Monday, May 30, 2016
Monday, May 16, 2016
Friday, May 13, 2016
LELAKI ‘MENOPAUSE’
Langit kota Tangerang masih sedikit kabut, walau jam yang terpampang
pada dinding tembok Lapas Pemuda Tangerang
itu menunjukkan pukul 08.30. Jarum
jam berdetak dalam keheningan, seakan bersolider dengan para penghuni Lapas yang sering berontak dalam keheningan
batin. Hari itu, hari Rabu di bulan
Januari 2016, kami berjumpa lagi setelah ia bebas dari kurungan penjara. Ketika bertemu denganku, ingatannya akan masa lalu seakan muncul
kembali. Dahulu kami mengunjungi dia sebagai salah satu anggota Lapas Pemuda
Tangerang. Tetapi kali ini lain. Ia bersama team pengunjung dari kelompok Legio
Maria, Paroki Hati Santa Perawan Maria
Tak Bernoda-Tangerang, mengunjungi para narapidana.
Lama kami bercerita terutama tentang saat-saat di mana ia ditangkap dan
dijebloskan ke penjara. Tiga tahun ia dijatuhi hukuman penjara karena diduga
menggelapkan uang saat bekerja sebagai operator di sebuah warnet. Nanang (bukan
nama sebenarnya) harus menjalani masa-masa sulit dalam penjara. Awalnya ia sendiri merasa sulit menerima diri
dan berusaha lari dari kenyataan. Tetapi apa daya, segala keputusan tentang
dirinya berakhir di pengadilan. Ia kalah di hadapan hukum dan harus menjalani
masa hukuman itu.
Thursday, May 12, 2016
BELAJAR BERENDAH HATI
Sepanjang sejarah kehidupan
manusia, setiap orang mengakui betapa besarnya peranan keluarga untuk
melahirkan, membesarkan dan mendidik seorang anak manusia. Di tangan orang tua,
seorang anak bisa dididik seturut karakter dasar yang dimiliki oleh anggota
keluarga itu. Karena itu perilaku yang ditampilkan oleh seorang anak,
sesungguhnya sebagian besar memperlihatkan ciri bawaan dari keluarga yang telah
membentuknya. Jika dalam mendidik anak-anaknya, orang tua mendidik dengan hati dan
berperilaku santun maka akan melahirkan anak yang juga berperilaku santun dan
selalu berempati terhadap keluarga dan orang-orang di sekitarnya. Tetapi
apabila sebaliknya, dalam mendidik, pola yang diterapkan adalah kekerasan dan
orang tua yang sangat otoriter maka akan melahirkan anak-anak dengan perangai
yang keras.
Pola didik dan bagaimana menanamkan nilai-nilai kebaikan harus ditempuh
dengan cara yang lebih bersahabat. Pola didik seperti ini sangat diharapkan
oleh Gereja karena akan melahirkan generasi yang baik. Gereja sampai saat ini
melihat keluarga sebagai basis utama untuk tumbuh-kembangnya Gereja. Kalau
keluarga-keluarga Katolik berkembang secara baik maka secara langsung akan
menyokong kehidupan Gereja universal.
Karena itu keluarga dilihat sebagai “tempat persemaian” (seminarium) untuk tumbuh-kembangnya
“bibit-bibit unggul” yang bisa menjalani roda kehidupan Gereja pada setiap
generasi. Tetapi dalam proses mendidik anak-anak dalam keluarga, kita terbentur
pada pertanyaan ini. Apakah keluarga-keluarga
Katolik semuanya berhasil mendidik anak-anaknya? Banyak keluarga Katolik, yang kedua orang tua
mereka mapan secara ekonomis dan berhasil dalam karir tetapi gagal dalam
membina anak-anaknya. Tetapi kebanyakan anak-anak yang gagal dan bisa mengolah diri
secara baik bisa kembali ke jalan yang benar bahkan bisa menanggapi panggilan
Allah untuk menjadi pengikut Tuhan.
Monday, May 9, 2016
Cara Mencari Kata Kunci Yang Paling Banyak Dicari DiGoogle
Cara mencari atau mengetahui kata kunci populer - Cara mengetahui keyword yang paling banyak dicari di google - Cara mengetahui kata kunci yang banyak di cari - Milyaran orang melakukan pencarian di mesin pencari setiap harinya, namun apakah kita tahu kata kunci apa yang paling banyak dicari di google? Pertanyaan inilah yang sering muncul dalam fikranku ketika saya ingin menentukan kata kunci apa yang tepat dan kata kunci apa yang sedang populer dalam pencarian Google. Mengapa saya mempunyai pemikiran seperti itu? karna saya berfikir bila saya memilih kata kunci yang sedang populer, secara otomatis pasti traffic blog saya akan meningkat, berbeda bila saya memilih kata kunci yang tidak banyak dicari orang, tidak menuntut kemungkinan blog saya pasti akan menurun traffic pengunjungnya. Maka mencari keyword atau kata kunci yang paling banyak dicari adalah pilihan tepat sebelum membuat sebuah artikel.
Saturday, May 7, 2016
Pemimpin Gereja kecam penangkapan terhadap warga Papua
Para pemimpin Kristen di Papua mengatakan penangkapan ribuan demonstran pada 2 Mei tidak akan menyelesaikan persoalan di wilayah yang bergolak itu.
Meskipun sebagian besar orang telah dibebaskan, para pemimpin Kristen mengatakan penindasan rakyat Papua akan menjadi bahan bakar sebuah gerakan yang lebih besar.
Komite Nasional untuk Papua Barat melaporkan bahwa lebih dari 1.700 orang ditangkap pada 2 Mei dalam protes yang tersebar di seluruh provinsi dan kota-kota di luar Papua untuk menandai masuknya Papua ke Indonesia pada 1 Mei 1963.
Pastor John Djonga, seorang aktivis hak asasi manusia, mengatakan penangkapan warga Papua tak akan memecahkan masalah.
“Pemerintah harus menggunakan kesempatan untuk berdialog dengan masyarakat, bukannya menangkap mereka,” kata imam itu kepada ucanews.com.
Pendeta Benny Giay dari Gereja Kemah Injil Papua, yang menghadiri protes itu di Jayapura di mana banyak orang ditangkap, mengatakan penahanan itu adalah sebuah kesalahan.
Dia mengatakan orang memprotes karena mereka ingin pemerintah untuk memperbaiki sesuatu yang tidak beres.
Monday, May 2, 2016
AYAH
Ayah…kau
adalah pahlawanku
Jika tidak
ada ayah
Hidupku
kesepian
Ayah…..jika
aku sedang kesal
Pasti kau
yang menghiburku
Jika aku
dalam masalah
Kau selalu
membantuku
Ayah…..terima kasih selalu
ada bagiku
Terima kasih selalu
menyemangatiku
Ayah…..kaulah yang terbaik
bagiku
Kau akan selalu ada di
hatiku
Sekali lagi kuucapkan
Terima kasih untuk segalanya
By: Anastasia (8.4) SMP
Maria Mediatrix
Friday, April 29, 2016
RIP: Uskup Pangkalpinang wafat
·
Uskup Pangkalpinang, Mgr Hilarius Moa Nurak SVD telah meninggal dunia pada hari ini, Jumat 29 April 2016 pukul 13:00 di Mount Alvernia Hospital Singapura.
Sebelumnya, Mgr Hilarius dikabarkan jatuh dari tempat tidur di kediamanannya dan dalam kondisi kritis. Karena kondisi beliau tidak sadar hingga petang beliau diberikan Sakramen Minyak Suci.
Akibat kondisinya masih kritis, ia diterbangkan Singapura pada 21 April 2016 untuk dirawat di sana.
Ia lahir di Waikabubak, Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur, 21 Februari 1943. Hingga wafatnya ia berusia 73 tahun.
Ia masuk Kongregasi Serikat Sabda Allah (SVD) dan ditahbiskan menjadi imam pada 2 Agustus 1972.
Dua tahun menjadi imam, ia mendapat kesempatan studi Kitab Suci di Roma tahun 1974-1976. Sekembalinya dari Roma, ia bertugas menjadi pastor pembimbing di Seminari Menengah San Dominggo Hokeng, Larantuka, Flores.
Setelah 12 tahun menjadi guru dan pembimbing bagi para calon imam, ia diangkat menjadi Rektor Seminari Menengah Berkhmans Mataloko, Ngada, Flores, NTT. Dua tahun menjadi rektor, akhirnya ia diangkat menjadi uskup Pangkalpinang tahun 1987.
Thursday, April 28, 2016
BUTA
Udara
di pesisir Yogyakarta masih terasa sejuk. Pohon-pohon bamboo yang tumbuh di sekitar rumah yang terkesan
asri itu, terus bergesek, seakan menyambut kehadiran kami. Gesekan bambu itu
perlahan-lahan mengeras seirama dengan hembusan bayu yang kian kejam. Tapi di
dalam rumah itu tampak sepi, hanya orang tua menjadi penghuni terakhir rumah
ini. Maklum, anak-anaknya merantau ke ibu kota, menjaring nasib bersama derunya
mesin-mesin kota yang terus menderu. Saminem, nama ibu itu, yang walaupun
kondisi matanya buta tetapi terus bercerita tentang kehidupan yang dialaminya.
Kebutaannya bukanlah bawaan sejak lahir. Ia baru buta sejak beberapa bulan
lalu. Kondisi mata yang buta ini memperlihatkan sebuah situasi lain, ia pasrah
dengan keadaannya. Rekaman peristiwa hidup dan lingkungan sekitar yang telah
dikenalnya sejak matanya masih normal, kini tinggallah sebagai kenangan belaka.
Buta baginya adalah sebuah kondisi
yang menyiksa. “Saya tersiksa sekali dengan mataku yang buta ini. Saya tidak
bisa melihat cucu-cucuku, terutama Edmund yang baru lahir,” tuturnya. Cucu-cucuku yang lain, yang sudah saya kenal
sejak mataku masih baik, wajah mereka masih kebayang. Inilah kondisi manusiawi
yang mau tidak mau diterima sebagai bagian dari proses hidup yang kian menua.
Buta menjadikan hidup saya menyempit. Suatu ketika, di pagi hari minggu, saat
prodiakon melayani komuni di rumahnya, ia bercerita banyak tentang hidup yang
dialami sekarang. “Andaikata Yesus datang secara fisik saat ini, pasti……pasti……
“ Itulah sepenggal keluhan yang dilontarkan oleh ibu Saminem. Keluhan ini
merupakan keluhan ketakberdayaan, dan
membersitkan sebuah harapan akan situasi yang bakal merubah dirinya, yakni bisa
melihat kembali.
Tuesday, April 26, 2016
KESABARAN MEMBAWA KEBERHASILAN
Tanggal 17 Agustus semakin dekat. Hari yang sungguh
ditunggu-tunggu masyarakat Indonesia. Banyak orang yang berlomba-lomba untuk
memeriahkan hari 17 Agustus. Sama
dengan masyarakat Desa
Balingga. Masyarakat Desa Balingga sangat menginginkan untuk ikut
memeriahkan hari kemerdekaan Indonesia tersebut namun sayang desa terpencil
yang jarang dikenal orang itu memiliki perekonomian yang buruk. Maka tak heran bila masyarakat di
sana tak bisa ikut merayakan hari besar Indonesia tersebut. Dulunya desa
tersebut mimiliki banyak sumber daya alam yang dapat membantu perekonomian di
sana. Namun sayang, banyak masyarakat kota yang datang dan merusak sumber daya
alam di sana.
Sama
juga dengan anak-anak di SMP Bangkit Jaya. Anak-anak di sana sudah berusaha
untuk mengumpulkan uang agar dapat membuat masyarakat Desa Balingga merasakan
kemeriahan HUT kemerdekaan Indonesia tersebut. Namun sayang, uang yang mereka
kumpulkan selalu habis untuk biaya pembenahan sekolah mereka. Ya, memang sekolah
mereka sudah berdiri sejak lama, sehingga tak heran bila banyak dinding-dinding
yang rusak dan atap mereka juga sering kali bocor, sehingga anak-anak di sana
sering libur ketika musim hujan.
Monday, April 25, 2016
TIGA LELAKI
Di depan kapel tua itu, 3 orang lelaki tampak bingung dan gelisah.
Kebingungan yang menghinggap pada mereka ketika hendak memberikan persembahan
kepada Tuhan. Di tangan mereka ada recehan rupiah yang akan dijadikan
persembahan untuk Tuhan. Tapi sebelum mempersembahkan, mereka bertiga membuat
tiga lingkaran, persis di halaman kapel. Ketiga lingkaran ini dijadikan sebagai
ukuran untuk bagaimana mempersembahkan uang kepada Tuhan.
