K E M A H
Oleh: Valery Kopong*
TANGGAL 21 malam, bulan November 2009 waktu itu. Di tengah mendung menggelayut langit sekolah Tarsisius Vireta, ada banyak kemah berdiri tegak di jantung halaman sekolah. Dalam sorotan api unggun yang memikat, seakan membakar kesadaranku untuk selalu berjaga dan berjaga. Anak-anak SD Vireta tengah mendesis di ruang kemah itu yang seakan mengundang kemarahan dari kak Pembina. Tapi apakah mereka yang berkemah adalah potret simpel dan simbol dari sebuah kehidupan yang fana?
Sembari menjaga anak-anak yang berkemah, beberapa guru sedang asyik menonton film yang mengisahkan tentang dunia akhirat yang bakal terjadi di tahun 2012. Dengan tatapan yang sedikit mengecil, mereka mulai berdiskusi, apakah kiamat benar-benar terjadi di tahun 2012? Film yang ditonton adalah sebuah potret gelisah manusia saat berhadapan dengan akhirat, sebuah lembar kehidupan akhir yang ditutup secara tragis. Tapi benarkah itu?
Menonton film dan mengamati anak-anak yang sedang berkemah membuka ruang pemikiran untuk membersitkan 2 sisi kehidupan yang bersinggungan makna. Film akhir zaman, garapan Amerika memprediksikan keberakhiran dunia dan perkemahan merupakan simbol kesementaraan waktu. Kemah, simbol kesementaraan hidup menjadi titik dasar pemahaman bahwa hidup hanyalah sebuah singgahan sementara. “Suatu saat Allah akan datang dan membongkar kemah kehidupan kita.” Jika kemah itu dibongkar maka tamatlah riwayat hidup ini dan manusia hanya menunggu saat yang paling genting untuk membiarkan diri dan kemah dibongkar oleh Allah sendiri. Allah, di satu sisi menjadi Sang Arsitek dan pada sisi lain, dalam pandangan dunia akhirat, Allah yang sama datang sebagai pembongkar kehidupan ini.
Dunia dan penghuni di bawah kolong langit masih berbincang dalam nuansa kecemasan akan datangnya kiamat. Seolah-olah apa yang difilmkan memaksa sebuah kenyataan untuk segera merealisasi kiamat. Film hanyalah sebuah miniatur yang memburai kesadaran manusia untuk memahami masa parusia. Komersialisasi film perlahan terwujud ketika manusia semakin panik sambil mencari sekeping kaset sebagai dokumentasi hidupnya.
Allah dalam kesunyian sedang merekam kepanikan manusia yang seakan menggantungkan nasibnya pada sang sutradara film. Ia (sang sutradara) telah sanggup menembus pasaran dunia dan mengganggu ketenangan manusia lewat sekeping VCD. Dalam penyerangan kesadaran manusia melalui film yang aktif itu, film mengenai kiamat lalu bermetamorfosa menjadi milik orang banyak. Dengan kata lain, film adalah sebuah keberpihakan. Dan ketika seluruh penikmat film bergemuruh oleh riuh gerak, wicara dan kata-kata, tontonan yang asyik pun berubah menjadi sebuah prosa. Radhar Panca Dahana menyebutnya sebagai bahasa yang riuh, seperti hidup di terminal, di kota besar, di sehari-hari kita. Allah telah membimbing kita ke tempat yang lapang (Ehr Fuhrte mich inz weite) untuk ditantang dan membuat sebuah refleksi, tentang hidup, perjuangan dan kiamat. Malam semakin larut, kutemukan diriku sedang menatap kemah yang sementara dan tontonan film yang manipulatif. ***
Popular Posts
-
Judul : Pengampunan Yang Menyembuhkan Penulis : Jean Maalouf Penerjemah : Wilhelmus David ...
-
Misa inkulturasi Flobamorata (20/10/2013) Bulan Oktober, di kalangan Gereja Katolik dikenal sebagai bulan rosario. Pada bulan ...
-
ANAK DOMBA Mengapa Yesus mengatakan diri sebagai Anak Domba Allah dan bukannya yang lain? Apabila melihat tingkah laku anak dom...
-
Eksistensi Gereja tak pernah sepi dari ancaman, bahkan dihambat perkembangannya. Kondisi seperti ini telah dan terus terjadi sebagai bentu...
-
Siapa yang tahu persis, kapan kematian itu menjemput seseorang? Di pagi yang cerah dengan awan sisa menggelantung di tangkai langit, seol...
