Friday, May 13, 2016

LELAKI ‘MENOPAUSE’


Langit kota Tangerang masih sedikit kabut, walau jam yang terpampang pada dinding tembok Lapas Pemuda Tangerang  itu menunjukkan pukul  08.30. Jarum jam berdetak dalam keheningan, seakan bersolider dengan para penghuni  Lapas  yang sering berontak dalam keheningan batin.   Hari itu, hari Rabu di bulan Januari 2016, kami berjumpa lagi setelah ia bebas dari kurungan penjara.  Ketika bertemu denganku,  ingatannya akan masa lalu seakan muncul kembali. Dahulu kami mengunjungi dia sebagai salah satu anggota Lapas Pemuda Tangerang. Tetapi kali ini lain. Ia bersama team pengunjung dari kelompok Legio Maria,  Paroki Hati Santa Perawan Maria Tak Bernoda-Tangerang, mengunjungi para narapidana.  
Lama kami bercerita terutama tentang saat-saat di mana ia ditangkap dan dijebloskan ke penjara. Tiga tahun ia dijatuhi hukuman penjara karena diduga menggelapkan uang saat bekerja sebagai operator di sebuah warnet. Nanang (bukan nama sebenarnya) harus menjalani masa-masa sulit dalam penjara.  Awalnya ia sendiri merasa sulit menerima diri dan berusaha lari dari kenyataan. Tetapi apa daya, segala keputusan tentang dirinya berakhir di pengadilan. Ia kalah di hadapan hukum dan harus menjalani masa hukuman itu.

Thursday, May 12, 2016

BELAJAR BERENDAH HATI



Sepanjang  sejarah kehidupan manusia, setiap orang mengakui betapa besarnya peranan keluarga untuk melahirkan, membesarkan dan mendidik seorang anak manusia. Di tangan orang tua, seorang anak bisa dididik seturut karakter dasar yang dimiliki oleh anggota keluarga itu. Karena itu perilaku yang ditampilkan oleh seorang anak, sesungguhnya sebagian besar memperlihatkan ciri bawaan dari keluarga yang telah membentuknya. Jika dalam mendidik anak-anaknya, orang tua mendidik dengan hati dan berperilaku santun maka akan melahirkan anak yang juga berperilaku santun dan selalu berempati terhadap keluarga dan orang-orang di sekitarnya. Tetapi apabila sebaliknya, dalam mendidik, pola yang diterapkan adalah kekerasan dan orang tua yang sangat otoriter maka akan melahirkan anak-anak dengan perangai yang keras.
Pola didik dan bagaimana menanamkan nilai-nilai kebaikan harus ditempuh dengan cara yang lebih bersahabat. Pola didik seperti ini sangat diharapkan oleh Gereja karena akan melahirkan generasi yang baik. Gereja sampai saat ini melihat keluarga sebagai basis utama untuk tumbuh-kembangnya Gereja. Kalau keluarga-keluarga Katolik berkembang secara baik maka secara langsung akan menyokong kehidupan  Gereja universal. Karena itu keluarga dilihat sebagai “tempat persemaian” (seminarium) untuk tumbuh-kembangnya “bibit-bibit unggul” yang bisa menjalani roda kehidupan Gereja pada setiap generasi. Tetapi dalam proses mendidik anak-anak dalam keluarga, kita terbentur  pada pertanyaan ini. Apakah keluarga-keluarga Katolik semuanya berhasil mendidik anak-anaknya?  Banyak keluarga Katolik, yang kedua orang tua mereka mapan secara ekonomis dan berhasil dalam karir tetapi gagal dalam membina anak-anaknya. Tetapi kebanyakan anak-anak yang gagal dan bisa mengolah diri secara baik bisa kembali ke jalan yang benar bahkan bisa menanggapi panggilan Allah untuk menjadi pengikut Tuhan.   

Monday, May 9, 2016

Cara Mencari Kata Kunci Yang Paling Banyak Dicari DiGoogle


7 KaliDIBAGIKAN
Cara mencari atau mengetahui kata kunci populer - Cara mengetahui keyword yang paling banyak dicari di google - Cara mengetahui kata kunci yang banyak di cari - Milyaran orang melakukan pencarian di mesin pencari setiap harinya, namun apakah kita tahu kata kunci apa yang paling banyak dicari di google? Pertanyaan inilah yang sering muncul dalam fikranku ketika saya ingin menentukan kata kunci apa yang tepat dan kata kunci apa yang sedang populer dalam pencarian Google. Mengapa saya mempunyai pemikiran seperti itu? karna saya berfikir bila saya memilih kata kunci yang sedang populer, secara otomatis pasti traffic blog saya akan meningkat, berbeda bila saya memilih kata kunci yang tidak banyak dicari orang, tidak menuntut kemungkinan blog saya pasti akan menurun traffic pengunjungnya. Maka mencari keyword atau kata kunci yang paling banyak dicari adalah pilihan tepat sebelum membuat sebuah artikel.

Saturday, May 7, 2016

Pemimpin Gereja kecam penangkapan terhadap warga Papua


Pemimpin Gereja kecam penangkapan terhadap warga Papua thumbnail


04/05/2016
Para demonstran yang ditangkap polisi saat melakukan aksi protes di Jayapura, Papua, 1 Mei.

Para pemimpin Kristen di Papua mengatakan penangkapan ribuan demonstran pada 2 Mei tidak akan menyelesaikan persoalan di wilayah yang bergolak itu.
Meskipun sebagian besar orang telah dibebaskan, para pemimpin Kristen mengatakan penindasan rakyat Papua akan menjadi bahan bakar sebuah gerakan yang lebih besar.
Komite Nasional untuk Papua Barat melaporkan bahwa lebih dari 1.700 orang ditangkap pada 2 Mei dalam protes yang tersebar di seluruh provinsi dan kota-kota di luar Papua untuk menandai masuknya Papua ke Indonesia pada 1 Mei 1963.
Pastor John Djonga, seorang aktivis hak asasi manusia, mengatakan penangkapan  warga Papua tak akan memecahkan masalah.
“Pemerintah harus menggunakan kesempatan untuk berdialog dengan masyarakat, bukannya menangkap mereka,” kata imam itu kepada ucanews.com.
Pendeta Benny Giay dari Gereja Kemah Injil Papua, yang menghadiri protes itu di Jayapura di mana banyak orang ditangkap, mengatakan penahanan itu adalah sebuah kesalahan.
Dia mengatakan orang memprotes karena mereka ingin pemerintah untuk memperbaiki sesuatu yang tidak beres.

Monday, May 2, 2016

AYAH


Ayah…kau adalah pahlawanku
Jika tidak ada ayah
Hidupku kesepian
Ayah…..jika aku sedang kesal
Pasti kau yang menghiburku
Jika aku dalam masalah
Kau selalu membantuku

Ayah…..terima kasih selalu ada bagiku
Terima kasih selalu menyemangatiku
Ayah…..kaulah yang terbaik bagiku
Kau akan selalu ada di hatiku
Sekali lagi kuucapkan
Terima kasih untuk segalanya


By: Anastasia (8.4) SMP Maria Mediatrix

Friday, April 29, 2016

RIP: Uskup Pangkalpinang wafat

·        
29/04/2016
RIP: Uskup Pangkalpinang wafat thumbnail
Mendiang Mgr Hilarius Moa Nurak SVD

Uskup Pangkalpinang, Mgr Hilarius Moa Nurak SVD telah meninggal dunia pada hari ini, Jumat 29 April 2016  pukul 13:00 di Mount Alvernia Hospital Singapura.
Sebelumnya, Mgr Hilarius  dikabarkan jatuh dari tempat tidur di kediamanannya dan dalam kondisi kritis. Karena kondisi beliau tidak sadar hingga petang beliau diberikan Sakramen Minyak Suci.
Akibat kondisinya masih kritis, ia diterbangkan Singapura pada 21 April 2016 untuk dirawat di sana.
Ia lahir di Waikabubak, Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur, 21 Februari 1943. Hingga wafatnya ia berusia 73 tahun.
Ia masuk Kongregasi Serikat Sabda Allah (SVD) dan ditahbiskan menjadi imam pada 2 Agustus 1972.
Dua tahun menjadi imam, ia mendapat kesempatan studi Kitab Suci di Roma tahun 1974-1976. Sekembalinya dari Roma, ia bertugas menjadi pastor pembimbing di Seminari Menengah San Dominggo Hokeng, Larantuka, Flores.
Setelah 12 tahun menjadi guru dan pembimbing bagi para calon imam, ia diangkat menjadi Rektor Seminari Menengah Berkhmans Mataloko, Ngada, Flores, NTT. Dua tahun menjadi rektor, akhirnya ia diangkat menjadi uskup Pangkalpinang tahun 1987.

Thursday, April 28, 2016

BUTA

Udara di pesisir Yogyakarta masih terasa sejuk. Pohon-pohon bamboo  yang tumbuh di sekitar rumah yang terkesan asri itu, terus bergesek, seakan menyambut kehadiran kami. Gesekan bambu itu perlahan-lahan mengeras seirama dengan hembusan bayu yang kian kejam. Tapi di dalam rumah itu tampak sepi, hanya orang tua menjadi penghuni terakhir rumah ini. Maklum, anak-anaknya merantau ke ibu kota, menjaring nasib bersama derunya mesin-mesin kota yang terus menderu. Saminem, nama ibu itu, yang walaupun kondisi matanya buta tetapi terus bercerita tentang kehidupan yang dialaminya. Kebutaannya bukanlah bawaan sejak lahir. Ia baru buta sejak beberapa bulan lalu. Kondisi mata yang buta ini memperlihatkan sebuah situasi lain, ia pasrah dengan keadaannya. Rekaman peristiwa hidup dan lingkungan sekitar yang telah dikenalnya sejak matanya masih normal, kini tinggallah sebagai kenangan belaka.
            Buta baginya adalah sebuah kondisi yang menyiksa. “Saya tersiksa sekali dengan mataku yang buta ini. Saya tidak bisa melihat cucu-cucuku, terutama Edmund yang baru lahir,” tuturnya.   Cucu-cucuku yang lain, yang sudah saya kenal sejak mataku masih baik, wajah mereka masih kebayang. Inilah kondisi manusiawi yang mau tidak mau diterima sebagai bagian dari proses hidup yang kian menua. Buta menjadikan hidup saya menyempit. Suatu ketika, di pagi hari minggu, saat prodiakon melayani komuni di rumahnya, ia bercerita banyak tentang hidup yang dialami sekarang. “Andaikata Yesus datang secara fisik saat ini, pasti……pasti…… “ Itulah sepenggal keluhan yang dilontarkan oleh ibu Saminem. Keluhan ini merupakan keluhan  ketakberdayaan, dan membersitkan sebuah harapan akan situasi yang bakal merubah dirinya, yakni bisa melihat kembali.
           

Tuesday, April 26, 2016

KESABARAN MEMBAWA KEBERHASILAN

Tanggal 17 Agustus semakin dekat. Hari yang sungguh ditunggu-tunggu masyarakat Indonesia. Banyak orang yang berlomba-lomba untuk memeriahkan hari 17 Agustus. Sama  dengan  masyarakat  Desa  Balingga. Masyarakat Desa Balingga sangat menginginkan untuk ikut memeriahkan hari kemerdekaan Indonesia tersebut namun sayang desa terpencil yang jarang dikenal orang itu memiliki perekonomian  yang buruk. Maka tak heran bila masyarakat di sana tak bisa ikut merayakan hari besar Indonesia tersebut. Dulunya desa tersebut mimiliki banyak sumber daya alam yang dapat membantu perekonomian di sana. Namun sayang, banyak masyarakat kota yang datang dan merusak sumber daya alam di sana.
            Sama juga dengan anak-anak di SMP Bangkit Jaya. Anak-anak di sana sudah berusaha untuk mengumpulkan uang agar dapat membuat masyarakat Desa Balingga merasakan kemeriahan HUT kemerdekaan Indonesia tersebut. Namun sayang, uang yang mereka kumpulkan selalu habis untuk biaya pembenahan sekolah mereka. Ya, memang sekolah mereka sudah berdiri sejak lama, sehingga tak heran bila banyak dinding-dinding yang rusak dan atap mereka juga sering kali bocor, sehingga anak-anak di sana sering libur ketika musim hujan.
           

Monday, April 25, 2016

TIGA LELAKI

Di depan kapel tua itu, 3 orang lelaki tampak bingung dan gelisah. Kebingungan yang menghinggap pada mereka ketika hendak memberikan persembahan kepada Tuhan. Di tangan mereka ada recehan rupiah yang akan dijadikan persembahan untuk Tuhan. Tapi sebelum mempersembahkan, mereka bertiga membuat tiga lingkaran, persis di halaman kapel. Ketiga lingkaran ini dijadikan sebagai ukuran untuk bagaimana mempersembahkan uang kepada Tuhan.
            Orang pertama mulai beraksi. Ia mulai melemparkan uang recehan ke atas dan apabila uang tersebut jatuh persis dalam lingkaran tersebut maka uang yang berada dalam lingkaran itu dijadikan sebagai  persembahan. Kini giliran orang kedua. Ia melakukan hal serupa. Ia mulai melemparkan beberapa recehan uang ke atas dan apabila uang tersebut jatuh dan berada di luar lingkaran maka uang yang berada di luar lingkaran tersebut dijadikan sebagai persembahan.  Kemudian aksi orang  ketiga yang dianggap lebih aneh. Ketika melemparkan beberapa recehan uang ke atas, ia katakan: “jika uang yang dilemparkan ke atas dan uang tersebut tetap melayang di atas maka uang itu dijadikan sebagai persembahan, dan semua recehan uang yang jatuh ke tanah merupakan milik saya sendiri.”
           

Friday, April 22, 2016

MERRY RIANA



ABOUT THE AUTHORS

Merry Riana (lahir di Jakarta, 29 Mei 1980; umur 35 tahun) adalah pengusaha, penulis dan motivator dari Indonesia.
Merry Riana menerbitkan buku berjudul "A Gift From a Friend" pada tahun 2006 yang berisi pengalaman dan latar belakang dirinya hidup di Singapura. Buku ini menarik perhatian publik Singapura dan Asia Tenggara karena menuliskan tentang prestasinya menghasilkan S$ 1.000.000 

Thursday, April 21, 2016

PEREMPUAN: IBU KEHIDUPAN

Setiap tanggal 21 April, kita memperingati  hari Kartini. Semua instansi dengan caranya masing-masing memperingati  Kartini dan perjuangannya  dalam membela kaum wanita agar sejajar kedudukannya dengan laki-laki.  Bisa dilihat  sisi perjuangan seorang Kartini  yang lebih mengedepankan kesetaraan dan menyamakan kedudukan dengan laki-laki. Sebuah perjuangan  yang tak kenal lelah. Pertama-tama yang didobrak adalah masalah adat-istiadat yang kaku dan pandangan tentang perempuan sebagai  masyarakat kelas dua. Memang diakui bahwa umumnya daerah-daerah yang menerapkan sistem patrilineal dalam perkawinan maka persoalan utama yag dihadapi adalah masalah dominasi laki-laki yang berlebihan.

Monday, April 18, 2016

PERGILAH, JADIKANLAH SEMUA BANGSA MURIDKU

Situasi keberimanan di Eropa kurang terlalu nampak ketika gereja yang megah tetapi tidak menampakkan aura iman yang baik karena umat tidak aktif dalam kegiatan menggereja.  Tetapi kita percaya bahwa kehadiran Gereja memberi pengaruh yang luar biasa terhadap perkembangan iman. Ketika Gereja kehilangan relevansinya bagi kehidupan konkret maka Gereja akan ditinggalkan. Banyak orang pindah agama karena kebermaknaan hidup beragama sudah mulai hilang. Agama memberi hidup saya menjadi lebih baik, itu merupakan pergulatan hidup orang pada masa kini.
            Ada masalah yang dihadapi, tetapi Gereja juga belum tentu memberikan solusi karena berbenturan dengan aturan. Contoh jelas adalah masalah perkawinan yang dialami oleh umat Katolik. Gereja di masing-masing benua memiliki persoalan perkawinan yang berbeda-beda. Misalnya di benua Asia lebih bermasalah berkaitan dengan kawin-cerai, benua Afrika lebih mengarah pada masalah poligami dan benua Eropa menghadapi masalah perkawinan sejenis.
            Gereja mengalami desertifikasi rohani dan masuk dalam arus relativisme. Tradisi ditinggalkan demi mengejar kemajuan dan kesuksesan. Paus berharap iman dinyalakan kembali. Paus Fransiskus mengatakan bahwa terang iman mulai meredup di tengah arus materialisme. Proses sekularisasi berpotensi menggerus iman. Gereja menjadi sekedar urusan pribadi dan terdalam seorang pribadi. Relatisme berkembang pesat di wilayah Eropa.
            Di hadapan para penyuluh Agama Katolik, Romo FX. Sugiyana lebih jauh menekankan ada tiga panggilan sebagai orang yang Kristiani. Ada tiga panggilan hidup manusia: dipanggil untuk mengambil bagian dalam pesta dan menikmati rahmat-Nya, dipanggil untuk mengambil bagian dalam tugas dan karya Tuhan, dipanggil untuk pengadilan terakhir. Allah lebih sering berkarya dengan memakai manusia untuk melayani sesamanya.  Allah memakai orang-orang biasa untuk menjalankan rencananya yang luar biasa. Paus Fransiskus terus menyerukan pembaharuan Gereja dan proses pembaharuan ini tidak bisa ditunda lagi. Dengan adanya pembaharuan berarti nyala iman yang “mungkin selama ini redup,”  harus dinyalakan kembali agar terang kebenaran bisa menuntun perjalanan Gereja ini.***(Valery Kopong)


Wednesday, April 13, 2016

BAHAYA NARKOBA


(PEMAHAMAN DAN PENCEGAHAN)


