“BERILAH KAMI REJEKI PADA HARI INI…”
Itulah penggalan doa Bapa Kami yang keluar secara perlahan dari mulut seorang Aurel, anak saya yang masih TK. Dia belajar untuk menghafal rumusan doa Bapa Kami. Sambil belajar berdoa, terkadang ia bertanya pada saya, mengapa ada rumusan berilah kami rejeki pada hari ini dan bukannya besok? Pertanyaan seorang anak kecil yang berbau teologis-filosofis, mengundang reaksi saya untuk segera memberikan jawaban. Lama aku bermenung sambil mencari tahu tentang makna rumusan doa-doa bapa kami. “Secara gamblang, saya katakan bahwa orang-orang tentu membutuhkan kebutuhan primer (kebutuhan utama) pada hari ini dan tidak mungkin tertunda sampai besok. Doa ini juga membuka “ruang pengharapan” bagi setiap orang yang percaya pada Allah untuk mendapatkan rejeki untuk menghidupi kebutuhan hidupnya. Tetapi sejauh mana manusia menaruh harap pada Allah yang murah hati?
Memang persoalan tentang hidup berpulang pada pribadi manusia. Ada yang bekerja seharian di bawah terik matahari tetapi rejeki yang diperoleh hanyalah sedikit. “Apa gunanya manusia berjerih lelah di bawah terik matahari?” demikian kata Sang Pengkhotbah. Manusia boleh menjalani hidup dengan amat keras tetapi belum tentu memperoleh hasil sesuai yang diharapkan. Keterlibatan Allah sangat penting karena intervensi Allah membuat seluruh apa yang kita kerjakan menjadi lebih bermakna atau dengan kata lain, Allah membuat hidup ini menjadi lebih hidup dengan mendatangkan rejeki yang secukupnya. Penggalan doa bapa kami di atas menjadi semacam prolog bagi setiap manusia untuk menjalani hidup ini. Membuka hari baru, sepertinya kita membuka selubung rejeki dari Allah dan Allah membiarkan kita bergumul dengan dingin dan terik matahari untuk bekerja. Di sana, di ufuk batas matahari terbenam kita akan melihat, seberapa besar rejeki yang diperoleh.
Di bawah remang-remang matahari yang beringsut pamit dari dunia ini, kadang kita gerutu sambil mempersalahkan Allah yang memberikan rejeki tidak sesuai dengan porsi keinginan manusia. Salahkah Allah dalam memberikan rejeki di luar porsi yang diharapkan? Tapi ingatlah bahwa Allah tentu memberikan rejeki untuk dikonsumsi pada hari ini. Besok ada rejekinya tersendiri karena itu jangan menggabungkan rejeki pada hari ini dan pada hari-hari yang akan datang untuk diterima hari ini. Rejeki yang kita terima adalah bagian terbaik yang diberikan oleh Allah. Dapatkah kita mensyukuri rejeki yang telah diterima dengan lapang dada? Setiap orang memahami hidup ini sebagai sebuah anugerah maka rejekipun merupakan bagian integral dari anugerah hidup itu sendiri. “Bagi orang yang percaya (beriman), hidup adalah sebuah anugerah, dunia adalah lahan lubur, tempat kita mengais rejeki. Tetapi bagi orang yang tidak percaya, mereka melihat hidup ini sebagai penyakit, dunia adalah rumah sakit dan mati adalah jalan keluar yang terbaik.” Anugerah Allah itu indah dan dalam keindahan kita digenggam-Nya.*** (Valery Kopong)
Popular Posts
-
Tersobek wajah-Nya dikecup pasukan Yudas Ludah-ludah khianat melekat di pipi-Nya Zaitun! Zaitun….! Zaitun Aromamu membaur dalam angkara seja...
-
Pada hari Minggu, ada 3 orang lelaki Katolik pergi ke gereja untuk mengikuti perayaan ekaristi. Sebelum masuk ke dalam gereja, mereka berti...
-
(Telaah Atas Puisi “Hanya Satu”) Oleh: Valery Kopong* PUISI sebagai bagian dari karya sastra yang dihasilkan oleh para penyair, meng...
-
Seorang perempuan cacat tanpa tangan, hidup di sebuah panti asuhan Yogyakarta. Setelah dewasa, ia dipersunting oleh seorang laki-laki ya...
-
Tanggal 17 Agustus semakin dekat. Hari yang sungguh ditunggu-tunggu masyarakat Indonesia. Banyak orang yang berlomba-lomba untuk memeriahk...
Recent Posts
Categories
Unordered List
Pages
Blog Archive
Powered by Blogger.
Comments
Popular Posts