Recent Posts
Categories
Unordered List
Pages
Blog Archive
Powered by Blogger.
Comments
Popular Posts
Total Pageviews
Blog Archive
-
▼
2010
(80)
-
▼
June
(30)
- DI TANGKAI LANGIT (Sebuah elegi sang perantau) Sia...
- Rumah DI ketinggian 1.200 meter di atas permukaan...
- Z A K H E U S Oleh: Valery Kopong* KETIKA saya d...
- “AIR SUSU IBU MENGERING” Oleh: Valery Kopong* Mel...
- No title
- P A M I T DELAPAN TAHUN menggeluti dunia pendidi...
- “BERILAH KAMI REJEKI PADA HARI INI…” Itulah pengga...
- K E M A H Oleh: Valery Kopong* TANGGAL 21 malam,...
- MEMBACA DERITA AYUB Dalam sejarah perjalanan uma...
- JENDELA SETIAP rumah tentu mempunyai sebuah jende...
- GURU “Hanya satu yang saya tahu yaitu saya tidak ...
- LAUT Di atas geladak kapal, aku selalu melepaskan...
- AYAM Setiap kali melihat ayam meminum air, ada s...
- PELANGI Di bawah rintik hujan, anak-anak itu teru...
- RUMPUT DAN SAPI Ketika musim kering tiba, para pe...
- ANAK DOMBA Mengapa Yesus mengatakan di...
- ANAK DOMBA Mengapa Yesus mengatakan di...
- MALAM Malam selalu diidentikkan dengan kegelapan ...
- BURUNG-BURUNG Ketika membaca dan merenungkan peru...
- PADI Ketika menjalani masa live in di Yogyakarta...
- MATA AIR Di hutan yang masih perawan itu, terdapa...
- DIBAPTIS UNTUK MENJADI ANAK ALLAH Pembaptisan me...
- AIR MATA KEBERPIHAKKAN (Telaah puisi kontemporer ...
- DARI GEREJA ‘LESEHAN’ MENUJU GEREJA ‘WARTEG’ Keti...
- “ABDI PARA ABDI ALLAH” Servus Servorum Dei, abdi ...
- A P I Oleh: Valery Kopong* Prometheus, nama yang b...
- JAUHI NARKOBA “Hidup Indah Tanpa Narkoba.” Itulah...
- BALADA KAYU SALIB DAN KISAH KEBANGKITAN “Di kala ...
- PERJAMUAN AKHIR Oleh: Valery Kopong* Sebelum pam...
- “SAATKU BELUM TIBA” Pengantar: Tim Voluntas berhas...
-
▼
June
(30)
www.adonaranews.com
www.adonaranews.com
Find Us On Facebook
Ad Home
Featured Video
Featured Video
Random Posts
Recent Posts
Header Ads
Labels
About Me
Foto Keluarga
Foto profilku
Labels Cloud
Labels
Follow Us
Pages - Menu
Popular Posts
-
Courtesy Museion Museum / ...
-
Menjadi juri pada lomba debat di SMA Tarsisius Vireta merupakan sebuah kehormatan. Memposisikan diri sebagai seorang juri dalam lomba deba...
-
TARIAN “HEDUNG”: CERMIN KEBUASAN MANUSIA ( Sebuah Analisis Sosio-kultural) Oleh: Valery ...
-
MUDIK (catatan di akhir mudik) Oleh: Valery Kopong* Sabtu, 27 September 2008 kami mengadakan perjalanan (mudik) ke kota Gudeg, Yogyakarta. K...
-
KISI-KISI SOAL ULANGAN TENGAH SEMESTER 1 SEKOLAH DASAR TAHUN 2018 /2019 KELAS / SEMESTER: III/I MATA PELAJARAN: AGAMA KATOLIK DAN B...
-
Kunjungan Raja Salman membawa dampak positif terhadap kerajaan Saudi Arabia dan Indonesia. Kunjungan ini juga termasuk sebuah kunjungan is...
-
Lonceng Kematian Sekolah Swasta Rabu, 24 September 2008 00:20 WIB S BELEN Tahun...
-
Oleh Chris Boro Tokan Adalah seorang F.A.E. van Wouden yang melukiskan Trinitas Kepemimpinan Purba di Indonesia Bagian Timur, me...
-
Setelah memberikan materi tentang “siapakah saudaraku” pada anak-anak Persink Gregorius, pikiranku tertuju pada keluarga dan tetangga yang...
-
TPG IMAGES Dansa tango. ...
0 komentar:
Post a Comment