Monday, November 14, 2022

Seruan Iman Bartimeus

 

Membaca Injil Luk. 18:35-43, memperlihatkan sebuah tindakan yang mengubah masa kelam si buta untuk menjadi melek dan bisa melihat kembali. Injil Lukas tidak memperlihatkan siapa sebenarnya si buta itu. Namun jika kita membaca Injil Markus 10:46-52, kita bisa melihat bahwa yang dimaksudkan dengan orang buta adalah Bartimeus. Menjadi buta bukan menjadi halangan baginya  untuk melihat Yesus. Namun justeru dalam kebutaan itu, ia sanggup melihat, siapa itu Yesus sesungguhnya.

Iman seorang Bartimeus sangat kuat. Ia berusaha untuk mencari tahu, siapa sesungguhnya Yesus akan lewat di jalan itu. Mendengar bahwa Yesus akan lewat, ia berusaha untuk mencari perhatian agar dirinya yang buta mendapatkan sentuhan kasih, terutama dari Yesus. Semakin ia mencari tahu dan semakin ia berteriak kencang, orang-orang di sekitarnya mengharapkan supaya ia diam. Namun ia berteriak:  “Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!”  Kata-kata yang diucapkan oleh Bartimeus dan kemudian dijadikan sebagai gelar untuk Yesus, mengingatkan kita bahwa seorang Mesias lahir dari keturunan Daud. Mesias yang diramalkan kedatangan-Nya oleh nabi Yesaya dengan menyusuri jalan dan menjumpai orang-orang sekitar.

Kisah ini menarik dan penuh sensasi karena Bartimeus mendapatkan anugerah istimewa. Keterpurukan hidup dan tidak melihat dunia karena mengalami buta matanya, merupakan pengalaman yang menyakitkan. Tetapi pada titik perjumpaan dengan Yesus, ia mengalami titik balik dalam sejarah pengalaman hidup. Seperti Bartimeus yang buta, pernahkah kita mengalami anugerah istimewah dari Tuhan?  Sekecil apa pun pengalaman yang kita alami dalam hidup, pada saat yang sama kita mengalami kehadiran Tuhan. Mengalami kehadiran Tuhan, tidak menuntut kita harus buta terlebih dahulu, namun perlu membuka diri bagi kehadiran-Nya.


Perjumpaan membawa kegembiraan  tersendiri. Karena berjumpa dengan Yesus maka Bartimeus bisa mengalami dunia baru. Tetapi kerinduan terdalam untuk bisa melihat sangat bergantung pada iman seorang Bartimeus. Walau matanya buta namun ia sanggup melihat Yesus sebagai Mesias, penyelamat dengan mata batinnya. Sanggupkah kita mengalami kehadiran Tuhan dalam hidup?***(Valery Kopong)

 

 

0 komentar: