Kemampuan
seorang lektor dan lektris, dari waktu ke waktu terus dikembangkan. Menyadari
betapa pentingnya keberadaan dan peranan lektor dan lektris dalam mewartakan
sabda maka Bimas Katolik pada Kanwil Kementerian Agama Provinsi Banten
menyelenggarakan kegiatan pembinaan terhadap para lektor dan lektris sebagai
upaya dalam meningkatkan kemampuannya. Acara ini diselenggarakan di Hotel Regal Raya Resort Jl. Raya Karang – Bolong Km
134 Anyer, pada 28-30 Juni 2013. Acara ini berlangsung selama tiga hari. Acara ini semestinya dibuka oleh Kepala Kantor
Wilayah Kementerian Agama Provinsi Banten tetapi beliau berhalangan hadir.
Beliau mendelegasikan tugas ini ke Pembimas Katolik Banten yaitu Bapak Stanislaus
Lewotoby. Himbauan Kepala Kanwil melalui Pembimas Katolik Banten, agar kegiatan yang diadakan, dilaksanakan dengan
sebaik-baiknya agar tepat sasaran dan akuntabel.
Kegiatan
pembinaan ini mengusung tema “ Melalui Pembinaan Penyuluh, kita Tingkatkan
Pelayanan Prima Kepada Umat Katolik.” Bimas Katolik menghadirkan dua narasumber
yang mengisi seluruh rangkaian kegiatan, yakni Romo Adi, Pastor Kepala Paroki
Kristus Raja Serang dan Ibu Maria Magdalena Abdi,.M.M, dari seksi pewartaan
KWI, Romo Adi memberikan materi tentang Kitab Suci, sedangkan Ibu Lena lebih
menyoroti teknik yang baik dalam membaca Kitab Suci ketika berperan sebagai lektor
dan lektris.
Seluruh
peserta pembinaan merupakan utusan dari berbagai lingkungan yang ada di Paroki
Kristus Raja Serang – Banten. Mereka diutus untuk mendalami Kitab Suci dan
mewartakannya kepada orang melalui cara membaca yang baik, terutama sebagai lektor
dan lektris ( Petugas yang membaca Kitab Suci). Gereja Katolik memakai tahun
liturgi untuk mengenangkan dan menyatakan pengalaman akan karya penyelamatan
Tuhan Yesus dan Kehadiran Yesus Kristus yang menyelamatkan dalam tujuh sakramen
(tanda dan sarana keselamatan), karena Yesus adalah Allah yang menjelma menjadi
manusia, maka barang siapa melihat Dia, maka melihat Allah.
Untuk
menghidupkan suasana liturgi dalam perayaan Ekaristi maka perlu adanya
persiapan yang matang terutama peran seorang lektor dan lektris, yang tidak
hanya membaca tetapi juga mewartakan Sabda melalui mimbar. Ketika membaca Kitab
Suci, seorang lektor dan lektris membawa pesan yang akan disampaikan melalui
Kitab Suci yang dibacakan. Setiap umat Katolik yang sudah dibaptis memiliki
tanggung jawab dan perutusan, mengambil bagian dari tugas Gereja, salah satunya
adalah menjadi lektor-lektris.
Sebagai
manusia lemah, seorang lektor dan lektris terkadang membacakan Sabda Tuhan
kurang mengena di hati pembaca. Karena itu, sebelum membaca Kitab Suci, memohon
bantuan dari Roh Kudus agar bisa membimbing dalam upaya mewartakan Sabda Tuhan.
Sebagai seorang pewarta sabda, perlu mengembangkan sikap rendah hati, percaya,
jujur, kesanggupan hati, tekun dan selalu mengajak peserta untuk menjadi suluh
atau obor di tengah masyarakat dengan mewartakan kabar gembira ke seluruh
lingkungan, di mana kita tinggal.***(Valery Kopong, tulisan ini sudah dimuat di
TABLOIT SABDA)
0 komentar:
Post a Comment