Bagaimana perasaan kita ketika dikritik orang lain? Ada yang merasa senang dan terbuka terhadap kritikan, tapi ada pula yang merasa kecewa dan sakit hati. Kritik yang membangun tentu sangat berguna, tapi kritik destruktif tentu mengecewakan dan menyakitkan.
Kritik biasanya lebih banyak hanya memandang sisi kelemahan dan kekurangan orang lain. Kita mudah melihat keburukan orang lain dan payahnya kita sering merasa bahwa kita benar. Padahal, coba kita lihat, kalau telunjuk kita sedang menuding ke depan, maka empat jari kita yang lain tertekuk dan menudingke diri kita sendiri.
Menghakimi dan melihat segala kesalahan atau kelemahan orang lain, meski itu sekecil kuman virus corona, adalah pekerjaan yang paling mudah dilakukan. Sedangkan yang paling sulit adalah melihat kesalahan diri kita sendiri meski kesalahan itu begitu besar.
Hari ini kita diingatkan oleh sabda Yesus , "Keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar kayu itu dari mata saudaramu." Kita perlu untuk mengoreksi kita sendiri, sebelum kita mengoreksi orang lain. Atau memperbaiki diri terlebih dahulu, baru kemudian berusaha untuk memperbaiki orang lain, bukan sebaliknya. Mari kita mengoreksi diri dengan jujur. Tidak perlu fokus melihat atau membandingkan diri dengan orang lain. Semoga dengan cara ini, mata hati kita semakin terang dan jelas melihat diri dan orang lain.***( inspirasi:Injil Matius 7:1-5, 22 Juni, Suhardi )
0 komentar:
Post a Comment