                Narkoba merupakan hal baru dalam kehidupan kita. Kita tidak terlalu tahu persis tentang hal ini tetapi sangat berbahaya yang mengancam kehidupan anak-anak kita.  Romo FX. Sugiyana, Pr dihadapan para Penyuluh Agama Katolik,  dia memulai menceritakan tentang pengalamannya ketika berkunjung ke Vatikan. Ada tulisan: this is our dream, menunjukkan bahwa ada skenario dari kelompok tertentu yang sebelum meledakan bom di Brussel. Kita tidak terlalu tahu banyak tentang masalah narkoba, tetapi masalah-masalah ini menjadi komitmen kita dan melawannya dengan menghadirkan karya-karya keselamatan Allah. Seluruh warta kita akan menjadi lebih nyata kalau kita tempatkan konteks bangsa yang sedang menghadapi banyak persoalan. Mungkin kita akan diskusi tentang apa itu narkoba tetapi kita berusaha untuk terpanggil  melakukan sesuatu karena hal ini sangat dekat dengan kehidupan kita. Karena narkoba ini menjerat kehidupan banyak kalangan masyarakat tanpa melihat jenjang sosialnya.
Rm. FX. Sugiyana, Pr, Yogya, 13-4-2016
            Mungkin juga dalam melakukan tindakan-tindakan radikal, kelompok-kelompok ini mungkin mengkonsumsi narkoba untuk menghilangkan rasa takut sebelum melakukan tindakan bunuh diri. Tetapi tetap menjadi sebuah pemisahan yang tegas antara dua hal yang berbeda ini. Banyak orang yang terkesan alim dan hidup baik, tetapi pada akhirnya bisa terkena masalah narkoba. Para artis misalnya, yang terkesan baik di atas panggung tetapi ternyata bisa terkena narkoba. Yang menjadi filter yang bisa melindungi dirinya adalah dirinya sendiri dan lingkungan di mana dia hidup. Maka wajar kalau Indonesia sudah mencanangkan bahwa negara ini sudah darurat narkoba.
            “Jangan ada kata  coba-coba karena akan ada kecanduan.” Kata-kata ini menunjukkan bahwa orang yang melakukan ini berawal dari upaya coba-coba tetapi pada akhirnya ketagihan dan hidupnya menjadi rusak. Indonesia menjadi negara dengan penduduk yang banyak, juga menjadi target di mana para bandar narkoba bisa menargetkan narkoba dengan sasaran warga Indonesia terutama generasi muda. Lingkugan yang bersih akan membantu  para penghuninya untuk berpikir bersih. Masalah dalam keluarga yang harmonis, bisa juga terkena narkoba karena  dipengaruhi oleh lingkungan di mana ia hidup dan bergaul.
           

Monday, April 11, 2016

CINTA MEMBARA DI UJUNG SENJA KEHIDUPAN


Sore yang mendung dengan rinai hujan membasahi jalanan menuju rumah tua itu. Hampir setengah jam aku melangkah menyusuri lorong-lorong kota untuk mencari rumah berpenghuji  pasangan sepuh. Oma, sapaan orang-orang sekitar terhadap ibu Maryani, wanita berdarah Tinghoa itu yang hidup berkeluarga dengan Opa Hendrik yang sudah mencapai emas pernikahan. Obrolan kami di teras rumah semakin menunjukkan keakraban yang luar biasa. Sesekali mereka bercanda mengenang masa-masa lalu yang penuh romantis. Ketika muda, Maryani dan Hendrik selalu meluangkan waktu untuk berlibur bersama ke tempat-tempat ternama di hampir seluruh dunia. Apa yang mereka lakukan tidak lain adalah upaya untuk mempertahankan cinta suci perkawinan yang telah mereka ikrarkan di altar suci.

Friday, April 8, 2016

BERANI MENERIMA MASA LALU


Seorang perempuan cacat tanpa tangan, hidup di sebuah panti asuhan Yogyakarta. Setelah dewasa, ia dipersunting oleh seorang laki-laki yang adalah anak dari seorang pejabat. Pernikahan mereka direstui oleh kedua orang tua laki-laki. Pesta pernikahan terlaksana begitu meriah. Para undangan yang datang, umumnya merasa terharu sekaligus bangga atas keputusan mempelai laki-laki.  Para undangan terharu melihat kondisi mempelai wanita yang tidak memiliki kedua tangannya.
Wanita ini hidup di panti asuhan karena sejak dilahirkan oleh ibunya di rumah sakit dan ternyata kondisi tubuhnya yang cacat, terutama kedua tangan, membuat kedua orang tua meninggalkan bayi itu. Bayi itu kemudian dititipkan pada salah satu panti asuhan di Yogyakarta. Ia dididik dan mengenyam pendidikan hingga ke perguruan tinggi. Setelah lulus dari perguruan tinggi, perempuan ini tidak mau mencari pekerjaan lain tetapi memutuskan untuk kembali bekerja pada panti asuhan yang telah membesarkannya.

Thursday, April 7, 2016

YESUS SELALU BEDA


Beberapa waktu lalu, seorang siswi yang barusan lulusan UN berupaya untuk mengambil ijazahnya. Pelbagai cara dilakukan oleh orang tuanya untuk mencari uang agar bisa menebus tunggakan uang sekolah agar ijazahnya bisa diambil. Karena tidak ada jalan untuk mencari uang, terpaksa ayahnya memberanikan diri untuk menawar ginjalnya kepada orang-orang yang membutuhkannya. Aksi yang dilakukan oleh ayah ini memang dikenal nekat karena ginjal sebagai organ penting, rela ia jual demi anaknya tercinta, demi masa depan anaknya.
            Melihat aksi yang dilancarkan ini menggugah menteri Pendidikan dan kebudayaan untuk turun tangan dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi. Ginjal tidak terjaul dan siswi yang bersangkutan bisa menarik nafas lega karena persoalan keuangan ditangani oleh bapak Menteri. Apa tujuan dilakukannya penawaran ginjal terhadap masyarakat yang ingin membelinya? Apakah ini merupakan tindakan untuk mencari perhatian dan belas kasih dari mereka yang peduli akan pendidikan dan orang-orang yang susah?
           

Wednesday, April 6, 2016

AIR MATA KEBERPIHAKKAN

(Telaah puisi kontemporer dari sudut sosiologi Sastra)

Sutardji Calzoum Bachri dikenal sebagai penyair kontemporer yang menggagas sekaligus mengedepankan pola penulisan baru pada puisi. Ketika membaca puisi-puisinya,ciri khas terasa kental. Dia lebih banyak mempermainkan kata yang baginya merupakan sebuah kekuatan, dan menjadi daya dobrak bagi seluruh bangunan puisinya. Bangunan puisi-puisi lama yang terkesan kaku, baik dari tata aturan maupun jumlah barisnya, kehadiran Sutardji membawa angin perubahan bagi mereka yang berani “merobek” pola-pola yang dogmatis-puitis. Perjuangan dan upaya seorang Bachri mendobrak kata, menerobos jenis kata, menerobos bentuk kata dan tata bahasa dipandang sebagai percobaan melakukan dekonstruksi bahasa Indonesia dan sekaligus menawarkan konstruksi-konstruksi baru yang lebih otentik melalui puisi. Terhadap perjuangan yang penuh dengan daya dobrak ini, memunculkan pertanyaan untuk direnungkan bersama. Apakah Sutardji sebagai pahlawan puisi kontemporer dan nabi bagi mereka yang mengenyam kebebasan dalam mengekspresikan diri melalui puisi?  
           