Orang pertama mulai beraksi. Ia
mulai melemparkan uang recehan ke atas dan apabila uang tersebut jatuh persis
dalam lingkaran tersebut maka uang yang berada dalam lingkaran itu dijadikan
sebagai persembahan. Kini giliran orang
kedua. Ia melakukan hal serupa. Ia mulai melemparkan beberapa recehan uang ke
atas dan apabila uang tersebut jatuh dan berada di luar lingkaran maka uang
yang berada di luar lingkaran tersebut dijadikan sebagai persembahan. Kemudian aksi orang ketiga yang dianggap lebih aneh. Ketika
melemparkan beberapa recehan uang ke atas, ia katakan: “jika uang yang
dilemparkan ke atas dan uang tersebut tetap melayang di atas maka uang itu
dijadikan sebagai persembahan, dan semua recehan uang yang jatuh ke tanah
merupakan milik saya sendiri.”
Friday, April 22, 2016
MERRY RIANA
Merry Riana membuktikan bahwa kerja keras, doa dan pantang menyerah akan mewujudkan sebuah impian. Kini, dia adalah salah seorang motivator yang laris di negara Asia, termasuk Indonesia. Perjalanannya tidak mudah untuk mencapai titik hidupnya kini. Merry yang dalam usia 26 tahun telah meraih penghasilan 1 juta dollar Singapura (sekitar Rp 7 miliar) itu melangkah mulai dari penyebar brosur biro jodoh, florist, pelayan hotel, menjadi agen dari sebuah perusahaan asuransi sampai akhirnya mendirikan bisnis motivasi dan juga menerbitkan buku-buku. Semua itu dijalani dengan pantang menyerah, termasuk bagaimana bertahan hidup hanya berbekal beberapa dollar Singapura. Kisah tentang Merry Riana adalah kisah tentang impian besar, tentang keteguhan hati, dan tentang doa sepanjang hari yang terus dilantunkan.
ABOUT THE AUTHORS
Merry Riana (lahir di Jakarta, 29 Mei 1980; umur 35 tahun) adalah pengusaha, penulis dan motivator dari Indonesia.
Merry Riana menerbitkan buku berjudul "A Gift From a Friend" pada tahun 2006 yang berisi pengalaman dan latar belakang dirinya hidup di Singapura. Buku ini menarik perhatian publik Singapura dan Asia Tenggara karena menuliskan tentang prestasinya menghasilkan S$ 1.000.000
Thursday, April 21, 2016
PEREMPUAN: IBU KEHIDUPAN
Setiap tanggal 21 April, kita
memperingati hari Kartini. Semua instansi
dengan caranya masing-masing memperingati
Kartini dan perjuangannya dalam
membela kaum wanita agar sejajar kedudukannya dengan laki-laki. Bisa dilihat sisi perjuangan seorang Kartini yang lebih mengedepankan kesetaraan dan
menyamakan kedudukan dengan laki-laki. Sebuah perjuangan yang tak kenal lelah. Pertama-tama yang
didobrak adalah masalah adat-istiadat yang kaku dan pandangan tentang perempuan
sebagai masyarakat kelas dua. Memang diakui
bahwa umumnya daerah-daerah yang menerapkan sistem patrilineal dalam perkawinan
maka persoalan utama yag dihadapi adalah masalah dominasi laki-laki yang
berlebihan.
Monday, April 18, 2016
PERGILAH, JADIKANLAH SEMUA BANGSA MURIDKU
Situasi
keberimanan di Eropa kurang terlalu nampak ketika gereja yang megah tetapi
tidak menampakkan aura iman yang baik karena umat tidak aktif dalam kegiatan
menggereja. Tetapi kita percaya bahwa
kehadiran Gereja memberi pengaruh yang luar biasa terhadap perkembangan iman.
Ketika Gereja kehilangan relevansinya bagi kehidupan konkret maka Gereja akan
ditinggalkan. Banyak orang pindah agama karena kebermaknaan hidup beragama
sudah mulai hilang. Agama memberi hidup saya menjadi lebih baik, itu merupakan
pergulatan hidup orang pada masa kini.
Ada masalah yang dihadapi, tetapi
Gereja juga belum tentu memberikan solusi karena berbenturan dengan aturan.
Contoh jelas adalah masalah perkawinan yang dialami oleh umat Katolik. Gereja
di masing-masing benua memiliki persoalan perkawinan yang berbeda-beda.
Misalnya di benua Asia lebih bermasalah berkaitan dengan kawin-cerai, benua
Afrika lebih mengarah pada masalah poligami dan benua Eropa menghadapi masalah
perkawinan sejenis.
Gereja mengalami desertifikasi
rohani dan masuk dalam arus relativisme. Tradisi ditinggalkan demi mengejar
kemajuan dan kesuksesan. Paus berharap iman dinyalakan kembali. Paus Fransiskus
mengatakan bahwa terang iman mulai meredup di tengah arus materialisme. Proses
sekularisasi berpotensi menggerus iman. Gereja menjadi sekedar urusan pribadi
dan terdalam seorang pribadi. Relatisme berkembang pesat di wilayah Eropa.
Di hadapan para penyuluh Agama
Katolik, Romo FX. Sugiyana lebih jauh menekankan ada tiga panggilan sebagai
orang yang Kristiani. Ada tiga panggilan hidup manusia: dipanggil untuk
mengambil bagian dalam pesta dan menikmati rahmat-Nya, dipanggil untuk
mengambil bagian dalam tugas dan karya Tuhan, dipanggil untuk pengadilan
terakhir. Allah lebih sering berkarya dengan memakai manusia untuk melayani
sesamanya. Allah memakai orang-orang
biasa untuk menjalankan rencananya yang luar biasa. Paus Fransiskus terus
menyerukan pembaharuan Gereja dan proses pembaharuan ini tidak bisa ditunda
lagi. Dengan adanya pembaharuan berarti nyala iman yang “mungkin selama ini
redup,” harus dinyalakan kembali agar
terang kebenaran bisa menuntun perjalanan Gereja ini.***(Valery Kopong)
Wednesday, April 13, 2016
BAHAYA NARKOBA
(PEMAHAMAN DAN PENCEGAHAN)
Narkoba
merupakan hal baru dalam kehidupan kita. Kita tidak terlalu tahu persis tentang
hal ini tetapi sangat berbahaya yang mengancam kehidupan anak-anak kita. Romo FX. Sugiyana, Pr dihadapan para Penyuluh
Agama Katolik, dia memulai menceritakan
tentang pengalamannya ketika berkunjung ke Vatikan. Ada tulisan: this is our
dream, menunjukkan bahwa ada skenario dari kelompok tertentu yang sebelum
meledakan bom di Brussel. Kita tidak terlalu tahu banyak tentang masalah
narkoba, tetapi masalah-masalah ini menjadi komitmen kita dan melawannya dengan
menghadirkan karya-karya keselamatan Allah. Seluruh warta kita akan menjadi
lebih nyata kalau kita tempatkan konteks bangsa yang sedang menghadapi banyak
persoalan. Mungkin kita akan diskusi tentang apa itu narkoba tetapi kita
berusaha untuk terpanggil melakukan
sesuatu karena hal ini sangat dekat dengan kehidupan kita. Karena narkoba ini
menjerat kehidupan banyak kalangan masyarakat tanpa melihat jenjang sosialnya.
Rm. FX. Sugiyana, Pr, Yogya, 13-4-2016 |
Mungkin juga dalam melakukan
tindakan-tindakan radikal, kelompok-kelompok ini mungkin mengkonsumsi narkoba
untuk menghilangkan rasa takut sebelum melakukan tindakan bunuh diri. Tetapi tetap
menjadi sebuah pemisahan yang tegas antara dua hal yang berbeda ini. Banyak orang
yang terkesan alim dan hidup baik, tetapi pada akhirnya bisa terkena masalah
narkoba. Para artis misalnya, yang terkesan baik di atas panggung tetapi
ternyata bisa terkena narkoba. Yang menjadi filter yang bisa melindungi dirinya
adalah dirinya sendiri dan lingkungan di mana dia hidup. Maka wajar kalau
Indonesia sudah mencanangkan bahwa negara ini sudah darurat narkoba.
“Jangan ada kata coba-coba karena akan ada kecanduan.” Kata-kata
ini menunjukkan bahwa orang yang melakukan ini berawal dari upaya coba-coba
tetapi pada akhirnya ketagihan dan hidupnya menjadi rusak. Indonesia menjadi negara
dengan penduduk yang banyak, juga menjadi target di mana para bandar narkoba
bisa menargetkan narkoba dengan sasaran warga Indonesia terutama generasi muda.
Lingkugan yang bersih akan membantu para
penghuninya untuk berpikir bersih. Masalah dalam keluarga yang harmonis, bisa
juga terkena narkoba karena dipengaruhi
oleh lingkungan di mana ia hidup dan bergaul.
Monday, April 11, 2016
CINTA MEMBARA DI UJUNG SENJA KEHIDUPAN
Sore yang mendung dengan rinai hujan
membasahi jalanan menuju rumah tua itu. Hampir setengah jam aku melangkah
menyusuri lorong-lorong kota untuk mencari rumah berpenghuji pasangan sepuh. Oma, sapaan orang-orang sekitar
terhadap ibu Maryani, wanita berdarah Tinghoa itu yang hidup berkeluarga dengan
Opa Hendrik yang sudah mencapai emas pernikahan. Obrolan kami di teras rumah
semakin menunjukkan keakraban yang luar biasa. Sesekali mereka bercanda
mengenang masa-masa lalu yang penuh romantis. Ketika muda, Maryani dan Hendrik
selalu meluangkan waktu untuk berlibur bersama ke tempat-tempat ternama di
hampir seluruh dunia. Apa yang mereka lakukan tidak lain adalah upaya untuk
mempertahankan cinta suci perkawinan yang telah mereka ikrarkan di altar suci.
Friday, April 8, 2016
BERANI MENERIMA MASA LALU
Seorang perempuan cacat tanpa tangan,
hidup di sebuah panti asuhan Yogyakarta. Setelah dewasa, ia dipersunting oleh
seorang laki-laki yang adalah anak dari seorang pejabat. Pernikahan mereka
direstui oleh kedua orang tua laki-laki. Pesta pernikahan terlaksana begitu
meriah. Para undangan yang datang, umumnya merasa terharu sekaligus bangga atas
keputusan mempelai laki-laki. Para
undangan terharu melihat kondisi mempelai wanita yang tidak memiliki kedua
tangannya.
Wanita ini hidup di panti asuhan
karena sejak dilahirkan oleh ibunya di rumah sakit dan ternyata kondisi
tubuhnya yang cacat, terutama kedua tangan, membuat kedua orang tua
meninggalkan bayi itu. Bayi itu kemudian dititipkan pada salah satu panti
asuhan di Yogyakarta. Ia dididik dan mengenyam pendidikan hingga ke perguruan
tinggi. Setelah lulus dari perguruan tinggi, perempuan ini tidak mau mencari
pekerjaan lain tetapi memutuskan untuk kembali bekerja pada panti asuhan yang
telah membesarkannya.
Thursday, April 7, 2016
YESUS SELALU BEDA
Beberapa waktu lalu, seorang siswi yang barusan lulusan UN berupaya
untuk mengambil ijazahnya. Pelbagai cara dilakukan oleh orang tuanya untuk
mencari uang agar bisa menebus tunggakan uang sekolah agar ijazahnya bisa
diambil. Karena tidak ada jalan untuk mencari uang, terpaksa ayahnya
memberanikan diri untuk menawar ginjalnya kepada orang-orang yang
membutuhkannya. Aksi yang dilakukan oleh ayah ini memang dikenal nekat karena
ginjal sebagai organ penting, rela ia jual demi anaknya tercinta, demi masa
depan anaknya.
Melihat aksi yang dilancarkan ini
menggugah menteri Pendidikan dan kebudayaan untuk turun tangan dalam menyelesaikan
masalah yang dihadapi. Ginjal tidak terjaul dan siswi yang bersangkutan bisa
menarik nafas lega karena persoalan keuangan ditangani oleh bapak Menteri. Apa
tujuan dilakukannya penawaran ginjal terhadap masyarakat yang ingin membelinya?
Apakah ini merupakan tindakan untuk mencari perhatian dan belas kasih dari
mereka yang peduli akan pendidikan dan orang-orang yang susah?
Wednesday, April 6, 2016
AIR MATA KEBERPIHAKKAN
(Telaah puisi kontemporer dari sudut
sosiologi Sastra)
Sutardji Calzoum Bachri dikenal sebagai penyair kontemporer yang
menggagas sekaligus mengedepankan pola penulisan baru pada puisi. Ketika
membaca puisi-puisinya,ciri khas terasa kental. Dia lebih banyak mempermainkan
kata yang baginya merupakan sebuah kekuatan, dan menjadi daya dobrak bagi seluruh
bangunan puisinya. Bangunan puisi-puisi lama yang terkesan kaku, baik dari tata
aturan maupun jumlah barisnya, kehadiran Sutardji membawa angin perubahan bagi
mereka yang berani “merobek” pola-pola yang dogmatis-puitis. Perjuangan dan
upaya seorang Bachri mendobrak kata, menerobos jenis kata, menerobos bentuk
kata dan tata bahasa dipandang sebagai percobaan melakukan dekonstruksi bahasa
Indonesia dan sekaligus menawarkan konstruksi-konstruksi baru yang lebih
otentik melalui puisi. Terhadap perjuangan yang penuh dengan daya dobrak ini,
memunculkan pertanyaan untuk direnungkan bersama. Apakah Sutardji sebagai
pahlawan puisi kontemporer dan nabi bagi mereka yang mengenyam kebebasan dalam
mengekspresikan diri melalui puisi?
Tuesday, April 5, 2016
TAWA SANG GURU
Setiap orang yang masuk biara tua
itu, pertama-tama yang diperhatikan adalah lukisan Yesus yang tertawa.
Memandang lukisan itu secara mendalam, terus melahirkan pertanyaan-pertanyaan
seputar lukisan itu. Mengapa Yesus tertawa? Apa yang membuat Yesus
tertawa? Adakah teks Kitab Suci yang menceritakan Yesus tertawa? Inilah
pertanyaan-pertanyaan sederhana yang lahir dari kedalaman batin para tamu di
biara itu. Lukisan yang terpampang di dinding biara tua itu sepertinya,
menawarkan nalar refleksi untuk mempertanyakan lukisan yang tidak umum itu.
Memang, Yesus sendiri, seperti yang tertulis dalam Kitab Suci Perjanjian Baru,
kita tidak pernah menemukan teks yang berbicara tentang Yesus yang tertawa saat
berhadapan dengan murid-murid-Nya maupun kelompok-kelompok yang membenci
kehadiran-Nya. Tertawa, seperti yang terlukis itu, mengisahkan
kemanusiaan seorang Yesus yang tidak dihadirkan oleh penulis Kitab Suci. Yesus
terkesan sangat serius menghadapi situasi di tengah karya pewartaan-Nya. Karena
itu yang lebih ditonjolkan adalah kehidupan doa Yesus dan ajaran-ajaran-Nya.
KEGIATAN APP 2016
Kamis, 11
Februari 2016 dimulai dengan kegiatan Aksi Puasa Pembangunan (APP) prapaskah.
Kegiatan mengisi APP di SMP Maria Mediatrix
yakni doa dan renungan pagi di setiap kelas. Renungan ini diadakan pada masa prapaskah ini
bertujuan untuk memperdalam iman kita dan mendengarkan Sabda Tuhan setiap pagi.
Setiap kita belajar, terlebih dahulu kita menerima renungan. Renungan ini
sangat berguna bagi kita semua karena dengan adanya renungan, kita bisa
mengoreksi diri dalam hal apa pun. Setelah mendengarkan renungan, kita semua
belajar seperti biasa.
Dari Injil ke Injil setiap hari
berganti tapi yang lebih sering kita renungi adalah Lukas dan Matius. Renungan
ini juga mengajarkan tentang hal baik dan terutama mengajak kita untuk berdoa
setiap hari kepada Tuhan. Sebelum mendalami kitab suci dan menerima siraman
rohani dengan renungan, kita bernyanyi lagu-lagu rohani bersama teman-teman. Jadi pengikut Yesus
berarti siap mendengarkan sabda-Nya dan berperilaku sesuai dengan ajaran Yesus
yang selalu menampilkan kebaikan.
Dalam kitab suci dan renungan, kita
diajarkan untuk menghormati orang lain, memberikan sesuatu kepada orang lain,
terutama mereka yang mengalami kekurangan.***(Yoan)
Monday, April 4, 2016
KESABARAN MEMBAWA KEBERHASILAN
Tanggal 17 Agustus semakin dekat. Hari yang sungguh
ditunggu-tunggu masyarakat Indonesia. Banyak orang yang berlomba-lomba untuk
memeriahkan hari 17 Agustus. Sama
dengan masyarakat Desa
Balingga. Masyarakat Desa Balingga sangat menginginkan untuk ikut
memeriahkan hari kemerdekaan Indonesia tersebut namun sayang desa terpencil
yang jarang dikenal orang itu memiliki perekonomian yang buruk. Maka tak heran bila masyarakat di
sana tak bisa ikut merayakan hari besar Indonesia tersebut. Dulunya desa
tersebut mimiliki banyak sumber daya alam yang dapat membantu perekonomian di
sana. Namun sayang, banyak masyarakat kota yang datang dan merusak sumber daya
alam di sana.
Sama
juga dengan anak-anak di SMP Bangkit Jaya. Anak-anak di sana sudah berusaha
untuk mengumpulkan uang agar dapat membuat masyarakat Desa Balingga merasakan
kemeriahan HUT kemerdekaan Indonesia tersebut. Namun sayang, uang yang mereka
kumpulkan selalu habis untuk biaya pembenahan sekolah mereka. Ya, memang sekolah
mereka sudah berdiri sejak lama, sehingga tak heran bila banyak dinding-dinding
yang rusak dan atap mereka juga sering kali bocor, sehingga anak-anak di sana
sering libur ketika musim hujan.
Fauzan,
anak berusia 13 tahun itu sudah banyak membantu sekolah SMP Bangkit Jaya untuk
mengumpulkan biaya yang dibutuhkan bagi sekolah. Ia sering jalan kaki untuk
pergi ke kota yang jaraknya 6 km dari desanya
untuk menjual hasil karya warga Desa Balingga yang dapat membantu
sedikit perekonomian mereka. Fauzan sendiri sudah lama membantu perekonomian di
Desa Balingga. Sejak umur 5 tahun ia sudah membantu ibunya untuk pergi ke kota
dan menjual hasil karya tangan masyarakat di sana.
Fauzan
sangat menginginkan bisa memeriahkan acara 17 Agustus tahun ini, namun masih
banyak keperluan yang dibutuhkan oleh desanya. Fauzan tidak bisa berharap
banyak. Ia tahu bahwa perekonomian desa mereka tidak terlalu baik. Fauzan
memiliki 2 orang teman baik yang sering membantunya. Mereka adalah Nita dan
Bagas. Mereka sering membantu Fauzan untuk menjual barang-barangnya ke kota.
Hasil
penjualan mereka tidak terlalu bagus, mereka sering dicaci maki oleh para
pembeli karena barang mereka tidak berkualitas. Namun mereka tidak
mementingkannya, mereka hanya menganggap bahwa hal tersebut merupakan suka-duka
para pedagang. Bahkan kadang kala barang-barang mereka tidak terbeli satupun.
Kepala desa di sana sungguh bangga pada kebaikan hati mereka. Mereka bersedia
untuk membantu para warga dan tidak pernah mengharapkan imbalan.
