Pada saat saya mengikuti " live in" di lereng gunung merapi, saya merasa ada praktek rohani yang pantas diteladani. Apa itu? Beberapa umat katolik yang akan mengikuti perayaan ekaristi melaksanakan pengakuan dosa. Mereka menyadari betapa hati mereka rapuh dan banyak dosa, maka mereka mengaku dosa sebelum menerima komuni suci, sehingga mereka merasa pantas untuk menyambut Yesus.
Saya rasa praktek rohani ini hendaknya menjadi refleksi kita bersama. Banyak umat saat ini yang diberi kesempatan untuk menerima sakramen pengakuan dosa tidak memanfaatkan rahmat sakramen pengampunan dosa itu dengan baik. Kapan terakhir kita menerima sakramen pengakuan dosa?
Bacaan Iniil pada hari ini mengajarkan dan mengingatkaan kepada kita betapa rahmat sakramen pengampunan dosa sangat dibutuhkan bagi pemulihan kehidupan rohani kita. Yesus menyembuhkan orang sakit lumpuh. Yesus bersabda, "Percayalah, hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni."
Dosa membuat hati kita lumpuh, hati kita terbebani rasa tidak damai. Dosa membuat langkah hidup kita makin terasa berat, sehingga kita tidak semangat untuk menjalani kehidupan kita. Pasti kita tidak ingin hati kita terasa lumpuh dan langkah kehidupan kita makin berat. Marilah kita datang kepada Yesus dalam ruang bilik pengakuan dosa, melepaskan hati kita dari dosa dan meringankan kelumpuhan rohani yang kita rasakan, sehingga kita dapat berjalan dan melangkah dengan bahagia serta memuliakan Allah.***
(Inspirasi :Matius 9:1-8, 02 Juli, Suhardi )
0 komentar:
Post a Comment