Hidup manusia itu ibarat sebuah jarum jam. Pada mulanya jarum jam berjalan, lalu pada suatu saat jarum jam itu berhenti. Kita tidak tahu persis kapan jarum jam itu berhenti. Itulah perjalanan hidup manusia, kita dilahirkan di dunia ini, dan suatu saat kita akan meninggalkan dunia ini untuk selamanya. Kedua peristiwa hidup itu adalah misteri, tiada satu pun manusia yang mampu memilih atas dua peristiwa hidup manusia itu. Kita tinggal pasrah saja sama SANG EMPUNYA KEHIDUPAN, SANG GUSTI.
Dalam perjalanan dan perjuangan kehidupan di tengah-tengah dunia ini, kita diajak untuk selalu siap-sedia dan berjaga-jaga karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak tersangka-sangka. Sikap dan tindakan siap siaga itu diumpamakan seperti pengurus rumah tangga yang hendaknya setia dan bijaksana menanti sang tuannya datang. Kita yang setia dan bijaksana menanti kedatangan Sang Tuan Agung, Sang Gusti, kita akan digabungkan dalam perjamuan kasih bersamaNya di surga.
Pada akhir jaman kita akan diminta pertanggungjawaban oleh Allah Bapa atas karunia-karunia yang Tuhan sudah berikan kepada kita. Apakah kita mengembangkan dan memberdayakan karunia-karunia itu ataukah hanya menyimpannya di dalam hati saja ? Yang diberi banyak karunia, banyak pula tuntutannya. " Barangsiapa diberi banyak, banyak dituntut dari padanya dan barangsiapa diserahi banyak , lebih banyak dituntut lagi."(Inspirasi Lukas 12 : 39-48, 21 Oktober, Suhardi )
0 komentar:
Post a Comment