Suatu
hari ketika mereka datang ke kota, tiba-tiba ada segerombolan motor yang datang
menghampiri mereka. Fauzan menyambut segerombolan motor tersebut sambil
tersenyum dan berharap mereka mau membeli barang-barang yang dijualnya. Namun
tak disangka mereka malah mencaci maki Fauzan dan teman-temannya sambil
menghancurkan barang dagangan mereka. Mereka mengatakan bahwa barang tersebut
tidak berharga dan tidak bermutu, bahkan mereka katakan bahwa Fauzan dan
teman-temannya hanyalah segerombolan tikus yang hanya mengusik warga kota.
Fauzan
sangat sakit hati. Ia tak bisa berkata-kata. Ia hanya mengelus dada untuk
meredakan amarah mereka. Karena mereka tahu bahwa marah tidak akan bisa
menyelesaikan masalah. Mereka sungguh terkejut dengan perilaku warga kota.
Padahal menurut mereka warga kota lebih berpendidikan tetapi sama sekali tidak
punya etika. Mereka sangat kaget, warga kota yang dikira ramah ternyata sangat
berbeda dari bayangan mereka. Fauzan dan teman-temannya sangat kaget sekaligus
sedih. Namun semua sudah terjadi dan tidak ada yang dapat mengubahnya.
Ketika
mereka kembali ke rumah, di perjalanan mereka menemukan salah seorang remaja
yang tadi mengejek mereka sedang tergeletak pingsan di jalan. “Sepertinya ia
sudah dirampok!” kata Fauzan. Sebenarnya mereka masih sakit hati atas perlakuan
yang diterima mereka saat mereka ke kota. Namun mereka tidak mempedulikan ego
mereka dan segera membawanya ke Desa Balingga. Wajahnya berlumuran darah dan
bajunya sudah sobek. Remaja tersebut benar-benar dalam keadaan bahaya.
Sesampainya
di sana, warga Desa Balingga mendadak heboh. Banyak warga yang tidak terima ada
warga kota yang ada di desa mereka. Mereka takut, desa mereka akan dirusak oleh
orang-orang kota yang tidak bertanggung jawab. Ada juga yang menerimanya karena
remaja tersebut dalam keadaan kritis. Remaja tersebut segera dibawa ke rumah
kepada desa untuk mendapatkan pengobatan. Mereka juga membuat obat herbal untuk
menolong remaja tersebut. Untungya remaja tersebut cepat bangun dari pingsannya
dan berkata pada Fauzan yang kebetulan duduk di sampingnya. “Bukannya kamu yang
tadi kami ejek?” katanya. “Sudah, lupakan saja hal itu, sekarang yang
terpenting kamu sudah bangun dan bisa
istirahat yang cukup agar besok kamu dapat menelpon keluargamu untuk
menjemputmu pulang, “jawab Fauzan.
Friday, April 1, 2016
POLITIK ITU….
Socrates, bapak pencetus ilmu politik di negara pendekar demokrasi, Yunani memiliki
konsep yang jernih tentang politik. Menurutnya politik merupakan sebuah seni
untuk menata kehidupan bersama. Kalau politik merupakan sebuah seni maka para
politisi juga merupakan para seniman yang memiliki keahlian dalam menata dan
mengatur kehidupan bersama itu agar terlihat rapih dan berjalan secara
harmonis. Sebuah kelompok masyarakat yang hidup bersama sangat membutuhkan
pelbagai perangkat yang bernama aturan untuk menata pola tingkah laku hidup
manusia yang berujung pada satu harapan yakni masyarakat bisa tentram dan aman.
Para politisi yang terjun dalam dunia politik mestinya tahu tentang
perangkat aturan yang akan dipakai sebagai cara sederhana dalam menata
kehidupan bersama itu. Apakah para politisi yang telah lolos masuk ruang dewan
terhormat memiliki kapasitas untuk memikirkan dan melahirkan aturan-aturan yang
bisa dipakai untuk menata kehidupan bersama itu? Memang kita tahu ada banyak
perangkat yang telah dihasilkan tetapi perlu juga adanya monitoring dari
pelaksanaan aturan itu dan seberapa jauh membuat evaluasi terhadap aturan yang
berlaku, apakah aturan itu memenuhi rasa aman dan adil, ataukah kehadiran
aturan itu masih jauh dari harapan dan perlu adanya pembenahan sesuai tuntutan
zaman?
Dengan perkembangan
teknologi yang berpengaruh pada pola kehidupan masyarakat saat ini maka
perangkat aturan yang bisa digunakan untuk mengelola kehidupan bersama akan
mengalami pergeseran. Contoh sederhana masalah kebebasan berpendapat. Kalau sebelum
adanya media-media sosial, kebebasan berpendapat untuk mengkritik orang lain
terkesan masih terbatas dan bersifat lokal. Tetapi dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang terus menjamur, kebebasan berpendapat bahkan
kebebasan mencela orang lain jauh lebih terbuka dan menyerang siapa aja tanpa
dibatasi oleh ruang dan waktu. Sebut aja ciutan orang-orang penting di twitter
yang memberikan kritik terhadap lawan politiknya bisa dibaca oleh siapa saja
dan lebih terbuka. Dengan kehadiran media sosial ini, masyarakat umum bisa menilai karakter dan
kepribadian orang lewat bahasa yang digunakan saat menyampaikan ide atau
gagasan yang digunakan lewat media sosial.
Thursday, March 31, 2016
“API UNGGUN” ITU TERUS MENYALA
Membaca tiga buku, yakni Api
Unggun, Be a Leader (Sang Pemimpin) dan Surau Kecil Berdinding Bilik, pikiran
pembaca terus tertuju pada penulisnya, Drs.H.Teteng Jumara, MM. Memang sudah lama beliau menggeluti dunia
sastra dan sastrawan yang mengilhami dan menginspirasinya adalah Pramoedya
Ananta Toer, Sutardji Calzoum Bachri dan Ernest Hemingway. Tiga sastrawan
kawakan ini memang memberikan spirit tulisan yang berbeda. Pramoedya Ananta
Toer, sastrawan yang pernah dibuang di pulang Buru itu sangat kritis terhadap
pemerintah melalui novel-novel yang dihasilkannya. Sedangkan Sutardji Calzoum
Bachri adalah penyair kontemporer yang mendobrak kemapanan dalam berkreasi.
Karena itu di tangan Sutardi, ada kreasi baru dalam berpuisi.
Wednesday, March 30, 2016
DEWASA DALAM COBAAN HIDUP
Kisah perjanjian Lama,
melukiskan pengalaman iman umat Israel tentang Yahwe (Allah orang Israel) yang
senantiasa menyertai mereka dalam setiap detak kehidupan. Pengalaman perjumpaan
dan keterlibatan Yahwe dalam kehidupan bangsa Israel, dituturkan secara turun-temurun dalam lingkup keluarga
dan masyarakat. Kisah Bapa-Bapa bangsa dan peristiwa eksodus bani Israel dari
Mesir dan disusul dengan pengembaraan mereka selama 40 tahun, menjadikan
pengalaman ini sebagai pengalaman kolektif yang tidak pernah hilang dari
ingatan sejarah.
Kisah yang ditutur secara lisan
ini bertahan untuk beberapa generasi dan selanjutnya ditulis sebagai cara untuk
mendokumentasi seluruh pengalaman hidup itu. Kisah penciptaan alam semesta dan
manusia, ditulis dengan amat baik dalam kitab genesis (kejadian). Allah
berperan penting dan yang menjadi tokoh
sentral dari narasi penciptaan itu. Allah dilukiskan sebagai Allah yang
berperan, terlibat dalam seluruh peta penciptaan alam semesta. Mengapa Allah
terlebih dahulu mempersiapkan alam
semesta dan isinya dan manusia diciptakan Allah paling akhir?
Tuesday, March 29, 2016
DUA SAHABAT BERBEDA WAJAH TAPI JUMPA WAKTU KEMBALI
(Obituari Buat Sahabat Rm. Frans Amanue, Pr dan Bapak Felix Fernandez)
Sabtu siang, 26 Maret 2016, selagi mempersiapkan diri untuk perayaan Malam Paskah, saya tersentak mendapat kiriman sms dari seorang sahabat di paling ujung Timur Nusantara. “Sahabat Amanue telah kembali kepada Yang Benar … di RSUD Larantuka. Barusan. Doakan !”. Tiga hari sebelumnya, Rabu siang, 23 Maret 2016, saya sudah dikejutkan dengan sms dari sahabat yang sama, “Mohon doa 1 x Bapa Kami dan 3 x Salam Maria untuk Sahabat Bapak Felix Fernandez”. Dia merasa terdorong untuk menyampaikan kepada saya dan teman-teman yang lain berita duka tentang dua sosok pribadi ini. Mereka berdua pernah berbeda bahkan berseberangan dan jadi catatan sejarah Lewotanah Flores Timur, dan kami terlibat dan menjadi bagian di dalamnya. Rm. Frans Amanue, Pr menjadi sahabat kami dalam MENSA (Menjadi Sahabat), kelompok pastor Keuskupan Larantuka yang mengambil posisi penyuara kritis terhadap Bapak Felix Fernandez, “sahabat” yang menjadi Bupati Flores Timur kala itu. Kedua sms itu seakan membawa saya kembali membuka catatan sejarah itu sekedar mengenang lagi kedua sahabat terkasih.
Dua Wajah Berseberangan
Yang bisa dibilang sebagai casus belli perseberangan adalah banjir badang yang melanda kota Larantuka di awal tahun 2003. Sebagai Bupati, Bapak Felix Fernandez, SH CN (FF) melaporkan dan mengajukan proposal ke pusat untuk penanganan tanggap darurat dan rehabilitasi-rekonstruksi Kota Reinha. Usulan anggaran biaya tak tanggung-tanggung untuk kurun waktu itu, yakni 90 miliar lebih. Oleh Rm. Frans Amanue, Pr (Amanue), perhitungan yang jadi dasar proposal dianggap tidak masuk akal. Semisal, ruas panjang jalan tidak mungkin lebih dari 10 km karena de facto tak sampai 100 meter. Tapi bumbu pernyataan Amanue berikut justru jadi pemicu, “FF hanya mau mengeruk dana pusat untuk memperkaya diri dan kroni”. Merasa tak berniat begitu, FF melapor ke kepolisian sebagai delik aduan pencemaran nama baik.
Monday, March 28, 2016
Online
Beberapa waktu lalu,
terjadi demonstrasi besar-besaran yang dilakukan oleh para sopir taxi
konvensional yang menuntut kepada pihak pemerintah agar segera memblokir
aplikasi yang selama ini dipakai sebagai jaringan untuk menghubungkan para
pelanggan. Tuntutan ini memperlihatkan dua hal yang bertolak belakang. Pertama,
para pendemo merupakan cerminan kelompok orang yang tidak mau tahu tentang perkembangan teknologi. Kedua,
ketidaksanggupan untuk mengikuti arus perkembangan zaman. Secara sederhana dapat
dikatakan bahwa mengapa aplikasi secara online dibuat oleh mereka yang melek
teknologi? Mengapa pula para pengguna jasa online itu lebih nyaman ketimbang
harus mengikuti trasportasi yang dikelola secara konvensional?
Pertanyaan sederhana ini seolah menjadi daya kritis
bagi situasi yang sedang dialami oleh bangsa ini. Transportasi masal yang
menjadi andalan masyarakat belum memberikan rasa aman bagi para penumpang,
Karena itu kehadiran internet dan
penyediaan aplikasi online memberi arti baru bagi perkembangan masa kini dan
untuk seterusnya menjadi sebuah gaya hidup masyarakat modern. Kalau melihat
aksi demonstrasi yang dilakukan oleh para sopir taxi, semestinya tidak
menyelesaikan masalah karena sulit untuk mengontrol lalu lintas transaksi
online yang dilakukan oleh para calon penumpang dengan angkutan yang berbasis
aplikasi online.
Thursday, March 24, 2016
BASUH KAKI: TUMBUHKAN CINTA
Basuh kaki. Sebuah cara sederhana. Tetapi menjadi tidak lazim dan
sederhana ketika Sang Guru melakoni tindakan yang mestinya dilakukan oleh
seorang bawahan. Sang Guru menitipkan pesan tunggal penuh makna, haruslah kamu
saling melayani. Memang, melayani membutuhkan sebuah pengorbanan diri. Sang
Guru harus rela menanggalkan Ke-Allahan-Nya agar disanggupkan untuk berendah
hati. Karena melayani pula, Sang Guru
harus menabrak pola umum, membasuh kaki para murid. Mengapa mesti kaki dan
bukan tangan para murid yang dibasuh? Kaki menjadi penyangga anggota tubuh dan
karenanya setiap saat harus berpijak di tanah. Kalau bersentuhan dengan tanah
berarti ada kotoran berupa debu yang melekat karena itu Sang Guru memilih kaki
para murid untuk dibasuh. Sang Guru yang bertindak sebagai pembasuh juga harus
tunduk ke bawah agar peristiwa pembasuhan kaki bisa terlaksana. Sebuah tindakan
yang benar-benar membutuhkan pengorbanan dan pelayanan menjadi lebih bermakna.
Wednesday, March 23, 2016
TITIAN HIDUP
Oleh: Valery Kopong*
“Hidup yang tidak pernah dipertanyakan adalah hidup
yang tidak pantas untuk dijalani.”
Barangkali benar bahwa ketika menjalani hidup terkadang dilihat sebagai
sebuah rutinitas maka ada bahaya yang muncul yaitu kita terjebak dalam sebuah
rutinitas yang membosankan. Orang tidak melihat pekerjaan yang dilakukan
sebagai bagian dari panggilan hidup tetapi lebih dari itu hanya sekedar untuk
mengisi waktu. Untuk apa kita perlu mempertanyakan tentang hidup dan kehidupan
ini? Lakon hidup apa yang harus aku lakonkan di bawah terik matahari
abadi? Tetapi hidup dan kehidupan yang
beragam selalu mewarnai perjalanan ini, yang kaya tetap bertahan dengan
kemewahannya dan orang-orang miskin tidak takut lagi menghadapi kemiskinan
dirinya.
Tuesday, March 22, 2016
MENGEMBARA
Lama saya bermenung sembari
diterpa angin malam. Rasanya tak pernah ngantuk ketika menelusuri sejarah
Gregorius. Banyak pelaku sejarah yang diwawancarai memberikan kesaksian
yang biasa-biasa saja tetapi justeru
kesaksian yang biasa ini memiliki nilai sejarah yang luar biasa. Berawal dari
lingkungan Bernadus, kemudian berkembang menjadi sebuah wilayah yang melintasi
Kota Bumi. Umat yang hadir tidak lain adalah masyarakat perantau yang
keluar dari rumah dan kampung halaman untuk merantau jauh.
Kisah ini coba dirunut dalam terang
Kitab Suci, mirip umat Israel yang semula hanya satu keluarga Yakub yang
menetap di Mesir untuk mencari
kelimpahan makanan. Mereka kemudian hidup menetap dan beranak cucu. Keberadaan
umat Israel di Mesir bukanlah sebuah kebetulan tetapi berada tepat pada rencana
Allah sendiri. Dari Mesir, Allah, lewat Musa, umat Israel dibimbing keluar
dengan melewati pelbagai tantangan. Laut
merah menjadi sebuah tantangan berat bagi mereka karena tidak ada jalan lain untuk
meloloskan diri dari kejaran serdadu Firaun. Melalui tongkat Musa, laut merah dibelah
dan umat Israel berjalan dengan telapak yang kering.
SAATKU BELUM TIBA
(Sumber inspirasi Yohanes, 2:1-11)
Setiap kali Yesus mengucapkan kata-kata, tersembul sebuah kekuatan
yang luar biasa. Kata-kata yang diucapkan memiliki daya atau energi tersendiri.
Apa yang dikatakan-Nya ketika Maria memintanya, Ia tidak menerima tawaran itu
secara langsung. Ia harus mengelola tawaran itu dalam terang tuntunan Allah.
Karena itu apa yang dikatakan-Nya, walaupun keluar dari mulut-Nya sendiri
tetapi Allah yang sedang berbicara di dalam-Nya.
Tentang “saat” seperti yang tertulis
dalam Injil Yohanes memang perlu dipahami secara mendalam terutama dalam
dimensi waktu yang selalu mengitari kehidupan Yesus. Yesus selalu menyebut waktu ketika
perutusan-Nya sebagai “saat”-Nya. Dalam peristiwa perkawinan di Kana, kata
“saat” ini muncul lagi sebagai pemenuhan
tawaran dari ibu-Nya untuk menyelamatkan tuan pesta yang kehabisan anggur.
Jawaban Yesus terhadap permintaan yang diberikan oleh ibu-Nya kedengaran aneh.
Tetapi apakah ini merupakan jalan dan saat yang tepat bagi-Nya untuk memperkenalkan
diri-Nya di hadapan publik?
Friday, March 18, 2016
KEBERHASILAN DONA
Pada suatu hari, ada seorang anak
yang bernama Dona. Dia tinggal sebatang kara karena kedua orang tuanya telah meninggal. Dia
tinggal di sebuah rumah kecil, kumuh dan tak layak untuk menjadi tempat
tinggalnya. Walaupun dia hidup sebatang kara, ia tidak patah semangat dalam
kehidupan sehari-harinya dan ia terus berusaha untuk mencapai cita-cita sebagai
chef yang terkenal. Di usia yang beranjak 14 tahun, ia tidak meneruskan
sekolahnya karena tidak mempunyai biaya
yang cukup. Semenjak itu, Dona mencari pekerjaan sebagai pembantu rumah tangga
dan ia diterima di sebuah rumah mewah sebagai pembantu rumah tangga. Keesokan
harinya Dona bekerja di rumah yang mewah itu dengan mencuci piring, mencuci
pakaian, mengepel lantai serta menyetrika pakaian.
Dia sudah terbiasa dengan semua
pekerjaan itu karena sejak usia 7 tahun, ia sudah diajarkan mengenai hidup
mandiri. Ia bekerja dengan penuh semangat setiap hari di rumah mewah itu. Walaupun merasa cape, ia tetap semangat dan tersenyum
dalam menjalani pekerjaannya itu. Dan sampai suatu hari, Dona mendapat upah
karena pekerjaannya itu. Meski upah yang didapat itu tidak terlalu banyak, ia
tetap bersyukur dan sisa upahnya itu
ditabung untuk persiapan masa depannya.
Thursday, March 17, 2016
SOAL MID AGAMA KATOLIK (SD)
MID SEMESTER AGAMA KATOLIK
SD KHARISMA BANGSA
1.
Setiap
orang Katolik ketika dibaptis harus mengenakan nama baptis yang diambil dari
nama….
a.
Nenek
moyang
b.
Keturunan
dari bapak
c.
Santo
atau santa
d.
Keturunan
ibu
2.
Nama baptis yang dipilih mempunyai tujuan agar
setiap orang yang mengenakan nama itu harus….
a.
Mengikuti
teladannya
b.
Hanya
sekedar mengenakan namanya saja
c.
Bertolak
belakang dengan kehidupannya
d.
Bertentangan
dengan ajaran Yesus
3.
Sikap
yang baik saat mengikuti perayaan
Ekaristi adalah…..
a.
Mengobrol
dengan teman
b.
Bermain
HP
c.
Diam
dan mengikuti perayaan Ekaristi
d.
Mengobrol
dengan orang tua
4.
Subscribe to:
Posts (Atom)