Ketika
memulai pelajaran agama Katolik, khusus kelas X, ada sesuatu yang menarik untuk
dicermati terutama terkait materi tentang Kitab Suci Perjanjian Lama. Kitab
Suci (Alkitab) yang kita terima hari
ini, memberikan banyak gambaran tentang proses memulai penulisan. Proses yang
dilalui memang sangat panjang dan memiliki kisah tersendiri. Menelusuri proses
penulisan ini, bisa dibayangkan betapa orang-orang (para penulis Kitab Suci)
pada saat itu dalam keterbatasan sarana dan prasarana namun berusaha untuk pada
akhirnya memulai sebuah karya besar.
Dari catatan-catatan sejarah perjalanan proses penulisan Kitab Suci, kita tahu bahwa para penulis menggunakan kulit hewan (perkamen) sebagai tempat untuk menuangkan tulisan-tulisan. Bisa dibayangkan, berapa kulit hewan yang dibutuhkan untuk memulai proses penulisan Kitab Suci itu? Namun dalam perkembangan lebih lanjut, ditemukan gelagah Papyrus yang menjadi bahan dasar untuk membuat kertas maka para penulis mulai beralih ke kertas sebagai tempat untuk menulis.
Kita
meyakini bahwa para penulis Kitab Suci tidak hanya mengandalkan diri sendiri
dalam memulai sebuah karya besar, terutama menulis Kitab Suci tetapi para
penulis diilhami oleh Roh Kudus. Roh Kuduslah yang bekerja dan memenuhi akal
dan budi mereka sehingga bisa menuliskan Kitab Suci secara baik.
Kitab Suci Perjanjian Lama memuat pengalaman iman umat Israel. Namun sebelum ditulis menjadi sebuah buku yang kita kenal sebagai Kitab Suci, mereka tetap menghidupi Tradisi lisan sebagai sebuah proses pewarisan terhadap generasi-generasi muda. Kisah tentang penciptaan manusia dan alam semesta, kisah keluarnya bangsa Israel dari Mesir, dan kisah-kisah lain, dituturkan secara lisan pada ratusan tahun, yang pada akhirnya ditulis.
Melihat periodesasi kehidupan bangsa Israel dan perkembangan dari waktu ke waktu, dapat kita katakan bahwa tradisi lisan masih memainkan peranan penting dalam penuturan lisan. Antara tahun 1800-1600 sebelum Masehi, periode ini dikenal sebagai zaman Bapa-bapa bangsa Israel, yakni Abraham, Ishak dan Yakub. Berbicara tentang sejarah awal perjalanan hidup orang Israel, tidak terlepas dari panggilan Abraham. Pada usia 75 tahun, Allah memanggil Abram dan Ia menjawabi panggilan itu. Abram menjawabi panggilan Allah itu dengan bergerak keluar dari kampung halamannya dan pergi ke tempat yang dijanjikan oleh Allah. Ada tiga janji yang diberikan oleh Allah kepada Abraham, Bapa segala bangsa, yakni mendapatkan berkat, keturunan yang besar dan tanah terjanji yaitu tanah Kanaan.
sumber gambar: google
Pada
periode Bapa-Bapa bangsa, Kitab Suci belum ditulis. Namun kisah panggilan
Abraham ini menjadi titik awal sejarah perjalanan Israel dan terus dituturkan
secara lisan terutama pada generasi-generasi muda.***(Valery Kopong)
0 komentar:
Post a Comment