Tuesday, April 5, 2016

TAWA SANG GURU

Setiap orang yang masuk biara tua itu, pertama-tama yang diperhatikan adalah lukisan Yesus yang tertawa. Memandang lukisan itu secara mendalam, terus melahirkan pertanyaan-pertanyaan seputar lukisan itu. Mengapa Yesus tertawa? Apa yang membuat Yesus tertawa?  Adakah teks Kitab Suci yang menceritakan Yesus tertawa? Inilah pertanyaan-pertanyaan sederhana yang lahir dari kedalaman batin para tamu di biara itu. Lukisan yang terpampang di dinding biara tua itu sepertinya, menawarkan nalar refleksi untuk mempertanyakan lukisan yang tidak umum itu.
                Memang, Yesus sendiri, seperti yang tertulis dalam Kitab Suci Perjanjian Baru, kita tidak pernah menemukan teks yang berbicara tentang Yesus yang tertawa saat berhadapan dengan murid-murid-Nya maupun kelompok-kelompok yang membenci kehadiran-Nya. Tertawa, seperti yang terlukis itu,  mengisahkan  kemanusiaan seorang Yesus yang tidak dihadirkan oleh penulis Kitab Suci. Yesus terkesan sangat serius menghadapi situasi di tengah karya pewartaan-Nya. Karena itu yang lebih ditonjolkan adalah kehidupan doa Yesus dan ajaran-ajaran-Nya.
               

KEGIATAN APP 2016

Kamis, 11 Februari 2016 dimulai dengan kegiatan Aksi Puasa Pembangunan (APP) prapaskah. Kegiatan mengisi APP di SMP Maria Mediatrix  yakni doa dan renungan pagi di setiap kelas.  Renungan ini diadakan pada masa prapaskah ini bertujuan untuk memperdalam iman kita dan mendengarkan Sabda Tuhan setiap pagi. Setiap kita belajar, terlebih dahulu kita menerima renungan. Renungan ini sangat berguna bagi kita semua karena dengan adanya renungan, kita bisa mengoreksi diri dalam hal apa pun. Setelah mendengarkan renungan, kita semua belajar seperti biasa.
            Dari Injil ke Injil setiap hari berganti tapi yang lebih sering kita renungi adalah Lukas dan Matius. Renungan ini juga mengajarkan tentang hal baik dan terutama mengajak kita untuk berdoa setiap hari kepada Tuhan. Sebelum mendalami kitab suci dan menerima siraman rohani dengan renungan, kita bernyanyi lagu-lagu rohani  bersama teman-teman. Jadi pengikut Yesus berarti siap mendengarkan sabda-Nya dan berperilaku sesuai dengan ajaran Yesus yang selalu menampilkan kebaikan.  

            Dalam kitab suci dan renungan, kita diajarkan untuk menghormati orang lain, memberikan sesuatu kepada orang lain, terutama mereka yang mengalami kekurangan.***(Yoan)

Monday, April 4, 2016

KESABARAN MEMBAWA KEBERHASILAN

Tanggal 17 Agustus semakin dekat. Hari yang sungguh ditunggu-tunggu masyarakat Indonesia. Banyak orang yang berlomba-lomba untuk memeriahkan hari 17 Agustus. Sama  dengan  masyarakat  Desa  Balingga. Masyarakat Desa Balingga sangat menginginkan untuk ikut memeriahkan hari kemerdekaan Indonesia tersebut namun sayang desa terpencil yang jarang dikenal orang itu memiliki perekonomian  yang buruk. Maka tak heran bila masyarakat di sana tak bisa ikut merayakan hari besar Indonesia tersebut. Dulunya desa tersebut mimiliki banyak sumber daya alam yang dapat membantu perekonomian di sana. Namun sayang, banyak masyarakat kota yang datang dan merusak sumber daya alam di sana.
            Sama juga dengan anak-anak di SMP Bangkit Jaya. Anak-anak di sana sudah berusaha untuk mengumpulkan uang agar dapat membuat masyarakat Desa Balingga merasakan kemeriahan HUT kemerdekaan Indonesia tersebut. Namun sayang, uang yang mereka kumpulkan selalu habis untuk biaya pembenahan sekolah mereka. Ya, memang sekolah mereka sudah berdiri sejak lama, sehingga tak heran bila banyak dinding-dinding yang rusak dan atap mereka juga sering kali bocor, sehingga anak-anak di sana sering libur ketika musim hujan.
            Fauzan, anak berusia 13 tahun itu sudah banyak membantu sekolah SMP Bangkit Jaya untuk mengumpulkan biaya yang dibutuhkan bagi sekolah. Ia sering jalan kaki untuk pergi ke kota yang jaraknya 6 km dari desanya  untuk menjual hasil karya warga Desa Balingga yang dapat membantu sedikit perekonomian mereka. Fauzan sendiri sudah lama membantu perekonomian di Desa Balingga. Sejak umur 5 tahun ia sudah membantu ibunya untuk pergi ke kota dan menjual hasil karya tangan masyarakat di sana.
            Fauzan sangat menginginkan bisa memeriahkan acara 17 Agustus tahun ini, namun masih banyak keperluan yang dibutuhkan oleh desanya. Fauzan tidak bisa berharap banyak. Ia tahu bahwa perekonomian desa mereka tidak terlalu baik. Fauzan memiliki 2 orang teman baik yang sering membantunya. Mereka adalah Nita dan Bagas. Mereka sering membantu Fauzan untuk menjual barang-barangnya ke kota.
            Hasil penjualan mereka tidak terlalu bagus, mereka sering dicaci maki oleh para pembeli karena barang mereka tidak berkualitas. Namun mereka tidak mementingkannya, mereka hanya menganggap bahwa hal tersebut merupakan suka-duka para pedagang. Bahkan kadang kala barang-barang mereka tidak terbeli satupun. Kepala desa di sana sungguh bangga pada kebaikan hati mereka. Mereka bersedia untuk membantu para warga dan tidak pernah mengharapkan imbalan.
            Suatu hari ketika mereka datang ke kota, tiba-tiba ada segerombolan motor yang datang menghampiri mereka. Fauzan menyambut segerombolan motor tersebut sambil tersenyum dan berharap mereka mau membeli barang-barang yang dijualnya. Namun tak disangka mereka malah mencaci maki Fauzan dan teman-temannya sambil menghancurkan barang dagangan mereka. Mereka mengatakan bahwa barang tersebut tidak berharga dan tidak bermutu, bahkan mereka katakan bahwa Fauzan dan teman-temannya hanyalah segerombolan tikus yang hanya mengusik warga kota.
            Fauzan sangat sakit hati. Ia tak bisa berkata-kata. Ia hanya mengelus dada untuk meredakan amarah mereka. Karena mereka tahu bahwa marah tidak akan bisa menyelesaikan masalah. Mereka sungguh terkejut dengan perilaku warga kota. Padahal menurut mereka warga kota lebih berpendidikan tetapi sama sekali tidak punya etika. Mereka sangat kaget, warga kota yang dikira ramah ternyata sangat berbeda dari bayangan mereka. Fauzan dan teman-temannya sangat kaget sekaligus sedih. Namun semua sudah terjadi dan tidak ada yang dapat mengubahnya.
            Ketika mereka kembali ke rumah, di perjalanan mereka menemukan salah seorang remaja yang tadi mengejek mereka sedang tergeletak pingsan di jalan. “Sepertinya ia sudah dirampok!” kata Fauzan. Sebenarnya mereka masih sakit hati atas perlakuan yang diterima mereka saat mereka ke kota. Namun mereka tidak mempedulikan ego mereka dan segera membawanya ke Desa Balingga. Wajahnya berlumuran darah dan bajunya sudah sobek. Remaja tersebut benar-benar dalam keadaan bahaya.
            Sesampainya di sana, warga Desa Balingga mendadak heboh. Banyak warga yang tidak terima ada warga kota yang ada di desa mereka. Mereka takut, desa mereka akan dirusak oleh orang-orang kota yang tidak bertanggung jawab. Ada juga yang menerimanya karena remaja tersebut dalam keadaan kritis. Remaja tersebut segera dibawa ke rumah kepada desa untuk mendapatkan pengobatan. Mereka juga membuat obat herbal untuk menolong remaja tersebut. Untungya remaja tersebut cepat bangun dari pingsannya dan berkata pada Fauzan yang kebetulan duduk di sampingnya. “Bukannya kamu yang tadi kami ejek?” katanya. “Sudah, lupakan saja hal itu, sekarang yang terpenting kamu sudah bangun  dan bisa istirahat yang cukup agar besok kamu dapat menelpon keluargamu untuk menjemputmu pulang, “jawab Fauzan.
           

