Friday, June 4, 2010

JAUHI NARKOBA

“Hidup Indah Tanpa Narkoba.” Itulah tema seminar yang diusung oleh WKRI cabang Stasi Santo Gregorius-Tangerang. Seminar yang diadakan di aula sekolahan Tarsisius Vireta-Tangerang pada Minggu, 21 Februari 2010 ini merupakan suatu tuntutan atas kondisi hidup yang telah dipengaruh narkoba. Narkoba yang selama ini dianggap masih jauh dari peredaran lingkungan Tangerang, tetapi ternyata kenyataan berbicara lain. Ia, narkoba, semakin dekat bahkan tempat produksinya pun di lingkungan perumahan regensi 2-Tangerang. Menyadari keberadaan tempat produksi dan peredaran narkoba semakin menghimpit ruang lingkup kehidupan masyarakat terutama wilayah Tangerang, mengetuk hati ibu-ibu yang tergabung dalam wadah WKRI untuk mau mengadakan seminar sebagai salah satu cara untuk menjawabi tantangan yang sedang dihadapi oleh orang tua saat mendampingi putera-puterinya.
Kehidupan masyarakat umum harus disesuaikan dengan norma yang berlaku dalam masyarakat. Kehidupan normatif yang menjadi dambaan masyarakat umum adalah sebuah kehidupan yang sehat, jauh dari pengaruh negatif yang dapat mengganggu keberadaan dan kelangsungan hidup manusia sendiri. Anggapan umum ini semakin bergeser sejalan dengan pengaruh negatif yang muncul terutama dipengaruhi oleh arus informasi dan perkembangan teknologi. Pesatnya perubahan yang diakibatkan oleh arus informasi, turut mengubah pola perilaku dan pemikiran masyarakat terutama generasi muda. Generasi muda adalah generasi yang selalu mau berkembang ke arah kemajuan dan cukup banyak orang juga yang terjerumus dalam arus informasi yang negatif. Menurut Bapak Drs. Tedi Suwardi, MSi, utusan dari pemerintah kabupaten Tangerang, yang membuka acara seminar, bahwa “pesatnya arus informasi dan teknologi berpengaruh pada pola pikir anak. Banyak pengaruh negatif yang telah menjerumuskan mereka dalam kehidupan yang penuh dengan narkoba.” Lebih lanjut ia menegaskan bahwa kegiatan seminar merupakan sesuatu yang urgen untuk memberikan informasi sedini mungkin bagi kaum muda. “Dengan bekal pengetahuan agama, mereka bisa menata hidup untuk jauh dari narkoba.” Ia juga mengiformasikan bahwa di daerah Tangerang menjadi salah satu tempat yang memproduksi narkoba dan hal ini perlu disikapi, diwaspadai mulai dari sekarang. Karena itu di dalam proses mewaspadai persoalan yang membawa maut ini maka perlu adanya pembekalan yang matang terutama lewat seminar ini.
Seminar merupakan sebuah wahana sederhana dan sebagai “ruang kondusif” untuk menggali informasi. Menurut ketua WKRI cabang Stasi Santo Gregorius, ibu Effi, tujuan utama diadakan seminar adalah “untuk memperingati HUT WKRI Stasi Gregorius ke 11 dan sekaligus memberikan kepedulian terhadap orang tua untuk secara dini mengenal apa itu narkoba dan bahaya-bahayanya.” Setiap orang tua perlu mengetahui dan membekali diri dengan hal-hal yang berkaitan dengan narkoba. Dengan pengetahuan tersebut seorang ibu atau bapak, cukup dengan gampang menelusuri sepak terjang kehidupan anak-anaknya. Anak adalah titipan Tuhan karena itu perlu dijaga dari godaan dunia ini terutama “hantu narkoba.”


Peredaran narkoba semakin hari semakin luas jaringannya, tidak hanya dalam lingkup regional tapi tetapi transaksi sudah dan sedang terjadi secara internasional. Proses perdagangan barang-barang haram ini dengan motif dan modus yang begitu canggih yang dapat meloloskan diri dari kejaran polisi. Semakin banyak orang yang ditangkap dan dipenjarakan bahkan ada yang telah dihukum mati, tetapi apakah dapat memberikan efek jerah terhadap transaksi penjualan narkoba? Keberadaan manusia sekarang begitu rentan terhadap persoalan yang membawa ini. Namun semakin banyak orang yang dihukum bahkan dihukum mati tetapi masih banyak barisan panjang yang terjerumus dalam limbah narkoba dan siap menunggu untuk mati.
Menurut Dr. Victor Pudjiadi, SpB, FICS, DFM sebagai pembicara utama dalam seminar, bahwa saat ini sedang terjadi peredaran narkoba lintas negara. Sistem dan modus peredaran sangat variatif, dan hal ini dilakukan untuk mengelabui kejaran polisi. Ada begitu banyak obat-obatan terlarang yang beredar baik itu jenis shabu-shabu, heroin, kokain maupun pil ekstasi. Dalam memperkenalkan jenis obat-obatan ini, ia (Dr.Victor) menampilkan tayangan-tayangan yang memperlihatkan kondisi riil transaksi narkoba yang sedang dan terus terjadi. Beragam modus diperlihatkan sebagai upaya untuk membuka wawasan peserta seminar yang hadir. Kurang lebih 270 peserta yang mengikuti seminar, mereka terdiri dari kaum muda dan ibu-ibu yang merupakan utusan dari lingkungan-lingkungan di Stasi Santo Gregorius Kota Bumi-Tangerang.
Dalam pemaparan, ia menginformasikan sumber-sumber peredaran yang terjadi saat ini, misalnya, jenis heroin sumber pengedar adalah Negara Thailand, Myanmar dan Laos. Ketiga negara ini dikenal sebagai segi tiga emas yang merupakan daerah penyuplai heroin terbesar dan disebarkan ke pelbagai daerah. Umumnya semua jenis obat-obatan terlarang ini beredar di tempat-tempat tertentu, seperti: diskotik, kamar kecil / WC, kantin sekolah, warung sekitar, tempat parkiran, perpustakaan, bandara / pelabuhan, tempat kos. Tempat-tempat ini menjadi sasaran utama para pengedar untuk menawarkan penjualan narkoba sebagai “komoditi primadona.”
Memang peredaran dan penggunaan narkoba sangat berbahaya bagi kesehatan dan efek lain yang muncul adalah penyebaran HIV/ AIDS. Orang-orang yang tertular penyakit AIDS ini disebabkan oleh penggunaan jarum suntik secara bersama. Berkaitan dengan hal ini, Tiara, Puteri Indonesia 2007 yang hadir dalam seminar, menuturkan pengalaman seorang anggota keluarganya yang terkena narkoba dan pada akhirnya terkena AIDS. Penyakit berbahaya akhirnya memakan korban, yang adalah keluarganya sendiri. Sharing pengalaman ini lebih dimaksudkan agar kaum muda tidak terjerumus ke dalam penggunaan narkoba karena berakibat fatal bahkan menghantarkan hidup itu sendiri kepada sebuah kematian secara tragis.
Para peserta yang hadir terlihat antusias dan bertahan sampai berakhirnya seminar karena seminar ini diselingi dengan atraksi berupa sulap dan drama yang diperankan oleh Dr. Victor dan Jefri Chandra, bintang sinetron serta kru yang lain. Narkoba sudah diambang pintu, hati-hatilah dan waspadalah. *** (Valery)

0 komentar: