Saturday, October 19, 2013

LEKTOR-LEKTRIS, PENYULUH SABDA BAGI UMAT




Kemampuan seorang lektor dan lektris, dari waktu ke waktu terus dikembangkan. Menyadari betapa pentingnya keberadaan dan peranan lektor dan lektris dalam mewartakan sabda maka Bimas Katolik pada Kanwil Kementerian Agama Provinsi Banten menyelenggarakan kegiatan pembinaan terhadap para lektor dan lektris sebagai upaya dalam meningkatkan kemampuannya. Acara ini diselenggarakan di Hotel  Regal Raya Resort Jl. Raya Karang – Bolong Km 134 Anyer, pada 28-30 Juni 2013. Acara ini berlangsung selama tiga hari.  Acara ini semestinya dibuka oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Banten tetapi beliau berhalangan hadir. Beliau mendelegasikan tugas ini ke Pembimas Katolik Banten yaitu Bapak Stanislaus Lewotoby. Himbauan Kepala Kanwil melalui Pembimas Katolik Banten, agar  kegiatan yang diadakan, dilaksanakan dengan sebaik-baiknya agar tepat sasaran dan akuntabel.
Kegiatan pembinaan ini mengusung tema “ Melalui Pembinaan Penyuluh, kita Tingkatkan Pelayanan Prima Kepada Umat Katolik.” Bimas Katolik menghadirkan dua narasumber yang mengisi seluruh rangkaian kegiatan, yakni Romo Adi, Pastor Kepala Paroki Kristus Raja Serang dan Ibu Maria Magdalena Abdi,.M.M, dari seksi pewartaan KWI, Romo Adi memberikan materi tentang Kitab Suci, sedangkan Ibu Lena lebih menyoroti teknik yang baik dalam membaca Kitab Suci ketika berperan sebagai lektor dan lektris.
Seluruh peserta pembinaan merupakan utusan dari berbagai lingkungan yang ada di Paroki Kristus Raja Serang – Banten. Mereka diutus untuk mendalami Kitab Suci dan mewartakannya kepada orang melalui cara membaca yang baik, terutama sebagai lektor dan lektris ( Petugas yang membaca Kitab Suci). Gereja Katolik memakai tahun liturgi untuk mengenangkan dan menyatakan pengalaman akan karya penyelamatan Tuhan Yesus dan Kehadiran Yesus Kristus yang menyelamatkan dalam tujuh sakramen (tanda dan sarana keselamatan), karena Yesus adalah Allah yang menjelma menjadi manusia, maka barang siapa melihat Dia, maka melihat Allah.
Untuk menghidupkan suasana liturgi dalam perayaan Ekaristi maka perlu adanya persiapan yang matang terutama peran seorang lektor dan lektris, yang tidak hanya membaca tetapi juga mewartakan Sabda melalui mimbar. Ketika membaca Kitab Suci, seorang lektor dan lektris membawa pesan yang akan disampaikan melalui Kitab Suci yang dibacakan. Setiap umat Katolik yang sudah dibaptis memiliki tanggung jawab dan perutusan, mengambil bagian dari tugas Gereja, salah satunya adalah menjadi lektor-lektris.
Sebagai manusia lemah, seorang lektor dan lektris terkadang membacakan Sabda Tuhan kurang mengena di hati pembaca. Karena itu, sebelum membaca Kitab Suci, memohon bantuan dari Roh Kudus agar bisa membimbing dalam upaya mewartakan Sabda Tuhan. Sebagai seorang pewarta sabda, perlu mengembangkan sikap rendah hati, percaya, jujur, kesanggupan hati, tekun dan selalu mengajak peserta untuk menjadi suluh atau obor di tengah masyarakat dengan mewartakan kabar gembira ke seluruh lingkungan, di mana kita tinggal.***(Valery Kopong, tulisan ini sudah dimuat di TABLOIT SABDA)

No comments: