dua hal ini
menampilkan kesenjangan yang berarti. Terhadap persoalan yang mengemuka ini
menggiring kita untuk bertanya lebih jauh. Mengapa umat kristiani saat ini
sulit meluangkan waktu untuk bertemu
Tuhan lewat untaian doa? Atau mengapa doa yang dilakukan kurang intensif bahkan
porsi waktu yang disediakan sangat sedikit?
Melihat pengalaman hidup harian,
kecenderungan yang kuat dan selalu menggoda yakni setiap orang sepertinya
“terpanggil” menjadi penonton yang pasif terhadap acara-acara yang ditayangkan
di TV. Suguhan acara tentu menarik dan memiliki daya magnetis sehingga mudah
memberi ruang tontonan daripada masuk ke dalam ruang sunyi. Ruang sunyi yang
menawarkan keheningan seakan kalah di hadapan ranah hiburan bahkan sunyi itu
sendiri menawarkan rasa takut bila berada dalam kesunyian doa. Doa dalam
konteks tertentu “tidak bernyawa” lagi karena dipengaruhi oleh kecenderungan
untuk terlibat dalam gebiyarnya kehidupan metropolitan.
Monday, February 19, 2018
PANGGILANKU TERHAMBAT
Setiap kali bertemu dengan Romo Dan di ruang sakristi,
sepertinya naluri panggilanku untuk menjadi calon imam semakin terasa. Khotbah Romo Dan yang selalu berapi-api memberikan semangat bagiku
dan ingin mengikuti jejak Kristus
menjadi calon imam. Apakah benih panggilan yang mulai terpupuk sejak aku
terlibat dalam kegiatan sebagai putera altar bisa terwujud? Pertanyaan
sederhana ini sepertinya sedang membenturkan dinding cita-citaku.
Wednesday, February 14, 2018
MULAILAH MENULIS (Catatan pengalaman)
Menulis adalah sebuah habit,
sebuah kebiasaan yang perlu dihidupkan dalam setiap waktu. Ketika memberikan
pelatihan di beberapa tempat, banyak pertanyaan yang dimunculkan oleh peserta.
Bagaimana caranya untuk menjadi seorang penulis? Dengan santai saya menjawab,
bahwa tidak ada cara lain untuk mencapai titik sukses sebagai penulis, selain
mulai menulis. Artinya bahwa jika ingin menjadi penulis terkenal maka langkah
pertama yang harus dilakoni adalah mulailah menulis. Seorang penulis yang baik, adalah dia
yang selalu menulis setiap waktu dan tidak ada alasan sibuk dan mengabaikan
kegiatan menulis itu. Menulis di sini, bisa dilihat sebagai habitus baru dan
sekaligus merupakan perayaan kebebasan batin sang penulis yang menyebarkan
virus-virus berupa ide atau gagasan yang tertuang dalam bentuk tulisan.
Sejak kapan saya mulai menulis? Kebiasaan menulisku mulai
tumbuh ketika mengenyam pendidikan di SMP Lembah Kelapa-Kiwangona – Adonara
Timur. Ketika itu bersama beberapa teman dipercayakan untuk mengisi kolom pada
majalah dinding yang waktu itu dibaptis dengan nama “QUO VADIS.” Nama majalah
dinding “QUO VADIS” tetapi arti dari kata Latin ini kutahu setelah saya
mengenyam pendidikan di Seminari San Dominggo, yang kebetulan juga kita belajar
bahasa Latin. QUO VADIS, ke mana engkau pergi? Pertanyaan ini menarik sekaligus
menantang seseorang untuk melihat diri dan selalu bergerak keluar dari diri
untuk menjumpai yang lain. Sejak berkenalan dengan majalah dinding, naluriku untuk
menulis terus bergerak tumbuh dan apalagi didukung dengan iklim di Seminari
Hokeng yang menggiatkan pola hidup membaca dan menulis, baik di majalah sekolah
maupun majalah dinding.
Thursday, January 11, 2018
"MARIN KAAN KOI LO'O, TUTU KAAN DI KELEPO KURAN"
LEWO TO MO LODO PANA, OLA MAI MO GELEKAT ATA LEWO ATA TANAH, LAU SOLOR WATAN LEMA, PAI HIPUKA PIA LOBA LAMA LEWA, LEWA LIWU RAYA. OLA DORE MOON BELEN ATA PULO KAE MAAN SOGA LEWO NARANEN, LEWO GELONG LAMA LUAT.
TANAH NADON MO GAWE DORE. HERE MAI MO GEWAYAN ATA RIAN ATA WETAN. LAU EKAN LIWU RAYA. HERE TEDO MOON ROGAN ATA LEMA KAE, MAAN IKIT MAKEN RIAN WETAN, TANAH LUAT LAMA LEDAN.