Total Pageviews
655,140
Blog Archive
-
▼
2010
(80)
-
▼
June
(30)
- DI TANGKAI LANGIT (Sebuah elegi sang perantau) Sia...
- Rumah DI ketinggian 1.200 meter di atas permukaan...
- Z A K H E U S Oleh: Valery Kopong* KETIKA saya d...
- “AIR SUSU IBU MENGERING” Oleh: Valery Kopong* Mel...
- No title
- P A M I T DELAPAN TAHUN menggeluti dunia pendidi...
- “BERILAH KAMI REJEKI PADA HARI INI…” Itulah pengga...
- K E M A H Oleh: Valery Kopong* TANGGAL 21 malam,...
- MEMBACA DERITA AYUB Dalam sejarah perjalanan uma...
- JENDELA SETIAP rumah tentu mempunyai sebuah jende...
- GURU “Hanya satu yang saya tahu yaitu saya tidak ...
- LAUT Di atas geladak kapal, aku selalu melepaskan...
- AYAM Setiap kali melihat ayam meminum air, ada s...
- PELANGI Di bawah rintik hujan, anak-anak itu teru...
- RUMPUT DAN SAPI Ketika musim kering tiba, para pe...
- ANAK DOMBA Mengapa Yesus mengatakan di...
- ANAK DOMBA Mengapa Yesus mengatakan di...
- MALAM Malam selalu diidentikkan dengan kegelapan ...
- BURUNG-BURUNG Ketika membaca dan merenungkan peru...
- PADI Ketika menjalani masa live in di Yogyakarta...
- MATA AIR Di hutan yang masih perawan itu, terdapa...
- DIBAPTIS UNTUK MENJADI ANAK ALLAH Pembaptisan me...
- AIR MATA KEBERPIHAKKAN (Telaah puisi kontemporer ...
- DARI GEREJA ‘LESEHAN’ MENUJU GEREJA ‘WARTEG’ Keti...
- “ABDI PARA ABDI ALLAH” Servus Servorum Dei, abdi ...
- A P I Oleh: Valery Kopong* Prometheus, nama yang b...
- JAUHI NARKOBA “Hidup Indah Tanpa Narkoba.” Itulah...
- BALADA KAYU SALIB DAN KISAH KEBANGKITAN “Di kala ...
- PERJAMUAN AKHIR Oleh: Valery Kopong* Sebelum pam...
- “SAATKU BELUM TIBA” Pengantar: Tim Voluntas berhas...
-
▼
June
(30)
www.adonaranews.com
www.adonaranews.com
Find Us On Facebook
Ad Home
Featured Video
Featured Video
Random Posts
Recent Posts
Header Ads
Labels
About Me
Foto Keluarga

Keluargaku

Foto profilku

Pemilik website
Labels Cloud
Labels
Follow Us
Pages - Menu
Popular Posts
-
Courtesy Museion Museum / ...
-
TARIAN “HEDUNG”: CERMIN KEBUASAN MANUSIA ( Sebuah Analisis Sosio-kultural) Oleh: Valery ...
-
Setelah memberikan materi tentang “siapakah saudaraku” pada anak-anak Persink Gregorius, pikiranku tertuju pada keluarga dan tetangga yang...
-
MUDIK (catatan di akhir mudik) Oleh: Valery Kopong* Sabtu, 27 September 2008 kami mengadakan perjalanan (mudik) ke kota Gudeg, Yogyakarta. K...
-
Menjadi juri pada lomba debat di SMA Tarsisius Vireta merupakan sebuah kehormatan. Memposisikan diri sebagai seorang juri dalam lomba deba...
-
KISI-KISI SOAL ULANGAN TENGAH SEMESTER 1 SEKOLAH DASAR TAHUN 2018 /2019 KELAS / SEMESTER: III/I MATA PELAJARAN: AGAMA KATOLIK DAN B...
-
UJIAN SEMESTER – SD KHARISMA BANGSA – PONDOK CABE – TANGERANG SELATAN PELAJARAN AGAMA KATOLIK KELAS: V Pilihlah salah satu jawa...
-
SATU – Air Suci Bila Anda datang ke gedung gereja, hal pertama yang Anda lakukan adalah mencelupkan tangan Anda ke dalam air suci dan ...
-
PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR SWASTA INSAN TERATAI Jl. Kalimati RT.012/RW.010, Gelam Jaya, Pasar Ke...
-
Kunjungan Raja Salman membawa dampak positif terhadap kerajaan Saudi Arabia dan Indonesia. Kunjungan ini juga termasuk sebuah kunjungan is...
0 komentar:
Post a Comment