Friday, April 1, 2016

POLITIK ITU….

Socrates, bapak pencetus ilmu politik  di negara pendekar demokrasi, Yunani memiliki konsep yang jernih tentang politik. Menurutnya politik merupakan sebuah seni untuk menata kehidupan bersama. Kalau politik merupakan sebuah seni maka para politisi juga merupakan para seniman yang memiliki keahlian dalam menata dan mengatur kehidupan bersama itu agar terlihat rapih dan berjalan secara harmonis. Sebuah kelompok masyarakat yang hidup bersama sangat membutuhkan pelbagai perangkat yang bernama aturan untuk menata pola tingkah laku hidup manusia yang berujung pada satu harapan yakni masyarakat bisa tentram dan aman.
Para politisi yang terjun dalam dunia politik mestinya tahu tentang perangkat aturan yang akan dipakai sebagai cara sederhana dalam menata kehidupan bersama itu. Apakah para politisi yang telah lolos masuk ruang dewan terhormat memiliki kapasitas untuk memikirkan dan melahirkan aturan-aturan yang bisa dipakai untuk menata kehidupan bersama itu? Memang kita tahu ada banyak perangkat yang telah dihasilkan tetapi perlu juga adanya monitoring dari pelaksanaan aturan itu dan seberapa jauh membuat evaluasi terhadap aturan yang berlaku, apakah aturan itu memenuhi rasa aman dan adil, ataukah kehadiran aturan itu masih jauh dari harapan dan perlu adanya pembenahan sesuai tuntutan zaman?
   Dengan perkembangan teknologi yang berpengaruh pada pola kehidupan masyarakat saat ini maka perangkat aturan yang bisa digunakan untuk mengelola kehidupan bersama akan mengalami pergeseran. Contoh sederhana masalah kebebasan berpendapat. Kalau sebelum adanya media-media sosial, kebebasan berpendapat untuk mengkritik orang lain terkesan masih terbatas dan bersifat lokal. Tetapi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus menjamur, kebebasan berpendapat bahkan kebebasan mencela orang lain jauh lebih terbuka dan menyerang siapa aja tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. Sebut aja ciutan orang-orang penting di twitter yang memberikan kritik terhadap lawan politiknya bisa dibaca oleh siapa saja dan lebih terbuka. Dengan kehadiran media sosial ini,  masyarakat umum bisa menilai karakter dan kepribadian orang lewat bahasa yang digunakan saat menyampaikan ide atau gagasan yang digunakan lewat media sosial.  

Thursday, March 31, 2016

“API UNGGUN” ITU TERUS MENYALA

Membaca tiga buku, yakni Api Unggun, Be a Leader (Sang Pemimpin) dan Surau Kecil Berdinding Bilik, pikiran pembaca terus tertuju pada penulisnya, Drs.H.Teteng Jumara, MM.  Memang sudah lama beliau menggeluti dunia sastra dan sastrawan yang mengilhami dan menginspirasinya adalah Pramoedya Ananta Toer, Sutardji Calzoum Bachri dan Ernest Hemingway. Tiga sastrawan kawakan ini memang memberikan spirit tulisan yang berbeda. Pramoedya Ananta Toer, sastrawan yang pernah dibuang di pulang Buru itu sangat kritis terhadap pemerintah melalui novel-novel yang dihasilkannya. Sedangkan Sutardji Calzoum Bachri adalah penyair kontemporer yang mendobrak kemapanan dalam berkreasi. Karena itu di tangan Sutardi, ada kreasi baru dalam berpuisi.

Wednesday, March 30, 2016

DEWASA DALAM COBAAN HIDUP


                Kisah perjanjian Lama, melukiskan pengalaman iman umat Israel tentang Yahwe (Allah orang Israel) yang senantiasa menyertai mereka dalam setiap detak kehidupan. Pengalaman perjumpaan dan keterlibatan Yahwe dalam kehidupan bangsa Israel, dituturkan  secara turun-temurun dalam lingkup keluarga dan masyarakat. Kisah Bapa-Bapa bangsa dan peristiwa eksodus bani Israel dari Mesir dan disusul dengan pengembaraan mereka selama 40 tahun, menjadikan pengalaman ini sebagai pengalaman kolektif yang tidak pernah hilang dari ingatan sejarah.
                Kisah yang ditutur secara lisan ini bertahan untuk beberapa generasi dan selanjutnya ditulis sebagai cara untuk mendokumentasi seluruh pengalaman hidup itu. Kisah penciptaan alam semesta dan manusia, ditulis dengan amat baik dalam kitab genesis (kejadian). Allah berperan penting dan yang  menjadi tokoh sentral dari narasi penciptaan itu. Allah dilukiskan sebagai Allah yang berperan, terlibat dalam seluruh peta penciptaan alam semesta. Mengapa Allah terlebih dahulu  mempersiapkan alam semesta dan isinya dan manusia diciptakan Allah paling akhir?
               

Tuesday, March 29, 2016

DUA SAHABAT BERBEDA WAJAH TAPI JUMPA WAKTU KEMBALI


(Obituari Buat Sahabat Rm. Frans Amanue, Pr dan Bapak Felix Fernandez)
Sabtu siang, 26 Maret 2016, selagi mempersiapkan diri untuk perayaan Malam Paskah, saya tersentak mendapat kiriman sms dari seorang sahabat di paling ujung Timur Nusantara. “Sahabat Amanue telah kembali kepada Yang Benar … di RSUD Larantuka. Barusan. Doakan !”. Tiga hari sebelumnya, Rabu siang, 23 Maret 2016, saya sudah dikejutkan dengan sms dari sahabat yang sama, “Mohon doa 1 x Bapa Kami dan 3 x Salam Maria untuk Sahabat Bapak Felix Fernandez”. Dia merasa terdorong untuk menyampaikan kepada saya dan teman-teman yang lain berita duka tentang dua sosok pribadi ini. Mereka berdua pernah berbeda bahkan berseberangan dan jadi catatan sejarah Lewotanah Flores Timur, dan kami terlibat dan menjadi bagian di dalamnya. Rm. Frans Amanue, Pr menjadi sahabat kami dalam MENSA (Menjadi Sahabat), kelompok pastor Keuskupan Larantuka yang mengambil posisi penyuara kritis terhadap Bapak Felix Fernandez, “sahabat” yang menjadi Bupati Flores Timur kala itu. Kedua sms itu seakan membawa saya kembali membuka catatan sejarah itu sekedar mengenang lagi kedua sahabat terkasih.
Dua Wajah Berseberangan
Yang bisa dibilang sebagai casus belli perseberangan adalah banjir badang yang melanda kota Larantuka di awal tahun 2003. Sebagai Bupati, Bapak Felix Fernandez, SH CN (FF) melaporkan dan mengajukan proposal ke pusat untuk penanganan tanggap darurat dan rehabilitasi-rekonstruksi Kota Reinha. Usulan anggaran biaya tak tanggung-tanggung untuk kurun waktu itu, yakni 90 miliar lebih. Oleh Rm. Frans Amanue, Pr (Amanue), perhitungan yang jadi dasar proposal dianggap tidak masuk akal. Semisal, ruas panjang jalan tidak mungkin lebih dari 10 km karena de facto tak sampai 100 meter. Tapi bumbu pernyataan Amanue berikut justru jadi pemicu, “FF hanya mau mengeruk dana pusat untuk memperkaya diri dan kroni”. Merasa tak berniat begitu, FF melapor ke kepolisian sebagai delik aduan pencemaran nama baik.

FOTO-FOTO PERJUANGAN ROMO FRANS AMANUE, PR MENEGAKKAN KEADILAN DAN KEBENARAN




Monday, March 28, 2016

Online


Beberapa waktu lalu,  terjadi demonstrasi besar-besaran yang dilakukan oleh para sopir taxi konvensional yang menuntut kepada pihak pemerintah agar segera memblokir aplikasi yang selama ini dipakai sebagai jaringan untuk menghubungkan para pelanggan. Tuntutan ini memperlihatkan dua hal yang bertolak belakang. Pertama, para pendemo merupakan cerminan kelompok orang yang tidak mau  tahu tentang perkembangan teknologi. Kedua, ketidaksanggupan untuk mengikuti arus perkembangan zaman. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa mengapa aplikasi secara online dibuat oleh mereka yang melek teknologi? Mengapa pula para pengguna jasa online itu lebih nyaman ketimbang harus mengikuti trasportasi yang dikelola secara konvensional?
Pertanyaan sederhana ini seolah menjadi daya kritis bagi situasi yang sedang dialami oleh bangsa ini. Transportasi masal yang menjadi andalan masyarakat belum memberikan rasa aman bagi para penumpang, Karena itu kehadiran internet  dan penyediaan aplikasi online memberi arti baru bagi perkembangan masa kini dan untuk seterusnya menjadi sebuah gaya hidup masyarakat modern. Kalau melihat aksi demonstrasi yang dilakukan oleh para sopir taxi, semestinya tidak menyelesaikan masalah karena sulit untuk mengontrol lalu lintas transaksi online yang dilakukan oleh para calon penumpang dengan angkutan yang berbasis aplikasi online.

Thursday, March 24, 2016

BASUH KAKI: TUMBUHKAN CINTA


Basuh kaki. Sebuah cara sederhana. Tetapi menjadi tidak lazim dan sederhana ketika Sang Guru melakoni tindakan yang mestinya dilakukan oleh seorang bawahan. Sang Guru menitipkan pesan tunggal penuh makna, haruslah kamu saling melayani. Memang, melayani membutuhkan sebuah pengorbanan diri. Sang Guru harus rela menanggalkan Ke-Allahan-Nya agar disanggupkan untuk berendah hati. Karena melayani  pula, Sang Guru harus menabrak pola umum, membasuh kaki para murid. Mengapa mesti kaki dan bukan tangan para murid yang dibasuh? Kaki menjadi penyangga anggota tubuh dan karenanya setiap saat harus berpijak di tanah. Kalau bersentuhan dengan tanah berarti ada kotoran berupa debu yang melekat karena itu Sang Guru memilih kaki para murid untuk dibasuh. Sang Guru yang bertindak sebagai pembasuh juga harus tunduk ke bawah agar peristiwa pembasuhan kaki bisa terlaksana. Sebuah tindakan yang benar-benar membutuhkan pengorbanan dan pelayanan menjadi lebih bermakna.

Wednesday, March 23, 2016

TITIAN HIDUP


Oleh: Valery Kopong*

 “Hidup yang tidak pernah dipertanyakan adalah hidup yang tidak pantas untuk dijalani.”   Barangkali benar bahwa ketika menjalani hidup terkadang dilihat sebagai sebuah rutinitas maka ada bahaya yang muncul yaitu kita terjebak dalam sebuah rutinitas yang membosankan. Orang tidak melihat pekerjaan yang dilakukan sebagai bagian dari panggilan hidup tetapi lebih dari itu hanya sekedar untuk mengisi waktu. Untuk apa kita perlu mempertanyakan tentang hidup dan kehidupan ini? Lakon hidup apa yang harus aku lakonkan di bawah terik matahari abadi?  Tetapi hidup dan kehidupan yang beragam selalu mewarnai perjalanan ini, yang kaya tetap bertahan dengan kemewahannya dan orang-orang miskin tidak takut lagi menghadapi kemiskinan dirinya.

Tuesday, March 22, 2016

MENGEMBARA


                Lama saya bermenung sembari diterpa angin malam. Rasanya tak pernah ngantuk ketika menelusuri sejarah Gregorius. Banyak pelaku sejarah yang diwawancarai memberikan kesaksian yang  biasa-biasa saja tetapi justeru kesaksian yang biasa ini memiliki nilai sejarah yang luar biasa. Berawal dari lingkungan Bernadus, kemudian berkembang menjadi sebuah wilayah yang melintasi Kota Bumi. Umat yang hadir tidak lain adalah masyarakat perantau yang keluar  dari rumah dan  kampung halaman untuk merantau jauh.
                Kisah ini coba dirunut dalam terang Kitab Suci, mirip umat Israel yang semula hanya satu keluarga Yakub yang menetap di Mesir  untuk mencari kelimpahan makanan. Mereka kemudian hidup menetap dan beranak cucu. Keberadaan umat Israel di Mesir bukanlah sebuah kebetulan tetapi berada tepat pada rencana Allah sendiri. Dari Mesir, Allah, lewat Musa, umat Israel dibimbing keluar dengan melewati pelbagai tantangan.  Laut merah menjadi sebuah tantangan berat bagi mereka karena tidak ada jalan lain untuk meloloskan diri dari kejaran serdadu Firaun. Melalui tongkat Musa, laut merah dibelah dan umat Israel berjalan dengan telapak yang kering.
               

SAATKU BELUM TIBA


 (Sumber inspirasi Yohanes, 2:1-11)
Setiap kali Yesus mengucapkan kata-kata, tersembul sebuah kekuatan yang luar biasa. Kata-kata yang diucapkan memiliki daya atau energi tersendiri. Apa yang dikatakan-Nya ketika Maria memintanya, Ia tidak menerima tawaran itu secara langsung. Ia harus mengelola tawaran itu dalam terang tuntunan Allah. Karena itu apa yang dikatakan-Nya, walaupun keluar dari mulut-Nya sendiri tetapi Allah yang sedang berbicara di dalam-Nya.
                Tentang “saat” seperti yang tertulis dalam Injil Yohanes memang perlu dipahami secara mendalam terutama dalam dimensi waktu yang selalu mengitari kehidupan Yesus.  Yesus selalu menyebut waktu ketika perutusan-Nya sebagai “saat”-Nya. Dalam peristiwa perkawinan di Kana, kata “saat” ini muncul  lagi sebagai pemenuhan tawaran dari ibu-Nya untuk menyelamatkan tuan pesta yang kehabisan anggur. Jawaban Yesus terhadap permintaan yang diberikan oleh ibu-Nya kedengaran aneh. Tetapi apakah ini merupakan jalan dan saat yang tepat bagi-Nya untuk memperkenalkan diri-Nya di hadapan publik?
               

Friday, March 18, 2016

KEBERHASILAN DONA


            Pada suatu hari, ada seorang anak yang bernama Dona. Dia tinggal sebatang kara karena  kedua orang tuanya telah meninggal. Dia tinggal di sebuah rumah kecil, kumuh dan tak layak untuk menjadi tempat tinggalnya. Walaupun dia hidup sebatang kara, ia tidak patah semangat dalam kehidupan sehari-harinya dan ia terus berusaha untuk mencapai cita-cita sebagai chef yang terkenal. Di usia yang beranjak 14 tahun, ia tidak meneruskan sekolahnya  karena tidak mempunyai biaya yang cukup. Semenjak itu, Dona mencari pekerjaan sebagai pembantu rumah tangga dan ia diterima di sebuah rumah mewah sebagai pembantu rumah tangga. Keesokan harinya Dona bekerja di rumah yang mewah itu dengan mencuci piring, mencuci pakaian, mengepel lantai serta menyetrika pakaian.
            Dia sudah terbiasa dengan semua pekerjaan itu karena sejak usia 7 tahun, ia sudah diajarkan mengenai hidup mandiri. Ia bekerja dengan penuh semangat setiap hari di rumah mewah itu.  Walaupun  merasa cape, ia tetap semangat dan tersenyum dalam menjalani pekerjaannya itu. Dan sampai suatu hari, Dona mendapat upah karena pekerjaannya itu. Meski upah yang didapat itu tidak terlalu banyak, ia tetap bersyukur  dan sisa upahnya itu ditabung untuk persiapan masa  depannya.
           

Thursday, March 17, 2016

SOAL MID AGAMA KATOLIK (SD)

MID SEMESTER AGAMA KATOLIK
SD KHARISMA BANGSA




1.       Setiap orang Katolik ketika dibaptis harus mengenakan nama baptis yang diambil dari nama….
a.       Nenek moyang
b.      Keturunan dari bapak
c.       Santo atau santa
d.      Keturunan ibu
2.       Nama  baptis yang dipilih mempunyai tujuan agar setiap orang yang mengenakan nama itu harus….
a.       Mengikuti teladannya
b.      Hanya sekedar mengenakan namanya saja
c.       Bertolak belakang dengan kehidupannya
d.      Bertentangan dengan ajaran Yesus
3.       Sikap yang  baik saat mengikuti perayaan Ekaristi adalah…..
a.       Mengobrol dengan teman
b.      Bermain HP
c.       Diam dan mengikuti perayaan Ekaristi
d.      Mengobrol dengan orang tua
4.