OLA DORE SAMPE MAARO TUN PULO HAKA GETAN, MAAN RAYAHKO RO KEPALA. HERE TEDO SINGGAH MAAN WULAN LEMA HAKA NATAN, MAAN YOUKO RO PEGAWE. MAAN RAYAHKO RO KEPALA, GERE TOBORO WELI KEROSI MATAN PITO, TOBO TI GELIKI LEIM. PUKEN PATI MATAN AKU AMA, MAAN YOUKO RO PEGAWE, LODO PAE WELI KEDERA LIMAN LEMA, PAI TE GELIKI BADAN, TUA TURUN HELO ARE, AMA. ONEK MARIN LEWO NOLO MO DORE, LEWO MO HUNGEN TETI KOTEM, YONEK MIPIN, TANAH NOLO MO TEDO, TANAH MO DATA LALI JALEN. AMA, TETI TAURO KAE, KAI MARINO KABE AKU. LALI NABE NATEN NONIN, KAI MIPINO KALA NOGA, KAKA. Bahagia bersama anakmu, Sr. Renalda / Erna.
Monday, December 4, 2017
SOAL UJIAN SEMESTER AGAMA KATOLIK (SD)
UJIAN SEMESTER – SD KHARISMA BANGSA – PONDOK CABE –
TANGERANG SELATAN
PELAJARAN
AGAMA KATOLIK
KELAS: V
Pilihlah salah satu
jawaban yang paling benar!
1. Ketika
dipilih menjadi raja untuk menggantikan ayahnya, Raja Salomo berdoa kepada
Tuhan. Dalam doanya Raja Salomo meminta….
a. Kekuasaan
b. Kekuatan
panglima
c. Kesejahteraan
d. Kebijaksanaan
2. Walaupun
bangsa Israel memiliki raja-raja yang memerintah mereka tetapi raja sesungguhnya
untuk orang Israel adalah….
a. Daud
b. Saul
c. Salomo
d. Allah
3. Jika
Anda dipilih untuk menjadi ketua kelas dan menghadapi masalah yang menimpah
salah seorang anggota kelasmu maka sikap yang harus Anda tunjukkan sebagai
ketua kelas adalah….
a. Berlaku
adil dan bijaksana
b. Berlaku
tidak adil dan bijaksana
c. Melaporkan
ke polisi
d. Memihak
pada pelaku
4.
Wednesday, November 29, 2017
SOAL UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (SMA-USBN)
JENIS SEKOLAH :
SMA/SMK
MATA PELAJARAN : PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK
KURIKULUM :
KURIKULUM 2013
TAHUN PELAJARAN : 2016/2017
SOAL PILIHAN GANDA:
1.
Penerapan
yang benar dari makna perumpamaan tentang talenta sebagaimana terdapat dalam
Injil Matius 25: 14-30 dalam kehidupan sehari-hari adalah ….
A.
menjalani
hidup apa adanya sebagaimana yang dikehendaki Tuhan
B.
mensyukuri
talenta yang diberikan oleh Allah dan mengembangkannya
C.
membiarkan
talenta yang ada pada kita karena akan berkembang dengan sendirinya
D.
berjuang
melebihi kemampuan agar dapat mengalahkan orang lain
E.
bersyukur
kepada Tuhan dan berdoa kepada-Nya agar talenta kita berkembang
|
2. Manusia disebut ‘CITRA ALLAH’ karena memiliki...
A. Akal budi, suara hati dan kehendak bebas
B. Iman kepada Allah
C. Tujuan hidupnya di dunia
D. Kepercayaan kepada Alllah
E. Kasih sayang terhadap sesama
JAWABAN:
A
3. Fungsi utama hati nurani sangat berarti bagi kehidupan
manusia agar...
A. Mengarahkan manusia melakukan perbuatan yang baik dan
benar
B. Manusia senantiasa taat pada hukum
C. Manusia mematuhi perintah dan larangan agama
D. Menyadarkan manusia akan nilai dan harga dirinya
E. Manusia selalu menjalin hubungan yang baik
JAWABAN:
A
Friday, November 17, 2017
Lahir dari Gereja
Bait Allah adalah tempat suci orang
Yahudi pada zaman lampau. Seluruh kegiatan hidup mereka umumnya terpusat pada
Bait Allah. Kehidupan religius, sosial, ekonomi dan politik dibicarakan di
tempat suci ini. Walaupun Bait Allah merupakan tempat suci tetapi tidak berarti
yang dibicarakan adalah kitab suci saja melainkan seluruh aspek kehidupan
manusia. Kumpulan manusia yang selalu
memadati tempat-tempat suci seperti Bait Allah pada zaman dulu, tidak dilihat
sebagai onggokan manusia saja tetapi dilihat sebagai pangsa pasar yang sangat
bagus bagi para pelaku bisnis.
Thursday, November 16, 2017
Berani Menciptakan Pasar
Sebelum memulai berbisnis, seseorang
pasti mencari tahu, pasar mana yang menjadi sentra untuk berbisnis. Situasi
saat ini sudah berubah, bahwa dalam berbisnis, seseorang dituntut untuk
menciptakan pasar. Mengapa seseorang harus menciptakan pasar? Seberapa jauh
pengaruh pasar terhadap penjualan produk? Memang, cara berbisnis konvensional
selalu mencari pasar sebagai pilihan utama, setelah itu menawarkan produk yang
juga sudah dilakoni oleh para pebisnis lain. Tuntutan ini mengalami pergeseran
secara signifikan bahwa dengan bantuan peralatan teknologi saat ini membantu
setiap pelaku bisnis untuk menciptakan pasar secara online dan memiliki
keunikan sebagai daya tarik yang bisa menarik minat para pelanggan.
Monday, November 13, 2017
“Kamu Harus Memberi Mereka Makan”
Membaca teks Injil Matius 14:13-21
tentang mukjizat yang dilakukan oleh Yesus yang memberi makan pada lima ribu
orang, menjadi sesuatu yang menarik. Dikatakan menarik karena hanya bermodalkan
lima potong roti dan dua ekor ikan, Yesus berhasil memberi makan kepada lima
ribu orang. Ini mukjizat sehingga peristiwa ini tidak bisa dicerna dengan akal
sehat manusia. Teks kitab suci ini juga tidak mengulas secara detail tentang
proses perbanyakan roti dan ikan itu. Hal ini terus menjadi pertanyaan bagi
setiap orang telah membaca teks kitab suci terutama yang mengulas bagaimana
Yesus memberi makan pada lima ribu orang. Apakah setelah Yesus memanjatkan doa maka
lima roti dan dua ekor ikan berubah menjadi tumpukan roti dan ikan? Ataukah
setiap orang yang satu roti dari lima roti yang tersedia, jumlahnya tetap lima?
Inilah pertanyaan-pertanyaan nakal yang muncul setelah membaca teks kitab suci
itu.
Friday, November 10, 2017
Pergeseran Gaya Hidup
Beberapa hari ini sebuah isu yang
beredar tentang daya beli masyarakat
semakin menurun. Informasi ini didasari oleh beberapa lapak / warung yang
selama ini menjadi tempat berjualan, ternyata sudah ditutup. Memang, harus
dilihat secara jeli, apakah warung / lapak para pedagang ditutup karena sepinya
peminat masyarakat dalam membeli barang-barang kebutuhan hidup? Ataukah sedang
terjadi peralihan pasar, dari pasar konvensional ke pasar online. Isu yang merebak itu akhirnya sudah
dijawab oleh Presiden Jokowi dan juga oleh Menteri Keuangan, Sri Mulyani.
Menurut Presiden Jokowi bahwa sedang
terjadi peralihan cara transaksi jual-beli. Sebelum menjamurnya media sosial,
masyarakat biasanya mengadakan transaksi jual-beli dengan mempertemukan
pedagang dan pembeli. Tetapi pada era digital seperti saat ini peluang
masyarakat dalam mengadakan transaksi online semakin meningkat. Peningkatan transaksi online ini bisa dilihat
dari jasa pengiriman barang seperti JNE yang mengalami kenaikan 130%. Cara
menjual dan membeli secara online membawa pesan bagi kita bahwa sedang terjadi
pergeseran gaya hidup terutama dalam transaksi jual-beli.
Thursday, November 9, 2017
Madani Menghapus Air Mataku
Seorang ibu, sebut saja Yeny (bukan nama sebenarnya)
menceritakan pengalaman tentang bagaimana keberadaan koperasi Madani yang
sangat membantunya. Kurang lebih dua tahun yang lalu ketika suaminya yang
sedang sakit meminta pulang kampung ke Flores. Dengan berat hati, ibu dan
anaknya-anaknya merelakan Dino suaminya (bukan
nama sebenarnya) untuk pulang kampung dengan tujuan berobat. Dino
bersama ponaan melangkah dengan sedikit sempoyongan karena sakit yang sedang dideritanya. Tetapi niat untuk pulang kampung yang sangat
kuat dan didorong oleh keinginan untuk sembuh maka dalam kondisi apa pun
dijalaninya juga.
Tuesday, October 24, 2017
Kisah Sukses
Mau
usaha tetapi tidak punya modal? Inilah pertanyaan sederhana yang menjadi
landasan dasar memulai titik penulisan ini. Memang modal adalah segala-galanya
yang harus dimiliki karena hanya dengan modal maka seseorang bisa melakukan
sesuatu. Modal yang dimaksudkan bisa berupa uang dan juga spirit berwirausaha. Begitu
pentingkah uang sebagai modal awal membangun usaha? Berapa modal uang yang
harus dimiliki dalam memulai sebuah usaha? Banyak cerita sukses yang
disharingkan oleh beberapa teman yang saya jumpai. Cerita sukses mereka umumnya
bermula dari pengembangan modal yang kecil dan dalam ketekunan, mereka merintis
jalan bisnis yang penuh dengan tantangan itu.
Ada
yang memulai usaha dengan menjual pulsa elektrik dengan modal awal hanya tiga ratus
ribu rupiah. Dengan memulai usaha ini, para pelaku usaha mencoba melirik pangsa
pasar yang luar biasa. Hampir setiap saat orang butuh pulsa dan hal ini
merupakan sebuah kebutuhan bagi setiap orang untuk memakai pulsa itu. Bisa
dibayangkan dalam satu keluarga, berapa orang yang memiliki handphone dan berapa pulsa yang harus dikonsumsi setiap
saat? Melihat penggunaan handphone dan penggunaan pulsa setiap waktu inilah
memungkinkan seseorang untuk memulai bisnis.
Monday, October 23, 2017
Fenomenologi-Ontologi Martin Heidegger
Fenomenologi Ontologi di dalam
Pemikiran Martin Heidegger
Reza A.A Wattimena
Pada bab sebelumnya kita sudah berdiskusi sejenak mengenai
fenomenologi yang dirumuskan Edmund Husserl. Ia merumuskan suatu cara untuk
memahami realitas, terutama dengan menekankan fenomena keterarahan kesadaran
pada obyek yang selalu berada di dalam konteks dunia kehidupan tertentu. Pada
kesempatan ini saya ingin memperkenalkan anda pada pemikiran Martin Heidegger
yang notabene adalah murid dari Husserl. Heidegger mengembangkan filsafat
Husserl ke level ontologi, yakni refleksi mengenai realitas keseluruhan sebagai
“Ada”. Sebagai acuan teks saya melihat pada tulisan Dorothea Frede yang
berjudul The Questions of Being: Heidegger’s Project.[1]
Ingatkah anda metode elenchus khas Sokrates yang sudah
diterangkan sebelumnya? Jika tidak coba lihat kembali ke bab-bab sebelumnya.
Heidegger adalah seorang yang sangat ahli di dalam metode Sokratik. Di dalam
kuliah-kuliahnya, ia seringkali mengajukan pertanyaan-pertanyaan tajam kepada
para pendengar kuliahnya, supaya mereka menjadi bingung, dan mempertanyakan
semua asumsi-asumsi pemikiran yang mereka miliki, serta dapat memulai diskusi
dengan pemikiran terbuka.
Proyek utama filsafat Heidegger adalah mempertanyakan makna
“ada”. Konsep itu sendiri memang sudah menjadi bagian dari refleksi filsafat
selama berabad-abad. Heideggerlah yang kemudian menggunakan kembali konsep
tersebut di dalam filsafatnya. Namun apa sesungguhnya arti kata Ada? Apa arti
penting dari konsep itu? Di dalam filsafat Heidegger, kata itu sendiri memiliki
beragam makna. Salah satu komentator otoritatif atas filsafat Heidegger yang
bernama Hubert Dreyfus pernah berpendapat, bahwa Ada adalah latar belakang dari
semua tindakan keseharian manusia yang dapat dipahami dengan akal budi. Thomas
Sheehan, ahli Heidegger lainnya, berpendapat bahwa konsep Ada merupakan konsep
yang mencakup keseluruhan realitas. Ada adalah konsep yang ada di dalam setiap
bentuk pengetahuan manusia tanpa terkecuali.
Tuesday, September 19, 2017
ASAM URAT
Asam Urat
sekarang ini telah menjadi sebuah penyakit yang sering kali di alami
oleh orang-orang yang berusia 30 tahun keatas. Namun jangan dikira
penyakit ini merupakan penyakit yang ringan lho, karena jika lagi
meradang sungguh tidak dapat terbayangkan rasa sakit yang akan dirasakan
para penderitanya. Nah, pada jumpa ini Pusat Informasi akan mencoba
menjelaskan 4 hal seputar obat asam urat, penyebab, gejala serta
pantangan penderita asam urat yang diharapkan dapat memberikan banyak
manfaat kepada para penderita maupun anda yang ingin mencegahnya.
Friday, August 25, 2017
Friday, August 18, 2017
Subscribe to:
Posts (Atom)